7 personil boyband Korea berwajah tercantik menurut On The Spot Trans7 : ( 7 Korean boyband personnels who have the most beautiful faces according to On The Spot Trans7 : )
Waktu
aku masih duduk di taman kanak-kanak, aku ingat suatu permainan yang
selalu dilakukan tiap hari di waktu pelajaran kelas. Namanya "sapu
tangan". Permainannya dilakukan di halaman sekolah, kami para murid
jongkok melingkar membentuk sebuah lingkaran. Salah seorang murid yang
jadi akan berjalan mengitari sebelah luar lingkaran sambil memegangi
sebuah saputangan. Para murid kemudian menyanyikan lagu seperti ini
"sapu tanganku putih, terbuat dari kain, wanginya bukan main, siapa yang
belum punya harus mengejar saya". Diakhir lagu itu kemudian anak itu
harus menjatuhkan saputangannya di atas kepala anak yang berjongkok yang
berada paling dekat dengannya. Kemudian anak yang kejatuhan saputangan
itu harus berdiri dan berlari mengejar anak yang menjatuhkan saputangan
serta mendapatkannya. Bila tidak berhasil, maka posisinya didalam
lingkaran digantikan oleh anak yang tadi menjatuhkan saputangan.
Demikian terus berulang-ulang.
Aku sendiri mempunyai kesan yang
khusus terhadap saputangan. Waktu kecil aku merasa geli terhadap
benda itu. Mungkin karena bentuknya yang relatif lebih kecil jika
dibandingkan celana atau baju apalagi yang namanya saputangan wanita.
Tapi
sekarang keberadaan saputangan sudah berubah, para wanita lebih suka
memakai tissue daripada saputangan. Saputangan sekarang sudah jarang
dipakai para wanita. Tapi para pria masih suka memakai saputangan
daripada tissue.
Para pemakai tissue mungkin mempunyai alasan
kepraktisan. Tissue tidak usah dicuci, dikeringkan dan disetrika jika
sudah kotor. Tapi cukup dibuang dan kita bisa langsung mengambil tissue
yang baru lagi. Sedangkan saputangan perlu dicuci, dikeringkan dan
disetrika jika sudah kotor.
Dari segi ekonomis, saputangan lebih
ekonomis daripada tissue.Tapi akhir-akhir ini ada gerakan yang ingin
kembali memasyarakatkan saputangan dan menggalakkan kembali pamakaian
saputangan dengan alasan go green atau issue sadar lingkungan.
Saputangan dinilai tidak menyebabkan limbah yang lebih banyak daripada
tissue. Padahal tissue sendiri juga dibuat dari kertas yang notabene
lebih mudah hancur daripada plastik.
Pada jaman dahulu, aku masih
ingat dan sering melihat para wanita jika bepergian selalu membawa
saputangan. Jika mereka malu atau karena hal lain, maka mereka akan
menutupi mulut mereka dengan saputangan. Suatu pemandangan yang indah
dan romantis. Karena saputangan biasanya mempunyai corak dan warna. Beda
dengan tissue yang selalu polos dan berwarna putih.
Soal
saputangan ini, aku pernah melihat suatu pemandangan yang agak aneh di
tempat ibadah. Sepasang suami isteri yang sudah cukup berumur
masing-masing membawa saputangan. Tapi si isteri memakai saputangan pria
yang ukurannya besar, sedang si suami memakai saputangan wanita yang
ukurannya kecil.
Mungkin si isteri punya alasan berhubung
saputangan pria lebih besar ukurannya daripada saputangan wanita. Jadi
kalau untuk membersihkan bisa lebih maksimal. Dan jika untuk
membersihkan keringat, maka akan lebih lama untuk menjadi basahnya.
Sedang
si suami mungkin punya pemikiran berhubung saputangan wanita lebih
kecil ukurannya daripada saputangan pria, maka lebih praktis untuk
dibawa dan dikantongi.
Tapi fenomena ini sering aku lihat, jadi
bukan hanya untuk sekali itu saja. Dan kelihatannya para wanita yang
memakai saputangan pria itu normal saja perilakunya. Demikian juga
dengan para pria yang memakai saputangan wanita itu berperilaku normal
saja.
Di
Kompastv akhir-akhir ini baru ramai-ramainya acara yang bernuansa humor
standup comedy. Ada lebih dari 1 acara, bahkan sampai ada 4 acara.
Kelakar, Ala Ryan, Comic Action dan 189 Derajat. Masing-masing punya
host yang seorang komik.
Kemarin di acara Ala Ryan, temanya adalah
Make Over. Begitu aku mendengar tema dan bintang tamunya adalah dokter
Boyke serta dokter Sonia Wibisono. Aku langsung jadi tertarik dan tv
pun tidak jadi aku matikan.
Aku pikir temanya saja sudah
nyerempet-nyerempet salah satu hobiku dan hobi kaumku. Apalagi bintang
tamunya yang seorang juga mirip-mirip dengan kita. Gaya bicaranya dan
gerak-geriknya. Sebenarnya bukan cuma salah satu bintang tamunya yang
mirip dengan kita, tapi yang seorang memang asli cewek kayak kita. Lagi
pula cantik. Jadi bisa dikatakan kedua bintang tamunya sama dengan kita.
Betul
juga begitu mendapat kesempatan open mic, dokter yang pakai kacamata
itu bicaranya langsung nyerempet-nyerempet. Katanya kalau pasien yang
datang cowok, seringnya mengeluh perihal persenjataannya. Mulai dari
kurang panjang, kurang besar sampai kurang hitam. Kalau pasien yang
datang cewek, seringnya mengeluh kalau sekarang jadi kayak jalan tol
yang kelebaran.
Sampai akhirnya waktu giliran game speak up, si
dokter itu bilang "percuma kalau sudah di make over, tapi masih nggak
bisa berdiri". Kalau kalimat itu sih buat aku, memang cocok. Kalau sudah
di make over, harusnya sudah tidak bisa berdiri. Masak sudah di make
over mahal-mahal, masih bisa berdiri juga.
Omong-omong si dokter
yang satu ini, tepatnya si doktor ini memang sesuai dengan namanya,
sukanya ngodok yang kotor-kotor. Meminjam lawakannya warkop DKI dulu.
Tapi
si dokter yang satu ini walaupun ngomongnya sudah dibantu sampai
nyerempet-nyerempet, akhirnya masih kalah juga di game speak up dan
harus masuk ke wall of shame.
After I read a posting about a crossdresser who let himself get caught when he's doing crossdressing, I like to share my experience about it too.
Truly I also have a curious feeling what if someone see me in a women's dress with makeup too. I also have a thinking that I will confess it to my older sister. The one that who I already have told you many times in my postings. But I'm still not sure about telling the truth to my sister.
But several times I ever did show myself when doing crossdressing in front of my former neighbour. He's a boy who has a mental disorder, mental retardation.
First I want to say sorry to all of children who have mental disorder. I do not mean to insult, ridicule or disparage them. I even have sympathy for them. But I just think practically, because I presume that the boy will not be a valid eyewitness of me when I'm doing crossdressing.
Beside that I never bother him at all when I am showing myself in women's dress. I even never say something that ridiculed him. But the fact is the other way around of course. He ridiculed me and said that I am a sissy. He shouted among others, "sissy, sissy, beautiful, sissy !". The other time when I wore orange blouse, he shouted "yellow !, yellow !, sissy !". My feeling was not mad or angry, but I was a little glad. His words even turned me on. It burned my lust a little bit. Funny ! It happened when I was wearing traditional Javanese dress called kain kebaya.
One thing that makes me wonder is he knew that I am sissy. Thus, did he know the real me ? Did he know that I was one of his neighbours ? Did he know and recognize me when I wear my normal clothing ? Did he know that the person who wears normal clothing is the same person who wears women's dress ?
Maybe I should question myself about that and think all of the possibilities. What if he knew the real me and said it to his parents ? What if his parents believed him ? But in fact, I almost don't think about it at all. Rather than think about it, I think that the show must go on.
When I showed myself doing crossdressing in front of that boy, I did several things like this :
I liked to walk and sway flirtatious on purpose with direction that approached him. That time we only separated by my front yard. He was on the street in front of my house.
I smiled and waved him.
I pretended to be shy and covered my mouth with woman handkerchief when he shouted at me " sissy ! sissy ! beautiful ! sissy !".
I just stood in sexy position. A position that can show my curves.
Beside showing myself to a boy that I tell you above, I ever did show myself to people who pass in front of my house. That time it was still daylight. I was in front of my front door. And I did it on purpose. It happened when I was wearing traditional Javanese dress called kain kebaya.
The first one is a younger man who is an itinerant food trader. He turned his face and saw me for a while, showed me no expression except normal expression, no surprise. Then he passed my house.
The second one is a woman who looks older than me. She showed me the same expression as the first one. No expression, except normal expression, no surprise. Then she passed my house.
But the other times I also ever get caught when I was crossdressing by my neighbours. These times I didn't do it on purpose. Even I mean to do it carefully so I didn't get caught by others while I am doing crossdressing. It happened when I was wearing traditional Javanese dress called kain kebaya.
It was still early morning, I was standing on my porch. But the lights and the moon is enough to illuminate the situation around my house. Suddenly, my neighbour, a male who's older than me appear behind the wall that separate my house and his house. He seemed to look at me. Altough I was not very sure, but his face looked at my direction. My heart beat faster that time. He stared at me for a while, then he's gone. After he's gone, I dared to move and enter my house.
Then I thought, what happened the next time I meet him. In fact, he didn't change. He still talked to me as nothing happened. But when I was about to move house, he gave me advices " Don't like to be alone. Gathered with your neighbours and get married. It's not good for yourself. It can hurt yourself". Did he know the truth about me ? One funny thing about him is he advised me to get married, but he himself was not married yet. It's like an old saying that says "easier said than done".
But the show must go on. When I just moved to my new house. It was evening when I did crossdressing on my porch, but the lamp was enough to illuminate my porch. Suddenly the servant of my front house appeared and we only separated by the street. I think she saw me dressed in women's dress.
Then I worried, what will happen the next days ? But, there's nothing happened the next days.
Finally, early in this year, my crossdresser club held a gathering. But I can't attend that gathering. I feel sorry for myself, because I want to meet my friends who have the same hobby with me face to face. All this time I only knew them only via a social network on internet But I can't do it. I hope when they hold the next gathering , I will be able to attend that event.
Bahasa Indonesia
Setelah saya membaca sebuah posting tentang seorang crossdresser yang membiarkan dirinya tertangkap basah ketika dia melakukan crossdressing, saya ingin berbagi pengalaman saya tentang hal itu juga.
Sesungguhnya saya juga memiliki perasaan ingin tahu bagaimana jika seseorang melihat saya dalam pakaian perempuan dengan make up juga. Saya juga memiliki pemikiran bahwa saya akan mengaku kepada kakak perempuan saya. Seorang yang saya sudah ceritakan kepada anda banyak kali di posting-posting saya. Tapi saya masih tidak yakin tentang mengatakan yang sebenarnya kepada kakakku.
Tapi beberapa kali pernah saya melakukan menunjukkan diri ketika melakukan crossdressing di depan mantan tetangga saya. Dia anak yang memiliki gangguan mental, keterbelakangan mental.
Pertama saya ingin mengatakan maaf kepada semua anak yang mengalami gangguan mental. Saya tidak bermaksud untuk menghina, mengejek atau meremehkan mereka. Saya bahkan memiliki simpati untuk mereka. Tapi saya hanya berpikir praktis, karena saya menganggap bahwa anak itu tidak akan menjadi saksi mata yang valid dari saya ketika saya melakukan crossdressing.
Selain itu saya tidak pernah menganggu dia sama sekali ketika saya memamerkan diri dalam pakaian perempuan. Saya bahkan tidak pernah mengatakan sesuatu yang mengejek dia. Tetapi kenyataannya adalah sebaliknya tentu saja. Dia mengejek saya dan berkata bahwa saya banci. Dia berteriak antara lain, "banci, banci, cantik, banci!". Waktu yang lain ketika saya mengenakan blus oranye, dia berteriak "kuning, kuning!!, Banci!". Perasaan saya tidak marah, tapi saya sedikit senang. Kata-katanya bahkan membangkitkan gairah saya di. Nafsu saya terbakar sedikit. Lucu ! Itu terjadi waktu saya mengenakan pakaian tradisional Jawa yang disebut kain kebaya.
Satu hal yang membuat saya heran adalah dia tahu bahwa saya banci. Jadi, tahukah dia diriku yang sebenarnya? Apakah dia tahu bahwa saya adalah salah satu tetangganya? Apakah ia tahu dan mengenal saya waktu saya mengenakan pakaian normal? Apakah dia tahu bahwa orang yang memakai pakaian normal adalah orang yang sama yang memakai baju perempuan?
Mungkin saya harus mempertanyakan diri sendiri tentang itu dan berpikir mengenai semua kemungkinannya. Bagaimana jika dia tahu diriku yang sebenarnya dan mengatakan kepada orang tuanya? Bagaimana jika orang tuanya percaya padanya? Namun pada kenyataannya, saya hampir tidak berpikir tentang hal itu sama sekali. Daripada berpikir tentang hal ini, saya berpikir bahwa pertunjukan harus terus berjalan.
Ketika saya menunjukkan diriku sendiri melakukan crossdressing di depan anak itu, saya melakukan beberapa hal seperti ini:
Saya suka berjalan dan bergoyang genit dengan sengaja dengan arah yang mendekatinya. Waktu itu kami hanya dipisahkan oleh halaman depan. Dia berada di jalan di depan rumah saya.
Saya tersenyum dan melambai padanya.
Saya pura-pura malu dan menutup mulutku dengan sapu tangan wanita ketika dia berteriak pada saya "banci, banci! cantik! Banci!".
Saya hanya berdiri dengan posisi seksi. Sebuah posisi yang dapat menunjukkan lekuk tubuh saya.
Selain memamerkan diri didepan anak yang saya katakan di atas, saya pernah memang menunjukkan diri kepada orang yang lewat di depan rumah saya. Waktu itu masih siang hari. Saya berada di depan pintu depan saya. Dan saya melakukannya dengan sengaja. Itu terjadi waktu saya mengenakan pakaian tradisional Jawa yang disebut kain kebaya.
Yang pertama adalah seorang pria muda yang adalah seorang pedagang makanan keliling. Dia memalingkan wajahnya dan melihat saya sebentar, tidak ada ekspresi kecuali ekspresi normal, tidak terkejut. Kemudian dia melewati rumah saya.
Yang kedua adalah seorang wanita yang terlihat lebih tua dari saya. Dia menunjukkan ekspresi yang sama seperti yang pertama. Tidak ada ekspresi, kecuali ekspresi normal, tidak terkejut. Kemudian dia melewati rumah saya.
Tapi kali lain saya juga pernah tertangkap ketika sedang crossdressing oleh tetangga saya. Kali ini saya tidak melakukannya dengan sengaja. Bahkan saya bermaksud untuk melakukannya hati-hati sehingga saya tidak tertangkap oleh orang lain saat saya melakukan crossdressing. Itu terjadi waktu saya mengenakan pakaian tradisional Jawa yang disebut kain kebaya.
Hari masih pagi, saya berdiri di beranda saya. Tapi lampu dan bulan sudah cukup untuk menerangi situasi di sekitar rumah saya. Tiba-tiba, tetangga saya, seorang laki-laki yang lebih tua dari saya muncul di belakang tembok yang memisahkan rumah saya dan rumahnya. Dia tampak menatapku. Meskipun saya tidak terlalu yakin, tapi wajahnya menatap ke arah saya. Jantungku berdetak lebih cepat waktu itu. Ia menatap padaku selama beberapa saat, kemudian dia pergi. Setelah dia pergi, saya baru berani bergerak dan masuk kedalam rumah saya kembali.
Lalu saya berpikir, apa yang terjadi lain kali saya bertemu dengannya. Ternyata, ia tidak berubah. Dia masih berbicara dengan saya seperti tidak ada yang terjadi. Tapi ketika saya hendak pindah rumah, ia memberi saya nasihat "Jangan suka menyendiri. Berkumpullah dengan tetangga dan menikahlah. Ini tidak baik untuk dirimu sendiri. Ini bisa merugikan dirimu sendiri". Apakah dia mengetahui kebenaran tentang saya? Satu hal lucu tentang dia adalah dia menyarankan saya untuk menikah, tetapi ia sendiri belum menikah. Ini seperti pepatah lama yang mengatakan "lebih mudah berkata daripada melakukan".
Tapi pertunjukan harus terus berjalan. Ketika saya baru saja pindah ke rumah baru saya.Itu adalah malam ketika saya crossdressing di teras saya, tapi lampu cukup untuk menerangi terasku. Tiba-tiba pelayan rumah depan saya muncul dan kami hanya dipisahkan oleh jalan. Saya pikir dia melihat saya mengenakan pakaian perempuan.
Lalu saya khawatir, apa yang akan terjadi hari-hari berikutnya? Tapi, tidak ada yang terjadi hari-hari berikutnya.
Akhirnya, di awal tahun ini, klub crossdresser saya menyelenggarakan acara Gathering. Tapi saya tidak bisa menghadiri pertemuan itu. Saya merasa kasihan pada diriku sendiri, karena saya ingin bertemu teman-teman saya yang memiliki hobi yang sama dengan saya muka dengan muka. Selama ini saya hanya tahu mereka hanya melalui jaringan sosial di internet Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya berharap ketika mereka menyelenggarakan pertemuan berikutnya, saya akan dapat menghadiri acara itu.
For some crossdressers, I don't know why they can say about the dress they used when they do crossdressing that they ( the dresses ) are just clothes. Here's some possibilities why they become crossdressers who can say that :
Maybe they are not people who like to be picky.
Maybe they like whatever dress as long as it is a women 's dress.
Maybe they don't have so much knowledge about women's dress.
Maybe they don't have taste about women's dress.
Maybe they do it carelessly, because it is just a moonlighting hobby.
Maybe they just say it carelessly
But I have different opinion about it. First time I became a crossdresser, only Javanese blouse that called kebaya that interest me. I used it with batik cloth that wrap around my leg until my waist or my hip.
I didn't know what courage that makes me dare to buy women's dress for me by myself. I did it since I was in college. The first time I bought was a batik cloth. Then I bought Javanese blouse kebaya. Maybe I was lucky that time, because the seller didn't have any suspicion about me. Or maybe I wasn't sensitive about that. The question that they asked was for whom ? And I just answered it with stereotype answer like for my sister or my friend.
But recently I also interested with other kind of women's dress such as mini skirt. I can be said as picky if it related to women's dress. I ever had an experience. I have to go back to the store the next day to exchange the dress I bought the day before. I still did it with reason to buy a dress for a friend.
I didn't know the truth whether the sellers know that I buy the dress for me or not. Maybe they just try to be polite with their customers. Maybe they didn't know the truth that I bought it for myself. But whatever happened, the transaction still went smoothly. And I didn't have to be ashamed of it. In business, maybe we can say about it as win-win solution.
But I still have admiration for crossdressers who buy women's dress by themselves and try it at the store. The almost same thing that I did it was I try women's shoes at the store. And I was lucky, because the seller didn't ask me any questions.
Kebaya
pada mulanya merupakan pakaian tradisional suku Jawa berupa blouse atau
baju untuk wanita. Dahulu, kebaya hanya digunakan oleh kaum ningrat.
Kebaya digunakan sebagai pasangan untuk kain batik wiron yang dipakai
sebagai bawahannya. Dalam perkembangannya, kebaya kemudian diangkat
menjadi busana nasional Indonesia.
Kebaya
bisa dibedakan menjadi kebaya panjang dan kebaya pendek. Kebaya panjang
adalah kebaya dengan panjang yang hampir mendekati lutut atau malah
melebihi lutut. Sedangkan kebaya pendek adalah kebaya dengan panjang
kurang lebih sepinggul. Menurut pakemnya kebaya pendek digunakan oleh
wanita yang belum menikah dan sebaliknya kebaya panjang digunakan oleh
wanita yang sudah menikah.
Selain bisa dibedakan menjadi kebaya panjang dan kebaya pendek, kebaya tradisional dapat dibagi menjadi :
Kebaya
dengan kutu baru : yaitu kebaya yang dibagian depan tengahnya ada
tambahan kain yang menjadi penghubung antara bagian kiri dan kanannya.
Kebaya
Kartini : yaitu kebaya yang bagian depannya tidak mempunyai beef / kutu
baru / kain tambahan yang menjadi penghubung antara bagian kiri dan
kanannya. Bagian kiri dan kanan terhubung langsung dan mempunyai krah
berdiri yang menerus sampai ke bawah.
Kebaya Sunda : yaitu kebaya dengan kerah berbentuk V dan sesuai dengan namanya berasal dari daerah Jawa Barat.
Kebaya
encim : yaitu kebaya dengan bordiran yang khas dan bagian bawahnya
berbentuk runcing seperti segitiga. Dulunya dipakai oleh peranakan Cina.
Diluar
pulau Jawa sendiri, ada juga kebaya-kebaya lain seperti kebaya Sumatera
yang dipakai dengan kain songket mempunyai ciri khas lengannya lebih
lebar bila dibandingkan dengan lengan kebaya Jawa yang lebih ngepas.
Kebaya Ambon dan kebaya Minahasa. Negara tetangga kita Malaysia juga
mempunyai blouse yang disebut kebaya.
Dilihat dari bahannya, kebaya bisa dibuat dari berbagai macam bahan seperti sutra, brokrat atau beludru.
Kemudian
pada perkembangannya kebaya semakin mengalami banyak perubahan bentuk.
Ada yang berkerah Shanghai, ada yang offshoulder, ada yang belakangnya
berekor dan sebagainya.
Desainer-desainer kita yang menekuni kebaya dapat disebutkan antara lain :
1. Anne Avantie
2. Adjie Notonegoro
3. Ramli
4. Edward Hutabarat
5. Andre Frankie
6. Raden Sirait
Anda semua tentu sudah mengenal pengobatan alternatif. Suatu teknik pengobatan diluar jalur pengobatan resmi seperti dokter dan obat-obatan barat.
Ada banyak macam pengobatan alternatif. Seperti pijat, gurah, tusuk jarum dan lain sebagainya. Saya sendiri kadang-kadang juga pijat refleksi untuk menghilangkan capai-capai dan katanya juga dapat mennyembuhkan penyakit-penyakit serta melancarkan peredaran darah.
Tapi disamping itu saya juga punya cara penyembuhan alternatif dengan gaya saya sendiri. Ini saya namakan sexual healing.
Pengobatan ini mungkin hanya cocok untuk diri saya sendiri. Biasanya efektif dan cocok untuk penyakit ringan seperti masuk angin, perut kembung, sakit kepala dan yang sejenisnya.
Caranya adalah waktu saya merasakan badan saya kurang enak seperti masuk angin, maka saya melakukan crossdressing khususnya dengan pakaian kain kebaya lengkap dengan sanggul dan stagennya.
Dengan pakaian serapat itu, saya akan merasa hangat dan mungkin gerah. Saya akan berkeringat dan mungkin ini yang menyebabkan pernyakit saya juga keluar bersama dengan keringat itu. Demikian juga dengan suhu badan yang agak hangat akan turun bersama dengan keluarnya keringat.
Perut kembung akan hilang karena perut dililit dengan sangat eratnya oleh stagen. Cuma sehabis terapi ini kadang perut bisa merasa lapar.
Badan yang merasa tidak enak karena penyakitpun bisa akan hilang, karena pikiran dan perasaan yang senang sewaktu crossdressing. Cuma kadang sehabis terapi ini badan bisa jadi merasa capai.
Sakit kepalapun bisa hilang juga dengan dipasangnya sanggul dibelakang kepala. Untuk yang satu ini, saya kurang tahu logikanya. Mungkin dengan diikatnya rambut belakang kita dengan kencang dan ditambah dengan jepit rambut yang tertancap dengan kencang juga di kepala, maka kepala seperti dipijat. Kemudian juga ditambah dengan pemberat sanggul.
Jadi kalau dipikir-pikir, jarikan ( istilah orang Jawa untuk menyebut orang yang memakai kain kebaya ) itu bisa dianggap seperti candu / obat / drug untuk mengobati penyakit tertentu. Logikanya, perasaan sakit dan tidak enak serta tidak nyaman sebagai akibat dari penyakit dapat dihilangkan atau dikurangi atau dialihkan dan diganti dengan perasaan senang dan hasrat serta gairah akan pakaian kain kebaya itu.
Sebagai akibatnya, saya akan merasa lebih enak dan lebih sehat serta penyakit saya pun berkurang atau malah hilang. Walaupun cuma untuk sementara waktu. Kadang besoknya penyakit itu datang kembali.
There may be an om in moment But there's very few folk in focus Not the first, not the last, not the least. You needn't be well to be wealthy But you've got to be whole to be holy Fetch the rope, fetch the clock, fetch the priest. Oh this planet of ours is a mess I bet Heaven's the same Look the madman said, "Son, As a friend, tell me what's in a name," Hallowed be thy name.
I give you the state of statesmen And the key to what motivates them On the left, on the right, on the nail Still I don't see a man in a mansion That an accurate pen won't puncture Go to town, go to hell, go to jail. And there's bars and saloons Where the jukebox plays blues in the night Till the madman says "Son, Time to go we could both use some light" And thy will be done.
We live in an age of cages The tale of an ape escaping In the search for some truth he can use But many a drunk got drunker And mostly a thinker, thunker Set the place, set the time, set the fuse, The optimist laughed and the pessimist cried in his wine And the madman said "Son, Take a word they'll all wake given time" Let thy kingdom come
The madman and I got drunker Till both thought the other thank you And we laughed all the way to the stars The optimist asked for a taste of the pessimist's wine And the madman said "Son, How do you feel?" I said "Me? I feel fine Lead me into temptation Into temptation I said into temptation I need my allocation of recreation I want a revelation in degradation No hesitation, give me variation, give me inspiration..."
One day I chat with my friend. He is a crossdresser. One thing leads to another. He said that he ever asked a priest about this question, is it sinful if a man dressed like a woman ? The priest said that it is not sinful as long as a man only dressed up in woman dress and not more. But if he masturbated while imagining a girl, that is a sin. About a verse in Old Testament that says God dislike a man who dressed like a woman ( Deuteronomy 22:5 ), he said that it was not in used anymore. Nowadays that is in use is the New Testament.
Truly I'm a bit confused with what he said. Did he say the truth or tell a lie ? But I think he told the truth. So, in my thought the church itself now consider a man dressed up in a woman dress as not sinful. If that is really true, so I can do crossdressing with relieved. As long as I don't masturbate with imagining a girl in my fantasy.
But what if the priest drunk when he said that ? I think that possibility is small. Or he is just too optimistic ? I don't think so, because there's rules in church that regulate everything.
One of my friend who is a former crossdresser after succeeded stopping from his crossdressing still doubted whether crossdressing is a sin or not. After all what he has done with diligently, he still said maybe crossdressing is not a sin.
My crossdresser friend then continued his explanation. He said that is a sin if a man changes his sex, because sex is a gift from God. But in Indonesia, we have an artist who was a male then did a sex surgery and became a female. Finally she became a hajjah as well. Whether our planet is in a mess ?
If so, I need my allocation of recreation. I want a revelation in degradation. No hesitation, give me variation, give me inspiration. Oh, sorry! I just carried away and follow to sing that song.