Apakah anda pernah mengalami hal itu ? Salah kostum artinya kurang
lebih seseorang berpakaian paling lain sendiri dibandingkan dengan
orang-orang lainnya dalam suatu event. Misalnya seseorang memakai kaos
oblong, sementara orang-orang lain memakai dasi dan jas.
Salah
kostum bisa berbeda-beda tingkat kesalahannya mulai dari yang tidak
ekstrim seperti misalnya seseorang memakai kaos yang berkerah, sedangkan
yang lain semuanya memakai baju. Sampai ke yang ekstrim misalnya
seseorang memakai kaos dan jeans, sedangkan yang lain memakai dasi, jas
dan pantalon.
Salah satu event yang bisa membingungkan dan
berpotensi menyebabkan terjadinya salah kostum adalah pernikahan.
Terutama pernikahan antara dua insan yang berbeda ras atau suku.
Jangankan
pernikahan antara dua insan yang berbeda ras atau suku, pernikahan dua
insan yang sesuku pun dapat berpotensi membingungkan. Saya sendiri
pernah datang ke suatu pesta pernikahan orang Tiong Hoa, ternyata pihak
penerima tamu dan kerabat-kerabat pengantin yang wanita mengenakan
kebaya dan kain batik bercorak Pekalongan. Meskipun mempelai wanitanya
tentu saja memakai gaun pengantin Barat dan bukannya kain kebaya.
Apalagi
di pernikahan antara dua insan yang berbeda ras atau suku, bisa timbul
beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama, pernikahan memakai adat dari
mempelai wanitanya. Kemungkinan kedua, pernikahan memakai adat dari
mempelai prianya. Kemungkinan ketiga, pernikahan memakai kombinasi adat
dari kedua mempelai. Atau kemungkinan malah menggunakan adat yang lain
seperti misalnya adat internasional atau Barat.
Kemudian para
tamunya sendiri juga bisa berpakaian macam-macam sesuai dengan suku atau
rasnya masing-masing. Wanita-wanita Jawa terutama yang sudah cukup
berumur akan cenderung memakai kain kebaya waktu kondangan. Sementara
yang lebih muda cenderung mengenakan pakaian Barat.
Ada satu event
yang saya lihat dengan mata kepala sendiri dimana beberapa wanita atau
gadis sama-sama memakai pakaian adat suatu daerah dalam hal ini adat
Jawa. Kelihatannya mereka merupakan kerabat dari sang mempelai dan
sedang menunggu rombongan yang lain di depan rumah. Tapi cuma seorang
yang memakai kain jarik yang masih asli berupa lembaran dan diwiru
dibagian depannya serta dikenakan dengan cukup ketat. Kebayanya yang
dipakai kebaya panjang. Sedangkan yang lain memakai bawahan yang berupa
kain jarik yang sudah dijahit dengan bentuk cukup longgar dan tidak
meruncing kebawah. Si gadis yang memakai jarik wiron asli dengan cukup
ketat itu kurang lebih berkata begini, "Wah, enak ya pakai yang sudah
dijahit. Tidak seperti yang saya pakai". Padahal mereka sama-sama
memakai busana adat Jawa yaitu kain kebaya. Cuma bedanya yang seorang
memakai bawahan berupa jarik asli yang diwiron dan dipakai dengan ketat
sementara yang lain memakai jarik yang sudah dijahit menjadi rok yang
cukup longgar dibagian bawahnya.
Kembali ke cerita saya tentang 2 bersaudara gadis yang pergi ke resepsi
dimana yang lebih muda terpaksa memakai kain kebaya sementara yang
lebih tua malah mengenakan strapless mini dress. Ada beberapa
kemungkinan yang bisa terjadi di resepsi pernikahan tersebut.
Kemungkinan pertama tidak ada sama sekali orang lain yang memakai kain
kebaya. Kemungkinan kedua ada beberapa yang merupakan sebagian kecil
memakai kain kebaya. Kemungkinan ketiga ada lebih banyak orang yang
memakai kain kebaya daripada yang memakai pakaian pesta Barat.
Bagaimanakah
respon dari si adik yang memakai kain kebaya ? Tergantung dari suka
atau tidaknya terhadap busana itu. Jika memakainya karena terpaksa,
bisa jadi timbul rasa ketidak percayaan terhadap diri sendiri, malu dan
perasaan rendah diri kalau ternyata tidak ada orang lain atau hanya
sedikit yang memakai busana seperti itu. Tapi jika memang ada kesukaan
terhadap busana kain kebaya, bisa jadi timbul kebanggaan jika melihat
tidak ada orang lain atau hanya sedikit yang memakai busana seperti
itu.
Selain itu faktor kenyamanan dan sudah biasa dengan busana
kain kebaya juga mempengaruhi. Seseorang yang sebetulnya suka akan kain
kebaya, tapi baru sekali memakai pakaian tersebut bisa jadi grogi jika
melihat ternyata tidak ada orang lain atau hanya sedikit yang memakai
busana seperti itu. Atau seseorang yang sebetulnya suka kain kebaya,
tapi kurang nyaman dengan pakaian itu bisa jadi juga grogi jika
melihat ternyata tidak ada orang lain atau hanya sedikit yang memakai
busana seperti itu.
Berbeda lagi jika yang memakai kain kebaya itu
seseorang yang suka sensasi. Bisa jadi ia malah menyukai jika ternyata
tidak ada orang lain atau hanya sedikit yang memakai busana seperti
itu. Sensasi berkain kebaya yaitu seperti sensasi sulit untuk
menggerakkan kaki ketika hendak melangkah hingga mengharuskan pemakainya
untuk berhati-hati dan perlahan-lahan dalam setiap melangkah. Dan
selanjutnya setiap gerakannya akan menjadi lambat hingga kelihatan
anggun. Atau sensasi kebaya yang biasanya ukurannya pas dibadan hingga
memperlihatkan keindahan bentuk badan pemakainya. Atau sensasi kain
kebaya yang secara keseluruhan lebih terlihat menutup tubuh hingga
berkesan sopan.
Bagaimanakah dengan diri anda sendiri ? Apakah
anda sering pergi ke resepsi dengan pakaian semacam itu atau anda
menghindari untuk memakai pakaian semacam itu ?
Minggu, 22 September 2013
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar