Tahun ini rekyat Indonesia baru saja selesai merayakan pesta
besar-besaran. Pesta demokrasi memilih pemimpin negara kita yang
tercinta. Dan hasilnya seperti yang sudah kita ketahui bersama. Jokowi
terpilih menjadi presiden RI. Sosok pemimpin yang masih muda dan lahir
dari rakyat. Meski pada awalnya banyak yang ragu karena minimnya
pengalaman beliau. Banyak juga yang sinis, pesimis dan ada yang
berkata kalau ia hanya bermodal wajah lugu saja bahkan ada yang
mengatakan kalau ia tidak lebih dari seorang tukang mebel. Tapi karir
politiknya melejit begitu cepat. Dari wali kota Solo menjadi gubernur
DKI. Dan belum genap 5 tahun sudah menjadi Presiden RI.
Gayanya
yang khas yaitu blusukan, suka berlari dan pemikiran-pemikirannya yang
berorientasi ke arah perubahan yang lebih baik hingga sering
disebut-sebut sebagai revolusi mental. Mungkinkah ia ini adalah satria
piningit yang kita tunggu-tunggu ? Ratu adil yang akan menciptakan
kesejahteraan bagi segenap rakyat Indonesia ? Semoga saja, begitulah
paling tidak harapan kita semua.
Tapi dibalik semua itu, dibalik
setiap pria yang hebat selalu ada wanita kuat yang mendukungnya. Dan itu
adalah ibu negara kita, Iriana. Beliau selain cantik juga anggun serta
pandai dalam memilih busana yang cocok dikenakan untuk mendampingi
suami tercintanya. Dan tahukah anda apa busana pilihan beliau untuk
mendampingi sang presiden di acara-acara resmi ?
Tentu saja
seperti yang telah anda lihat ia memilih busana nasional kita kain
kebaya. Tapi tidak main-main dan bukan sembarang kain kebaya atau asal
kain kebaya. Disaat wanita yang lain lebih memilih kebaya yang sudah
dimodifikasi menjadi kebaya modern, beliau malah memilih kebaya
tradisional. Dan disaat bersamaan pada waktu wanita yang lain lebih
memilih sarung atau kain batik yang sudah dijahit menjadi rok, beliau
malah memilih kain batik berwiru yang pemakaiannya lebih ribet. Beliau
bahkan melengkapinya dengan selendang yang disampirkan di pundak. Serta
tidak lupa sanggul tradisional menghias kepala beliau.
Kalau
melihat hal ini dapat ditarik kesimpulan ternyata revolusi tidak cocok
diterapkan di segala bidang. Bidang kebudayaan khususnya busana tidak
cocok untuk di revolusi. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati budayanya. Disamping itu jika suatu bangsa lupa akan
budayanya maka akan menjadi seperti tanaman yang tercabut dari akarnya.
Sekalipun dengan demikian dapat dikatakan kalau busana yang dikenakan
beliau adalah busana jaman dulu yang ketinggalan zaman. Tapi memang
begitulah busana nasional wanita Indonesia yang masih pakem dan tidak
dimodifikasi. Kalaupun dimodifikasi terutama kalau sudah melenceng jauh
sudah tidak dapat dikatakan sebagai busana nasional lagi.
Cara
berbusana beliau bahkan oleh pers dibanding-bandingkan dan
disebut-sebut sangat mirip dengan cara berbusana almarhumah ibu Tien
yang juga selalu memakai kain kebaya. Kebaya kutu baru dengan bawahan
kain wiron dan dilengkapi dengan selendang. Sangat klasik dan elegan
serta anggun. Pada pelantikan suaminya menjadi presiden, beliau memakai
kebaya orange dengan motif bunga. Dan ketika ditanya wartawan kenapa
beliau memilih kebaya warna orange, beliau mengatakan kalau itu adalah
pilihan dari suaminya.
Di acara berikutnya yaitu pelantikan para menteri, beliau memakai kebaya panjang warna biru dengan motif bintik-bintik.
Satu
pesan buat Bapak Presiden kalau sedang menghadiri acara formal dan sang
ibu sedang memakai kain kebaya, tolong jangan disuruh lari-lari. Karena
kebiasaan Presiden baru kita yang suka berlari-lari. Seperti juga pada
waktu acara pengumuman dan pengenalan para menteri, para menteri pun
juga berlari-lari kecil begitu namanya disebut oleh sang Presiden. Ingat
kalau sang ibu negara sedang memakai kain kebaya dan adalah bukan suatu
hal yang normal kalau seorang wanita yang memakai kain kebaya
berlari-lari. Sebab kain wiron yang dipakai biasanya sempit dibagian
bawah. Belum lagi gambaran yang sudah melekat pada wanita Jawa kalau
para wanita Jawa selalu lemah lembut, anggun dan gemulai. Bahkan ada
pameo yang mengatakan "alon-alon waton kelakon". Artinya biar lambat
asal terlaksana. Lagi pula ibu negara kita adalah wong Solo. Karena itu
biarlah yang berlari para menteri, staf dan seluruh jajaran
pemerintahan. Demi tercapainya kesejahteraan negara kita tercinta.
Kamis, 30 Oktober 2014
Old fashioned lady vs mental revolution gentleman
Label:
jarik
,
kain batik
,
kain kebaya
,
kain panjang
,
kain wiron
,
kebaya
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar