Raja gombal

Anda tentu kenal acara ini yang ditayangkan stasiun televisi Trans7 yang baru saja berulang tahun. Diputar tiap Sabtu malam jam 19:00. Isinya perlombaan merayu cewek dengan memakai rayuan-rayuan maut. Acaranya dibagi menjadi 3 babak yaitu : Rantang ( Rayuan menantang), Arapik ( Ané raja spik ) dan Juna Muna ( Maju kena mundur kena ). Babak pertama peserta diberi target supaya sang cewek mau melakukan atau berkata sesuatu sesuai dengan yang ditargetkan. Babak kedua peserta diberi kata kunci, benda dan layar LCD sebagai bahan untuk merayu. Sedangkan babak ketiga peserta lebih bebas merayu korban. Anehnya pada suatu episode ada seorang peserta yang agak feminin ikut acara ini dan tak pelak jadi korban banyolan presenter dan jurinya dengan memberinya sebutan Ratu Gombal bukan Raja Gombal seperti biasanya. Secara keseluruhan acara ini memang ringan dan menghibur, apalagi ditayangkan pas malam Minggu.

Coba kalau acara semacam ini diadakan dengan korban rayuan bukan cewek asli tapi seorang crossdresser. Pasti acaranya lebih seru dan konyol.

Hal semacam inilah yang  terjadi pada saya di sebuah situs jejaring sosial. Beberapa kali saya mendapat teman baru, kemudian tidak beberapa lama mereka mulai merayu saya dengan rayuan-rayuan maut plus gombalannya.  Saya menanggapinya dengan asal saja. Dan biasanya hal ini berlangsung tidak lama. Hanya seumur jagung. Ada yang sehabis merayu-rayu, tahu-tahu akun yang bersangkutan hilang dari daftar teman saya.  Saya tidak tahu persis apa sebabnya. Ada yang setelah merayu berulang kali lama-lama bosan sendiri. Ada juga yang nafsu seksnya kelewat menggebu-gebu sampai akhirnya saya terpaksa menghapuskan pertemanan saya dengan dia. Tapi ada juga yang sampai sekarang kelihatannya masih menjalin hubungan dengan saya.

Setelah saya pikir kejadian-kejadian yang terjadi pada saya kelihatan mirip seperti acara Raja Gombal. Lomba merayu , tapi yang dirayu seorang  crossdresser dan tanpa juri serta hadiah.