Ini adalah lanjutan kisah kakak beradik Domina dan Sumi setelah keduanya menjadi among tamu. Dimana akhirnya keduanya harus mengakhiri malam dengan tidur kelelahan dalam keadaan terikat tangan dan kakinya di kursi serta masih berpakaian kain kebaya. Esok paginya barulah mereka dilepaskan dari hukuman itu oleh ayah mereka.
Waktu pun terus berjalan. Suatu ketika salah seorang teman karib Domina akan diwisuda. Mengetahui kalau ibu Domina pintar merias tradisional, maka si teman Domina tersebut meminta tolong kepada ibu Domina untuk merias dan sekalian memakaikan kain kebayanya. Maka pada hari dan jam yang ditentukan, si teman itu pun datang. Teman Domina itu bertubuh agak kecil hingga sering dinamai Si Mini.
Ibu Domina pun mulai merias Mini. Sumi malah ikut melihat dan membantu ibunya sedikit-sedikit mulai dari memasang sanggul, memakaikan kain wiron dan stagen. Berbeda dengan Domina yang tidak ikut melihat sama sekali ibunya merias temannya. Si ibu jadi agak keheranan melihat putrinya ikut membantu. Melihat hal ini, maka ia pun segera menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan tata cara rias tradisional. Antara lain ia berkata, "Sumi, kalau mau nyanggul, rambut harus diberi hair spray dulu biar kaku, kemudian baru disasak ke belakang dan dikuncir dengan tali karet." Lalu ia juga menerangkan cara memakai kain wiron untuk wanita, katanya, "Kain yang ujungnya tidak berwiru itu dipegang dipinggang sebelah kiri dan ujungnya agak naik keatas membentuk segitiga. Baru kemudian kainnya diputar ke arah depan kanan. Wironnya dipas agar jatuhnya ditengah agak ke kanan sedikit". Sumi pun mengangguk dan mengiyakan omongan ibunya.
Singkat cerita Mini pun sudah selesai dirias dan juga sudah berpakaian kain kebaya. Ia menitipkan pakaiannya yang ia pakai dari rumah kepada Domina. Sesudah itu mereka bertiga, Domina, Sumi dan Mini pergi ke tempat wisuda. Wisuda berjalan lancar. Setelah selesai acaranya, Mini kembali ke rumah Domina untuk mengembalikan property kain kebaya kepada ibu Domina sekaligus berganti dengan pakaian semula.
Teman Domina ini adalah salah satu teman Domina yang hobbynya mengambil gambar-gambar model submissive. Ia termasuk salah satu dari teman-teman Domina yang juga ikut mengambil gambar-gambar Domina dan Sumi waktu keduanya jadi model submissive. Bahkan ia juga ikut mengikat Domina. Maka Domina bermaksud membalas dendam secara diam-diam. Apalagi situasi dan kondisi rumah cukup memungkinkan ia untuk melakukan hal ini, karena kedua orang tua mereka pergi menginap. Domina yang pada mulanya bermaksud memberitahu rencana ini kepada adiknya membatalkan membertahu adiknya perihal ini. Karena ia ragu-ragu dengan adiknya apakah adiknya tega dan berani melakukan hal ini kepada temannya atau jangan-jangan ia malah memberitahu hal ini kepada temannya.
Begitu sampai dirumah Domina, maka Mini meminta kembali pakaiannya yang tadi dititipkan dan bermaksud untuk ganti pakaian. Tapi mulailah Domina melaksanakan rencananya. Ia mengunci pintu ruang tamu, kemudian menyergap Mini dari belakang dan menarik kedua tangan Mini serta mengikat tangannya dibelakang punggung. Mini segera berkata, "Ampun Domina, jangan balas dendam dong. Lagian kan bukan aku saja yang ngikat kamu. Main bondagenya nanti saja. Aku sekarang mau ganti pakaian dulu.". Sumi yang melihat peristiwa itu jadi bingung. Domina yang melihat hal itu segera memprovokasi adiknya, "Dik, kamu apa nggak ingat. Ini Mini yang dulu ikut ngikat kita berdua sampai akhirnya kita harus tidur dikursi samalaman. Bantuin kakak dong buat ngikat dia". Sumi pun segera bergegas membantu kakaknya mengikat Mini. Mini pun menjerit-jerit, tapi Domina segera berkata, "Mini, kalau kamu menjerit-jerit terus, mulut kamu akan ku lakban !". Mini pun jadi diam.
Setelah tangan Mini selesai diikat, mereka membawa Mini menuju kamar mandi dan Domina menunjukkan pakaian Mini yang tadi dititipkan kepadanya sambil berkata, "Nih pakaianmu ! Sekarang sudah basah kuyub kena air". Ia berkata demikian sambil menyemprot pakaian Mini dengan air. "Sekarang kamu tidak bisa ganti pakaian lagi. Soalnya aku dan adikku tidak mau meminjami kamu pakaian kami. Biar kamu bisa semakin merasakan menjadi seorang submissive yang total dengan pakaian kain kebaya". Teman Domina pun menangis sesenggrukan sambil meronta-ronta. Tapi Domina malah mengajak Sumi meninggalkan temannya itu tergeletak di lantai kamar mandi dan menguncinya dari luar.
Tak lama kemudian Domina dan Sumi kembali menjenguk Mini. Ternyata Mini masih menangis perlahan-lahan. Maka Domina membentaknya, "Kalau nangis terus nanti kuguyur dengan air sekalian !". Mini pun mulai mereda tangisannya. Sumi yang tidak tega melihat itu mendekatinya dan memeluk serta menenangkan Mini. Akhirnya mereka membawa Mini keluar kamar mandi.
Di ruangan tengah Mini mengiba-iba dan memohon supaya Domina melepaskan ikatan tangannya, katanya, "Ampun Domina. Tolong lepaskan ikatan tanganku. Aku minta maaf atas perbuatanku waktu itu. Sekarang ijinkan aku meminjam pakaianmu untuk pulang ". Domina pun menjawab, "Yah, Mini. Kamu tidak perlu minta maaf kok. Aku tidak balas dendam, cuma aku pingin lihat kamu jadi model submissive yang total dengan kain kebaya. Lagian baru 1 kali aku lihat model submissive pakai kain kebaya, Itu pun adikku sendiri selain diriku sendiri. Tolong aku dong, sekarang gantian kamu yang jadi model submissive dan kami berdua yang akan memotret kamu. Gimana ? Nggak keberatan kan". Merasa kalau rayuannya tidak berhasil meluluhkan hati Domina, maka Mini pun hanya bisa diam saja. Dalam hatinya ia mulai berpkir nanti ia mau diapakan lagi.
Tak lama kemudian Domina dan Sumi bermaksud meninggalkan Mini untuk makan. Tapi kemudian Domina kepikiran kalau Mini masih bisa berjalan-jalan, maka mereka mengikat kaki Mini. Setelah itu Domina masih sempat berkata, "Nah, sekarang kamu sudah semakin sempurna menjadi submissive. Mini, kamu duduk manis saja ya di situ. Kami berdua mau makan". Tapi lagi-lagi Sumi tidak tega terhadap Mini dan kembali dengan sepiring makanan dan minuman. Ia bermaksud menyuapi Mini makan dan minum, tapi Domina mencegahnya. Katanya, "Dik, jangan disuapi dulu. Kakak mau ngambil gambarnya. Kita make up dia dulu dan membenahi rambutnya". Setelah di make up dan ditata rambutnya, maka mereka menelungkupkan Mini dengan wajah menghadap ke depan dan di depannya tergeletak piring makan dan gelas minumnya. Domina berkata, "Coba kamu makan dan minum dalam keadaan seperti itu". Tentu saja Mini tidak bisa makan dan minum dengan keadaan seperti itu, tapi Domina tetap saja mengambil foto Mini beberapa kali.
Setelah itu barulah Domina memperbolehkan Sumi memberi Mini minum dan makan. Tapi rupanya Domina benar-benar bermaksud mengerjai temannya. Ternyata makanannya dibubuhi dengan bubuk merica dan cabai yang cukup banyak, sehingga Mini pun jadi tersedak dan batuk-batuk. Tapi Domina malah mengambil foto Mini dalam keadaan tersedak. Barulah setelah itu Domina segera mengambil gelas minum, tapi sekali lagi ia mengerjai Mini dengan memain-mainkan gelasnya dengan tangan maju mundur mendekati mulut Mini sehingga Mini harus memonyong-monyongkan mulutnya untuk mengejar gelas minum. Akhirnya barulah Domina memberi minum Mini setelah dilihatnya Mini putus asa.
Rupanya Domina masih belum puas, ia sengaja berkata dengan lantang, "Sumi, kakak pipis dulu ya. Kamu kebelet pipis nggak ?" Sumi pun mengiyakan perkataan kakaknya. Domina melanjutkan, "Gantian ya. Mini, kalau kamu kebelet pipis nggak ? Kalau kebelet, nanti aku pasangi perlak dulu ya buat kamu ngompol". Setelah itu Domina tertawa, Sumi pun tidak dapat menahan tawanya dan ikut tertawa. Tapi kemudian timbul ide iseng lagi dari Domina, ia menyuruh Mini untuk duduk di closet kamar mandi dan kemudian mengambil gambarnya.
Senja pun tiba, kedua kakak beradik itu mandi. Sumi yang tidak tega melihat Mini yang dari tadi terikat tangan dan kakinya, berkata, "Kak, bagaimana dengan Mini ? Biar dia mandi dulu. Nanti kita ikat lagi". Tapi kakaknya jadi sewot dan menyeret Mini ke kamar mandi serta berkata dengan judes, "Kita mandiin saja dia" sambil menyemprot Mini dengan semprotan air. Tapi beruntung hal ini hanya ia lakukan sekejap saja sehingga Mini hanya basah sedikit. Kemudian Domina mendapat ide dan mengajak Sumi untuk menggotong Mini ke dalam bath tub untuk diambil gambarnya. Domina pun berkata, "Senyum yang manis dong !".
Sesudah hari mulai malam, lagi-lagi Sumi tidak tega terhadap keadaan Mini dan berkata kepada kakaknya, "Kak, sudahlah. Kita sudah cukup menahan dia. Sekarang biarkan dia pulang, kasihan sudah sejak tadi siang dia kita ikat". Tapi kakaknya menjawab, "Sumi ! Apa kamu tidak ingat, gara-gara dia kita jadi dihukum sama papa tidur terikat di kursi semalaman sampai kamu kebelet pipis. Sekarang kita balas dia, kakak mau dia semalaman terikat tangan dan kakinya. Biar impas".
Akhirnya mereka membiarkan Mini tergeletak berbaring di sofa panjang dengan tangan dan kaki terikat. Paginya sekali lagi Domina mengerjai Mini dengan menyiram air ketika dilihatnya Mini masih tertidur. Mini pun bangun gelagapan. Ia mau menggerakkan tangannya untuk mengelap mukanya , tapi ia baru sadar kalau ternyata tangannya masih diikat dibelakang punggungnya. Dan pada saat yang bersamaan ia juga mau beranjak bangun dari sofa. tapi karena kakinya juga terikat, maka ia pun jadi jatuh ke lantai. Untungnya sofanya tidak begitu tinggi. Domina malah tertawa-tawa. Sementara Sumi jadi panik dan segera menolong membangunkan Mini.
Sesudah itu Domina berkata, "Yah, acara MOS, Masa Orientasi Submissivenya sudah selesai. Sekarang kamu boleh mandi". Kemudian mereka membuka ikatan tangan dan kaki Mini serta membiarkan Mini mandi.
Setelah Mini mandi dan berganti pakaian dengan pakaian yang dibawanya dari rumah, Domina berkata kepadanya, "Mini, kita masih berteman kan ? Terimakasih ya telah bersedia menjadi model submissive. Kamu sudah lulus kok menjadi seorang model submissive dengan predikat cum laude". Dan Domina memeluk serta menciumnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar