KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga akhir-akhir ini semakin banyak disorot. Terutama kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Memang kalau dilihat, kekerasan dalam bentuk apapun selalu berkonotasi negatif.
Tapi ada juga KDRT dalam bentuk lain yaitu BDSM. Kepanjangannya adalah Bondage Domination Sadism Masochism. Kalau yang satu ini dilakukan oleh sepasang kekasih atas dasar suka sama suka.
Aku sendiri waktu sedang ngadi salira ngadi busono dengan kain kebaya kadang-kadang juga menerapkan prinsip-prinsip BDSM atau KDRT terhadap adikku sendiri. Terutama kalau adikku loyo dan sangat sukar untuk diajak semangat. Maksudku adalah supaya dia bergairah dan bersemangat lagi. Jadi tidak ada maksud-maksud lain terutama yang negatif.
Cara ku mengintimidasi si adik pun bermacam-macam :
- Mulai dari memukul dengan telapak tanganku sendiri atau dengan tangan yang tergenggam dan biasanya sesudah itu adikku tegang dan bergairah.
- Mencambuk adikku dengan gagang kemoceng. Reaksinya sama, adikku jadi tegang dan bergairah. Cuma pada waktu pertama kalinya aku selesai melakukan ini aku melihat adikku berbilur-bilur merah kehitaman. Baru sesudah kali berikutnya aku melakukan ini si adik sudah tidak berbilur-bilur merah kehitaman lagi. Tapi adikku masih tetap bisa gairah.
- Menyuntik adikku dengan jarum. Dan sesudah adikku bergairah dan menegang, jarum itu tetap ku tancapkan padanya. Rasanya sakit, nyeri-nyeri sengkring-sengkring tapi nikmat.
Semua cara diatas kulakukan dalam keadaan si adik terlindung oleh kain wiron yang kupakai dengan ketat. Tapi akhir-akhir ini aku sudah hampir tidak pernah melakukannya lagi, karena sepertinya aku dihinggapi kebosanan dan kejenuhan.
Kalau dipikir-pikir KDRT yang kulakukan bukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, tapi bisa dibilang sebagai Kekerasan Dalam Ritual Transgender. Adikku sayang adikku malang, tapi aku betul-betul sayang kepadamu lho dik.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar