Inilah lanjutan kisah Domina dan Sumi. Setelah Domina didandani Sumi dengan pakaian kain kebaya
dan berakhir dengan Domina dihukum diikat tangannya setelah sebelumnya
terjadi keributan antara keduanya dan Domina memukuli adiknya.
Setelah
Domina terikat dengan tangan di belakang dan bersimpuh di lantai,
ayahnya meninggalkannya. Tapi ibu dan Sumi masih didekat Domina. Sumi
menetes air matanya dan berkata, "Ma, sebetulnya kakak tidak suka pakai
kain kebaya. Sumi yang maksa dia". Sumi lalu bersimpuh di kaki kakaknya
dan berkata, "Maafkan Sumi, ya kak". Kakaknya hanya diam saja. Ibunya
jadi tercengang lalu berkata, "Lantas kenapa kamu ngikat adikmu sama
mukuli dia sampai kayak gitu ?". Domina tetap diam tidak bisa menjawab.
Ibunya menyambung lagi, "Kalau kamu ngiket sama mukuli adikmu lantaran
tidak mau pakai kain kebaya sama dijadikan model, kamu salah Ina. Lagi
pula seperti yang mama bilang kamu berdua memang harus belajar mencintai
busana nasional kita sendiri. Sekarang mama tanya sama kamu sekali lagi
dan kamu jawab yang jujur tanpa terpaksa. Mama tidak akan marah atau
menghukum kamu jika kamu menolak". Ibunya diam sebentar, kemudian
bertanya kapada Domina, "Apa kamu bersedia mama jadikan model rias
tradisional ?". Domina jadi ragu-ragu apakah ia akan menolak atau
menyanggupinya. Tapi karena ia hormat akan ibunya, maka ia mengangguk.
Kemudian ibu dan adiknya memeluk dan menciumnya.Setelah itu ibunya
meminta kepada suaminya supaya melepaskan Domina dari ikatannya. Ayahnya
lalu membolehkan istrinya melepaskan ikatan tali Domina.
Beberapa
hari kemudian, tibalah saatnya Domina akan dirias. Pagi harinya sang
ibu dan Sumi sudah memakai kain kebaya. Tapi Domina masih memakai rok
dan baru akan memakai kain kebaya di tempat acara peragaan tata rias
tradisional. Domina yang melihat adiknya memakai kain kebaya, jadi
timbul nafsunya untuk menjadikannya submissive. Ia pun berpikir
bagaimana caranya. Sempat kepikiran kalau ia akan mengerjai adiknya
sepulang dari acara.
Di tempat acara berlangsung, Domina seperti
merasa tersiksa dan merasakan waktu berlalu dengan sangat lambat. Di
pendamnya perasaan tidak suka, jengkel dan terpaksa. Ia pun juga masih
harus mengatasi rasa malu dan grogi. Wajahnya dipaksakannya untuk
tersenyum manis. Meskipun dalam hatinya berkata kalau ia sedang apes.
Biasanya mengerjai orang lain sebagai submissive dan mengambil foto-foto
submissive, sekarang harus memakai pakaian kain kebaya yang menurut
pikirannya hanya cocok untuk seorang submissive. Itu pun ditonton oleh
orang banyak. Sesudah itu ia pun masih harus di sanggul dan di makeup
wajahnya. Menurutnya ini seperti humiliation atau dipermalukan di depan
umum kalau di dalam permainan bondage. Di dalam hatinya timbul pikiran
menyalahkan adiknya yang menjerumuskannya menjadi model seperti
sekarang ini. Kalau saja ia tidak ceroboh dan asal mengiyakan serta
memperhatikan apa yang diminta dan dikatakan adiknya bahwa adiknya
ingin mendandaninya dengan kain kebaya, tentu ia tidak akan mengalami
hal ini.
Tapi syukurlah acara berlangsung dengan lancar dan aman.
Ibu dan kedua anaknya sudah bersiap-siap pulang. Domina masih memakai
kain kebaya. Tiba-tiba datanglah awal masalah. Ternyata Mini juga
diundang ke acara itu oleh ibunya. Ketika ibu dan kedua anaknya bersiap
pulang, Mini dan beberapa temannya datang dan menyalami ibu serta
adiknya. Ibunya berkata, "Ini Mini yang mama rias dulu waktu wisudanya.
Dia mama undang ke acara ini biar bisa tau banyak soal tata rias
tradisional".Domina jadi was-was dan tegang. Kemudian karena Mini dan
Domina terlibat percakapan, maka sang ibu memotong dengan berkata, "Ina,
kamu boleh main dulu sama teman-temanmu. Ini tas berisi pakaianmu. Mama
mau pulang bersama adikmu". Diulurkannya tas itu, tapi teman Mini yang
menerimanya sambil berkata, "Biar saya bawakan, Ina kan ribet soalnya
pakai kain". Domina hendak merebut tas itu, tapi tangannya dipegangi
oleh temannya yang lain. Domina sudah merasa kalau ia bakal ganti
dikerjai oleh Mini, maka akhirnya ia berkata, "Ma, Ina mau pulang sama
mama saja". Tapi ibunya malah berkata, "Ina, tidak usah buru-buru. Kamu
ngobrol dulu sama mereka". Sang ibu pun bergegas meninggalkan Domina
bersama teman-temannya.
Sumi yang tahu kakaknya dalam situasi
terjebak jadi bingung sendiri. Mau menemani dan menolong kakaknya, tapi
ia sendiri juga sedang pakai kain kebaya. Bisa-bisa ia juga dijadikan
model submissive sekalian. Sumi sempat menoleh ke belakang kepada
kakaknya dan berkata, "kakak...". Ibunya kemudian memotong perkataannya
dan berkata, "Apa kamu mau main sama mereka ?". Sumi serba salah dan
bingung. Ia kemudian menggeleng. Tapi ia sempat melihat kedua tangan
kakaknya dipegangi oleh teman-temannya dan mereka membawanya dengan
cepat-cepat.
Di dalam mobil temannya, Domina berusaha merebut
tasnya. Tapi kedua temannya yang duduk disebelah kanan dan kirinya
mencegahnya. Karena Domina terus menerus berusaha merebut tas itu, maka
mereka mengikat tangan Domina ke belakang punggungnya.
Mini yang
duduk di kursi depan menoleh ke belakang dan berkata, " Ina, permainan
kita sudah dimulai". Kemudian Mini berkata kepada temannya yang duduk
disebelah Domina, "Sist, beri dia minuman penyambutan". Temannya yang
duduk disebelahnya kemudian mengunjukkan minuman kaleng ke mulut Domina,
tapi Domina tidak bernafsu. Karena ia ingat apa yang pernah ia lakukan
kepada Mini. Sementara Mini dan teman-teman yang lainnya sudah
memegangi minuman kaleng dan bersiap untuk meminumnya. Mini berkata
kepada Domina, "Betulan nggak mau minum nih ?". Domina diam saja. Dari
tadi wajahnya cemberut. Mini kemudian mengomando teman-temannya, "Mari
kita bersulang untuk teman kita, Domina. Yang hari ini berdandan cantik
bak putri Solo. Cheers !". Mereka bersulang dan meminumnya. Sekali lagi
Mini mengejek Domina, "Ah, segar rasanya. Haus jadi hilang". Kemudian ia
mengunjukkan kaleng minumannya ke mulut Domina dan memiringkannya ke
mulut Domina. Kemudian Mini berkata, "O-oh, sorry sudah kosong. Habis
kamu nggak mau sih". Mini melanjutkan ledekannya, "Gimana rasanya jadi
model tata rias tradisional. Enak ya ? Anggun banget lho kamu kalau
pakai kain kebaya kayak gitu. Gandes luwes, neng" Ia pun mencubit
sebelah pipi Domina. Domina jadi semakin cemberut mukanya. Tapi Mini
masih menambahi lagi, "Non, kapan-kapan kalau jadi model tata rias
tradisional lagi kita dikabari ya non". Domina menjawab dalam hati,
"Amit-amit. Nggak lagi-lagi déh. Emang aku suka pakai pakaian kayak
gini".
Tak lama kemudian sampailah mereka disebuah rumah salah
seorang dari mereka. Ternyata di teras depan ada undak-undakannya yang
cukup tinggi. Domina jadi ngeri. Pikirnya naik tangga pakai kain jarik
saja sudah sulit., apalagi sekarang ditambah tangannya diikat ke
belakang. Tapi kalau ia minta supaya tangannya dilepas dari ikatannya,
Mini tentu saja tidak menggubrisnya. Jadilah Domina berdiri
termangu-mangu di depan undak-undakan. Teman-temannya pun bekata, "Ayo,
naik dong, néng. Jangan cuma diam ngambek disitu". Akhirnya dengan
sangat perlahan-lahan Domina menaiki anak tangga satu demi satu.
Kepalanya menunduk ke bawah, matanya memperhatikan tiap anak tangga.
Setiap melangkahi anak tangga, jalannya miring. Sehabis menaiki satu
anak tangga, badannya lurus ke depan terlebih dahulu dan kemudian miring
ke samping lagi dan melangkah. Begitulah terus dilakukannya sampai ke
atas. Untung ia tidak kesandung anak tangga. Sesampai di atas, ia
ditepuki oleh teman-temannya. Kali ini Domina tidak bisa menahan
senyumnya. Ia tersenyum lantaran pikirnya teman-temannya seperti habis
melihat sirkus akrobatik. Tapi menurutnya ia memang .betul-betul habis
melakukan pekerjaan yang sulit yaitu naik tangga dengan terikat ke
belakang dan memakai kain jarik. Sempat kepikiran dalam hati Domina
bahwa ia cukup beruntung, karena beberapa hari sebelumnya ia sudah
pernah naik tangga sambil pakai kain jarik dirumahnya sendiri. Kemudian
Mini berkata, "Duh, duh, duh... Jalannya pelan amat persis putri Solo
kesiangan. Kenapa non ? Takut kalau jatuh ya ? Takut kesandung
undak-undakan apa takut kesrimpet jarik kamu ? Jangan takut, non. Kalau
kamu kesandung apa mau jatuh kita semua siap menopang kamu sebelum kamu
jatuh. Kamu kan bintang kita hari ini. Masak kita nggak mensupport
kamu".
Masuklah
mereka ke dalam rumah. Mereka membawanya ke ruang cuci, maka tahulah
Domina bahwa pakaian gantinya yang berupa rok akan disiram air seperti
yang ia perbuat terhadap pakaian Mini . Mini segera berkata sambil
membuka tas yang berisi pakaian Domina, "Ina sayang, kita baru baik hati
hari ini. Kamu tentu tidak keberatan kan kalau pakaianmu kami cuci
gratis tanpa bayar daripada kamu harus ke laundry". Dan ia memasukkan
pakaian Domina ke mesin cuci. Hilang sudah harapan Domina untuk bisa
segera pulang dengan pakaian itu.
Kemudian mereka membawa Domina
ke ruang olahraga. Mini berkata, "Non, hari ini kita semua mau olahraga.
Kamu juga. biar sehat" dan Mini membawa Domina ke treadmill. Katanya,
"Ayo, naik !" sambil memaksa Domina. Domina jadi tersenyum sendiri
membayangkan kelucuan yang bakal terjadi. Karena sudah tidak berdaya dan
sudah pernah 2 kali sebelumnya ia dipaksa menjadi submissive, akhirnya
ia bisa menerima keadaan ini. Domina kemudian melepas sandal jinjitnya
dan naik ke treadmill. Mini menyetel kecepatannya cukup rendah sehingga
Domina bisa cukup lama berjalan di treadmill, tapi kemudian kecepatannya
dinaikkan sehingga Domina harus berjalan cepat dan bahkan berlari
sambil kesrimpet-srimpet kain jariknya. Setelah itu Mini menurunkan lagi
kecepatannya. Begitulah mereka mengerjai Domina berulang-ulang, hingga
akhirnya menaikkan kecepatannya dan tak lama kemudian Domina pun
terpeleset dan jatuh. Untungnya hanya pelan saja, mereka pun
mentertawakannya. Domina hanya bisa tersenyum kecut. Sesudah itu mereka
membiarkan Domina beristirahat sebentar.
Tibalah
sekarang ke permainan kedua. Mereka telah menyiapkan tali dan 2 orang
memegang tali itu diujung-ujungnya. Domina disuruhnya main lompat tali.
Domina yang sudah capai sehabis berlari-lari di treadmill hanya bisa
menabahkan hatinya sendiri dan mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang ada.
Dalam hatinya ia berpikir akan lebih memalukan bagi dirinya untuk
memohon-mohon kepada Mini supaya menghentikan balas dendam ini dan
hampir sudah dapat dipastikan kalau Mini akan menolak permintaannya
seperti dulu ia juga menolak permintaan Mini untuk melepaskan ikatan
Mini. Tapi kalau lompat tali sambil pakai kain wiron, ia juga berpikir
kalau kemungkinan ia bisa kesrimpet wironnya yang membuka pada waktu ia
melompat. Domina jadi berpikir ingin meminta kain wironnya diikat supaya
tidak nyrimpeti kakinya, tapi itu sama juga dengan mengikat kedua
kakinya. Domina takut kalau mereka salah paham dan mengira kalau Domina
senang menjadi submissive. Domina seperti mendapat buah simalakama.
Dimakan mati ibu, tidak dimakan mati ayah.
Setelah berpikir lama,
akhirnya Domina tidak meminta kain wironnya diikat dan membiarkan kain
wironnya beresiko neyrimpeti kakinya serta menuruti saja kemauan
mereka.Hap, hap, hap. Beberapa kali ia melompat dan selamat. Tapi
sesudah itu Domina jatuh kesrimpet tali dan jariknya. Sekali lagi mereka
mentertawakannya.
Karena
Domina selalu menuruti kemauan mereka tanpa banyak cingcong walaupun
mengalami kesulitan dan akhirnya jatuh, maka mulai timbul rasa segan
terhadap Domina. Mini berpikir bahwa Domina cukup tegar dan tidak
seperti dirinya ketika dikerjai dulu oleh Domina dimana ia sempat
menangis dan mengiba-iba. Maka mereka bermaksud segera mengakhiri acara
permainan di hari itu dengan suatu olahraga yang cukup ekstrim, bungee
jumping.
Kebetulan rumah mereka memilikii loteng dan cukup tinggi.
Maka sekali lagi Domina mereka suruh naik loteng. Domina pun dengan
tidak banyak berkata segera menuruti kemauan mereka. Barulah sesampainya
diatas Domina jadi kaget dengan apa yang telah mereka persiapkan.
Ternyata mereka telah mempersiapkan peralatan untuk bungee jumping.
Domina jadi dag dig dug. Tapi ternyata teman Mini sendiri yang melakukan
bungee jumping.
Sesudah itu barulah Domina mereka suruh melakukan
bungee jumping. Ketika kaki Domina hendak mulai diikat dengan peralatan
bungee jumping, Domina menolak, "Mini, kamu suruh aku bungee jumping
disini sambil pakai pakaian kayak gini. Enggak déh !". Tapi Mini
berkata, "Ina, aku tahu kamu pernah melakukan bungee jumping dan tempat
ini sebelumnya juga sudah pernah dipakai untuk bungee jumping serta
aman-aman saja. Ayolah". Katanya lagi sambil memegang-megang sanggul
Domina, "Sanggul kamu masih cukup kencang. Jangan kuatir, tidak akan
copot. Kalau nanti sampai copot dan menggelinding akan kita pasangkan
lagi. Tapi sandal jinjitnya dilepas dulu dong, non". Domina diam saja,
dalam hatinya berkata, "Sanggul kamu itu sendiri ! Bukan sanggul, tapi
kain kebaya sama tangan diikat ke belakang ini yang bikin ribet".
Karena Domina diam saja, maka Mini mengartikan bahwa Domina bersedia
melakukan bungee jumping. Mereka pun mulai memasang alat di kaki dan
tubuh Domina. Setelah selesai, mereka membawanya dengan setengah
memaksa menyeretnya ke tepian teras. Tidak itu saja, mereka menutup
mulut Domina dengan lakban, karena kuatir ia akan memaki-maki. Baru
setelah itu mendorongnya hingga Domina jatuh dan terpaksa melakukan
bungee jumping.
Setelah
dibiarkannya Domina berisitirahat sebentar, maka mereka membawa Domina
ke kolam renang yang ada di rumah itu. Domina dibawanya sampai ke tepi
kolam renang. Tapi Domina menolak untuk masuk ke kolam renang, maka Mini
berkata, "Ayo, non. Berenang biar segar" sambil menceburkan Domina ke
kolam renang. Karena mengetahui kalau Domina bisa berenang. Maka
terpaksalah Domina berenang dengan masih tetap bersanggul dan berkain
kebaya serta terikat tangannya. Tentu saja Domina jadi kesulitan.
Untungnya mereka hanya membiarkan keadaan itu berlangsung sebentar. Lalu
Domina diangkatnya naik ke tepian kolam. Basah kuyup tubuh Domina, kain
jariknya jadi lengket di kedua kakinya. Domina mencoba melangkah, tapi
jadi semakin sulit bila dibandingkan waktu melangkah dengan memakai kain
jarik tapi dalam keadaan kering. Mini malah mengejek, katanya, "Gimana ?
Seger kan non ? Ditanya kok diam saja".
"Yah,
pelajaran kebugaran jasmani kita hari ini sudah selesai. Silahkan
kalau mau pulang", kata Mini kepada Domina yang masih terikat dan basah
kuyup. Sesudah itu Mini segera membuka ikatan tangan Domina. Domina
jadi bingung, bagaimana ia akan pulang kalau dengan pakaian basah kuyup
seperti itu. Rupanya Mini memang sengaja membiarkan Domina jadi bingung.
Setelah itu barulah Mini berkata, "Jangan kuatir dan jangan bingung,
non. Kami sudah mempersiapkan pakaian gantinya yang sama persis yaitu
kain batik dan kebaya". Tidak itu saja mereka juga mendatangkan seorang
kenalan mereka dari sanggar rias tradisional untuk memakaikan kain wiron
dan menyanggul ulang rambut Domina.
Sebelum tamu dari sanggar
rias itu datang ke rumah, Mini mempersilahkan Domina membuka seluruh
pakaiannya yang basah juga dengan sanggulnya dan memberinya handuk untuk
mengeringkan. Tak lama setelah itu tamu dari sanggar rias itupun
datang. Mini berkata kepada tamunya, "Ini, jeng. Teman saya mau minta
tolong dirias". Domina berkata dalam hati, "Ya, nasib. Habis basah kuyub
dapat ganti pakaian. Ternyata gantinya juga kain kebaya".
Setelah
selesai dirias dan memakai kain kebaya, mereka mengantarkan Domina
pulang ke rumah. Kata Mini, "Ina, kamu pulang pakai kebaya ini saja
dulu. Pakaianmu kan belum kering. Nanti ku kirim ke rumah". Tapi begitu
hampir sampai ke rumah Domina, ternyata mereka masih mengerjainya juga.
Mereka menurunkan Domina tidak tepat di depan rumahnya, tapi kira-kira
masih berjarak ratusan meter. Kata Mini, "Sorry, aku tidak bisa
mengantarmu sampai ke rumah. Waktuku mepet banget, aku ada acara
ditempat lain. Aku drop kamu disini saja ya". Ia kemudian memeluk dan
mencium Domina serta menurunkannya dari mobil. Sambil berlalu, dari
dalam mobil Mini berteriak, "Tetap cantik ! Tetap pakai kain kebaya !".
Domina
menggerutu dalam hati. Ya nasib. Sudah dikerjai habis-habisan, badan
rasanya capai. sekarang masih disuruh jalan kaki ratusan meter dengan
memakai kain kebaya. Dalam hatinya kemudian timbul pikiran untuk
membalaskan ini semuanya kepada adiknya. Ia kepikiran untuk mencincing
kain jariknya untuk mempercepat langkahnya, tapi ia malu untuk
melakukannya.
Derita Domina rupanya masih belum berakhir sampai
disini. Di tengah jalan ia digoda oleh sepasang cowok yang berboncengan
motor, "Cantik ! Dari mana ? Habis Kartinian ya ? Kasihan siang-siang
pakai kain kebaya jalan sendirian. Mbonceng mau nggak ?". Mereka pun
menghentikan sepeda motornya sebentar di dekat Domina dan menoleh sambil
tersenyum-senyum sebelum akhirnya berkata, "Ditanya diam saja. Sombong
ya" dan akhirnya mereka pergi. Domina jadi mangkel, tapi juga geli akan
nasibnya sendiri. Supaya tidak terlihat bahwa ia menahan geli, maka
bibirnya ditutupinya dengan saputangan pink. Saputangan wanita yang
berwarna jambon muda tadi ada di tas yang berisi pakaian. Untungnya
mereka tidak ikut memasukkannya ke dalam mesin cuci. Untungnya pula tadi
pagi ibunya sempat memasukkannya ke dalam tas Domina.
Kamis, 31 Oktober 2013
Jadi model tata rias
Label:
BDSM
,
bondage
,
jarik
,
kain kebaya
,
kain panjang
,
kain wiron
,
kebaya
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar