Ini adalah lanjutan dari kisah Domina dan Sumi. Setelah Domina berhasil mengerjai dan membalaskan perbuatan yang ditermanya dari Mini kepada adiknya serta berakhir dengan Domina menyemprot adiknya dengan air hingga basah kuyup di kamar mandi.
Sumi
kemudian membuka seluruh pakaiannya setelah ikatan tangan dan kakinya
dibuka oleh Domina serta mengelap seluruh tubuhnya yang basah kuyup
dengan handuk. Tapi pada saat ia masih mengelap tubuhnya dengan handuk,
kakaknya masuk kembali ke kamar mandi dan berkata, "Maafkan kakak, ya
dik. Tapi itulah yang kakak terima dari Mini sesudah kakak jadi model
tata rias. Itu semua gara-gara kamu juga, dik". Kemudian dipeluk dan
diciuminya adiknya. Keduanya kemudian menangis sesenggrukan.
Beberapa
waktu kemudian, ibu mereka kembali ada acara demo tata rias tradisional
dan kembali sang ibu mengajak kedua anaknya untuk ikut membantu acara
itu. Peran kedua anak itu masih sama dengan yang sebelumnya, Domina jadi
model dan Sumi membantu ibunya memperagakan cara memakai kain wiron.
Tapi kali ini sang ibu juga meminta bantuan dari Mini untuk ikut menjadi
model dan Mini tidak bisa menolak permintaan dari ibu Domina karena ia
pernah berhutang budi dirias oleh ibu Domina pada waktu wisuda.
Sementara bagi Domina hal ini seperti mengulang kembali peristiwa yang
masih membuatnya trauma.
Beberapa hari sebelumnya karena Domina
mengetahui kalau Mini juga akan ikut menjadi model, maka ia membuat
siasat untuk menjebak Mini dan mengajak adiknya untuk bersekongkol
dengannya.
Tibalah hari H nya. Setelah acara peragaan tata rias
selesai, Domina, Sumi dan Mini dengan masih berpakaian kain kebaya
buru-buru pamit pada ibu Domina untuk pergi bersama ke suatu tempat.
Mini sama sekali tidak curiga terhadap Domina. Apalagi mereka berdua
sama-sama ribetnya pakai kain kebaya. Ternyata Domina sudah memesan
mobil untuk membawa Mini beserta adiknya ke suatu rumah. Di rumah itulah
Domina bermaksud untuk membalas dendam kepada Mini.
Sesampai di
rumah itu, Mini dipersilahkan berjalan duluan dimuka. Mini masih tidak
curiga sama sekali, karena mereka hanya bertiga. Rumah itu seperti villa
dan Mini memang betul-betul menikmati suasana rumah itu. Tapi begitu
sampai ke dalam ruangan yang tertutup, maka Domina dan Sumi segera
beraksi menyergap Mini dari belakang dan mengikat tangan Mini di
belakang punggungnya. Mini jadi kaget dan berkata, "Rupanya kamu masih
dendam sama aku, Ina". Tapi Mini tidak melawan. Mini didudukkan di
kursi, Domina kemudian berkata, "Kedudukan kita masih belum imbang,
Mini. Masih 1 - 2 untuk kemenangan kamu. Makanya mau aku samakan biar
jadi imbang 2 - 2". Mini menjawab, "Memangnya kita baru main sepakbola.
Ya terserah kamu saja, dah". Mini berkata dengan pasrahnya.
Sesudah
itu kedua kakak beradik itu beranjak pergi dari ruang itu, karena
bermaksud untuk berganti pakaian. Tapi tiba-tiba datang beberapa teman
cewek mereka yang ternyata telah dihubungi Mini lewat ponselnya selama
dalam perjalanan. Mini bermaksud meminta bantuan mereka untuk menangkap
dan mengikat kedua kakak beradik itu jika keadaan tidak menguntungkan
bagi Mini seperti saat ini. Domina sendiri memang tidak mengunci pintu
rumahnya, karena tidak mengira kalau Mini ternyata sudah mengkontak
teman-temannya selama dalam perjalanan.
Salah seorang dari mereka
yang dianggap sebagai ketuanya bernama Leslie Arimbi. Tapi karena Leslie
Arimbi tidak pernah mempunyai cowok, maka teman-temannya menyindirnya
dengan memanggilnya Lesbi yang sebetulnya juga merupakan singkatan dari
nama LESlie arimBI
sendiri. Memang penampilan Lesbi sendiri juga macho dan selalu memakai
celana serta tidak pernah memakai rok. Lesbi segera mengkomando anak
buahnya, "Tangkap Domina sama adiknya. Ikat mereka kencang-kencang".
Maka teman-teman Lesbi pun segera menangkap Domina dan Sumi serta
mengikat tangan dan kaki mereka.
Setelah Domina dan Sumi selesai
diikat dan didudukkan di kursi, Mini berkata, "Ina, inilah rencana
cadanganku dan pasukanku. Apa kamu juga punya rencana cadangan dan
pasukan cadangan ? Aku kira kamu tidak punya, betul kan ? Sekarang aku
mau ganti pakaian dulu, sementara kamu berdua tetap pakai pakaian kamu
itu ya. Jangan ganti pakaian. Kain kebaya cocok untuk kamu berdua.
Lesbi, sekarang lepaskan ikatan tanganku".
Lesbi pun mendekati
Mini, memegang-megang ikatan tali di tangan Mini dan mulai
membukanya. Tapi kemudian ia menghentikannya dan tali itu masih mengikat
tangan Mini serta berkata, "Dibuka apa enggak ya enaknya ? Enaknya kita
lempar pertanyaan ini ke floor. Bagaimana teman-teman ? Di buka apa
dikencengi lagi talinya ?". Teman-teman mereka menjawab, "Jangan
dibuka". "Dikencangi lagi saja". Dan sebagainya. Tapi tidak ada yang
menjawab "Dibuka". Lesbi kemudian berkata, "Mini, kamu dengar sendiri
kan jawaban dari teman-teman kita. Negara kita kan negara demokrasi.
Sekarang aku harus kembali mengencangkan ikatan tanganmu". Dan ia pun
mengencangkan kembali ikatan tangan Mini. Lalu berkata, "Bagi kami lebih
menyenangkan untuk punya 3 submissive daripada hanya punya 2
submissive. Ya kan teman-teman ?. Sekarang kami mau inspeksi dulu
keadaan rumah ini. Kamu bertiga disini saja". Tapi karena Mini hanya
diikat tangannya, maka Lesbi kemudian mengikat kaki Mini juga. Mereka
kemudian meninggalkan Mini, Domina dan Sumi duduk di ruang itu.
Begitu
ditinggal Lesbi dan teman-temannya, Domina mulai berusaha membuka
ikatan tangan adiknya. Mereka duduk berdekatan, sedangkan Mini duduk
agak jauh. Tapi ternyata sulit untuk membuka ikatan tangan adiknya.
Kemudian ganti Sumi yang mencoba membuka ikatan tangan kakaknya.
Hasilnya sama saja. Mini lalu berkata, "Gimana ? Bisa nggak ? Coba aku
bantu". Mini kemudian menggeser duduknya hingga mendekati Domina dan
Sumi serta mencoba membuka ikatan tangan mereka. Pertama mencoba membuka
ikatan tangan Domina, kemudian ikatan tangan Sumi. Tapi tidak ada yang
berhasil.
Domina kemudian mulai menyindir Mini, "Rencana cadangan
dan pasukan cadangan ya ?". Sudut-sudut bibirnya ditariknya ke bawah
dan mencibir Mini. Lalu disambungnya lagi, "Rencana cadangan sama
pasukannya makan tuan sendiri ya ?". Mini jadi panas. Domina yang tadi
posisinya sudah berhadap-hadapan dengannya sekarang ditantangnya. Wajah
Mini didekatkannya ke wajah Domina dan bahu Mini disenggol-senggolkannya
ke bahu Domina. Domina jadi terpancing dan menanggapi tantangan Mini.
Keduanya kemudian beranjak dan berdiri dari tempat duduknya. Mini
terlebih dulu mendorong Domina ke belakang dengan bahunya, tapi Domina
membalas dengan lebih kuat sehingga Mini jatuh dan Domina menindihnya.
Sumi yang melihat jadi takut. Tapi untungnya Lesbi dan kawan-kawan
segera kembali ke ruangan dan melerai mereka serta mendudukkan mereka
kembali ke kursi.
Lesbi
kemudian berlagak seperti orang tua yang menasehati anaknya. "Kalian
berdua ini bagaimana sih ? Masak malah berkelahi. Sudah pakai kain
kebaya sama sanggulan malah berkelahi. Kok nggak ada feminin-femininnya
sama sekali. Mestinya kan merasa senasib sepenanggungan. Kan kalian
sama-sama jadi tawanan. Ayo kalian yang rukun. Saling berciuman ! ".
Mungkin kata-kata itu memang menyadarkan Domina dan Mini. Keduanya pun
kemudian saling berciuman. Tapi kemudian Lesbi dan kawan-kawan
kembali meninggalkan mereka bertiga, karena tetnyata inspeksi mereka
keliling rumah belum selesai dan terganggu oleh suara gaduh Domina dan
Mini.
Mini kemudian berkata, "Sorry ya tadi aku emosi. Habis
ternyata rencanaku tidak berhasil, malah menjadi senjata makan tuan.
Persis seperti kata-katamu. Maafkan aku ya, Ina". Ina menjawab, "Gak
apa-apa. Namanya manusia kadang Kadang bisa emosi. Aku juga minta maaf
ya sudah mancing emosi kamu". Kemudian keduanya saling berciuman.
Tiba-tiba adiknya berkata, "Toss dulu dong kalau gitu". Mini dan Domina
jadi bingung, mau toss tapi tangannya terikat di belakang punggung.
Kemudian keduanya saling membelakangi dan toss dengan tangan yang masih
terikat di belakang punggung.
Sebentar kemudian Mini berkata,
"Ina, apa kamu juga masih dendam sama aku soal aku ngerjain kamu ?
Pasti kamu masih tidak bisa melupakan peristiwa itu ya ? Aku minta maaf
déh soal itu. Tapi kamu kan juga pernah ngerjain aku kan ? Yah, namanya
permainan BDSM. Begitulah jadinya. Apalagi aku sama kamu kan sama-sama
suka jadi dominant. Ya kan, Ina ?".
Pada waktu yang bersamaan
ketika Domina dan Mini masih bercakap-cakap, datanglah Lesbi dan
kawan-kawan. Lesbi langsung berkomentar, "Nah, gitu dong. Yang rukun,
kan enak jadinya. Masak pakai kain kebaya kok berkelahi. Nggak feminin
dong. Sekarang daripada cuma duduk ngejogrok di situ, kita adain lomba
yuk ".
Lomba pertama tarik tambang. Karena pesertanya 3, maka
Lesbi jadi bingung. Lalu didapatnya akal, tarik tambang hanya diikuti
oleh Mini dan Domina, karena sebelumnya Mini dan Domina sudah berselisih
dan sempat berkelahi sebelumnya. Kata Lesbi, "Tarik tambang ini hanya
untuk kamu, Mini dan Domina. Karena sebelumnya kamu berdua sudah sempat
berkelahi. Jadi ini sekalian untuk hukuman buat kalian". Mini dan
Domina harus memegang tali dengan tangan yang terikat kebelakang dan
mereka saling membelakangi. Kemudian mereka harus berjalan sambil
kesrimpet-srimpet jarik dan tali yang mengikat kaki mereka. Hasilnya
Domina menang, maka Mini dihukum dengan dicekoki pisang.
Lomba
kedua, Domina, Sumi dan Mini, mereka suruh lari dalam keadaan tangan
dan kaki terikat. Bisa dibayangkan kesulitan yang mereka hadapi.
Pertama mereka bersanggul dan memakai kain kebaya, kedua tangan dan kaki
mereka terikat. Domina, Sumi dan Mini jadi geli sendiri. Tapi Lesbi
berkata, "Kalian jangan tertawa dan bercanda. Ini serius. Yang kalah
nanti harus minum jamu tanpa gula dan madu". Mereka pun berlari di dalam
ruangan yang cukup luas. Ruangan yang panjangnya sebetulnya cukup cepat
untuk dicapai dengan berlari jika dalam keadaan normal. Tapi jadi lama
jika harus berlari dalam keadaan kaki terikat. Sumi, karena paling
sering dan sudah agak terbiasa memakai kain kebaya, maka jadi
pemenangnya. Disusul oleh Domina dan yang terakhir adalah Mini. Maka
Mini harus minum jamu pahit. Tanpa ampun mereka mencekoki Mini hingga
Mini muntah.
Lomba ketiga membawa kelereng dalam sendok dengan
mulut. Ketiga-tiganya gagal, kelerengnya jatuh. Maka mereka bertiga
dihukum. Dan hukumannya mereka di hogtied. Domina dan Mini protes dan
berkata, "Wah, Lesbi ini kan akal-akalan mu sendiri. Coba kamu yang
dalam posisi kami. Pasti kamu juga tidak bisa". Tapi Lesbi tetap cuek
dan tidak menggubris protes mereka.
Lomba
keempat, Lesbi kehilangan ide mau lomba apa lagi. Karena Domina, Sumi
dan Mini sudah dihogtied. Maka mereka kembali disuruh balapan lari atau
tepatnya ngesot atau merayap di lantai dalam keadaan dihogtied. Tempat
yang dituju jaraknya cukup jauh. Maka mereka pun protes. Lesbi jadi
tidak sabar dan berkata dengan setengah membentak, "Ayo jalan ! Ayo
mulai !" sambil menabok pantat mereka satu demi satu. Sementara
teman-teman yang menyaksikan hanya tertawa. Maka dengan terpaksa
mulailah Domina, Sumi dan Mini mengesot di lantai. Meraka kemudian
membalikkan badan menghadap keatas, supaya bisa bergerak dengan kaki dan
tangan mereka di bawah.
Untung
disaat mereka masih berjuang mengesot di lantai, ponsel Domina
berbunyi. Ternyata kedua orang tua Domina sedang dalam perjalanan menuju
rumah itu. Maka cepat-cepat Lesbi dan kawan-kawan melepaskan ikatan
Domina, Sumi dan Mini. Mereka kemudian meringkasi dan mengemasi
barang-barang mereka dan kabur dari rumah itu. Sementara Domina, Sumi
dan Mini cepat-cepat berganti pakaian dan membuka sanggul mereka. Mereka
kuatir kalau orang tua mereka memergoki mereka masih berkain kebaya dan
kain kebaya mereka dalam keadaan lungset dan kotor. Selain itu Domina
dan Mini sempat sepakat untuk bekerja sama membalas dendam kepada Lesbi.
Sabtu, 23 November 2013
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar