Ini adalah lanjutan kisah Domina dan Sumi. Setelah mereka berdua mengerjai Mini teman mereka.
Hubungan Domina dan Mini tetap baik-baik saja. Karena keduanya
sama-sama punya hobby atau kelainan mengambil foto model submissive.
Sehingga keduanya bagaimanapun juga bisa saling memaklumi, jika keduanya
saling menjadikan yang lain sebagai submissive. Walaupun terpaksa,
karena keduanya cenderung bertindak sebagai dominant.
Sementara
itu Sumi dengan diam-diam ternyata mulai tertarik dengan kain kebaya.
Ia dengan sembunyi-sembunyi, bahkan tanpa sepengetahuan kedua orang
tuanya ataupun kakaknya mulai belajar tentang sanggul dan cara memakai
kain wiron lewat internet. Ia bahkan dengan sembunyi-sembunyi
mempraktekkan apa yang ia tonton di video dan ia baca di artikel
internet ketika sedang tidak ada orang lain dirumah. Semua property
seperti kain wiron, kebaya, stagen, sandal jinjit, sanggul yang ia pakai
adalah kepunyaan ibunya.
Berulang kali ia melakukan itu dan ia
selamat tidak ketahuan oleh siapa pun. Tapi suatu hari ketika ia sedang
berdandan dengan kain kebaya lengkap dengan sanggul dan sandal jinjitnya
serta masih bergaya berlenggang lenggok di depan kaca, kakaknya
mendadak pulang ke rumah dan Sumi kalah cepat untuk menanggalkan
semuanya itu. Si kakak berhasil memergokinya masih dalam dandanan
lengkap kain kebaya. Domina pun terperangah dan kaget. Begitupun juga
dengan Sumi, ia kaget dan mendadak jadi pucat serta ketakutan.
Domina
segera memanfaatkan keadaan ini. Katanya, "Éh, ternyata kamu sekarang
sudah bisa mencintai busana nasional kita ya". Domina mendekati Sumi dan
memandanginya dari atas kepala sampai ke bawah kaki. Jari-jari tangan
Domina kemudian memegangi wajah Sumi di dagunya, memalingkannya ke kanan
dan kiri. Makeupnya cukup rapi. Kemudian beralih meraba-raba
sanggulnya, di palingkannya ke kanan dan ke kiri. Sanggulnya ternyata
cukup kencang. Setelah itu kemudian memegang-megang kain wiron Sumi.
Ditarik-tariknya kain jarik Sumi ke kanan dan kiri. Terakhir ia memegang
wironnya dan sedikit menariknya sehingga agak membuka kemudian
melepaskannya kembali. Ternyata jariknya juga cukup singset. "Cantik,
kok. Lumayan rapi untuk seorang pemula. Kain wironnya juga cukup
singset. Tapi kok sembunyi-sembunyi gitu makainya. Enggak usah malu-malu
dong. Mama sudah tau soal ini belon ?". Sumi tidak bisa menjawab.
Hatinya jadi kecut, karena ia tertangkap basah oleh kakaknya.
Kakaknya
kemudian pergi ke ruangan lain, tapi segera kembali lagi dengan membawa
tali. Domina berkata lagi, "Ditanya kok diam saja. Dik, mama sudah tau
soal ini belon ? Belon tau ya, makanya kamu sampai ngumpet-ngumpet gitu
makainya. Itu kain batik mama yang kamu pakai kan disayang banget sama
mama. Juga kebayanya". Ia berkata demikian sambil mendekati Sumi dan
menuju ke belakangnya. Ia segera menarik kedua tangan Sumi ke belakang
Sumi sambil berkata, "Dik, kamu ini ternyata nakal juga ya.
Ngambil-ngambil barang mama tanpa minta ijin dulu. Kesinikan tangan
kamu, mau kakak ikat. Biar jadi bukti buat mama. Supaya kamu kapok".
Sumi yang sebelumnya sudah pernah mengalami hal serupa yaitu diikat
tangannya oleh teman-teman Domina, tidak berontak. Ia hanya diam saja
dan berkata dengan merajuk, "Ya, diikat lagi. Jangan dong, kak. Tolong
lepasin Sumi. Kasihan Sumi. Kakak jangan bilang ini sama mama. Sumi
takut kalau mama marah. Sumi mau nurut apa kata kakak, déh".
Mengetahui
kalau diatas angin, maka Domina segera menjawab, "Makanya dik, kita
sama-sama diam. Kamu sekarang jadi model lagi saja. Seneng kan kamu ?
Bisa pakai kain kebaya sama sanggulan. Kamu cantik banget lho dik. Lekuk
tubuh kamu terlihat jelas kalau pakai pakaian kayak gini ", Adiknya
menjawab, "Tapi lepasin ikatannya dong, kak. Ini kan bukan pramuka yang
lagi main tali temali. Lagi pula kata kakak, Sumi mau dijadiin model".
Adiknya mencoba merajuk. Tapi kakaknya menjawab dengan serius sambil
memegang dagu Sumi serta mendekatkannya ke wajahnya, "Dengar, dik. Ini
model submissive yang kakak maksud. Kamu tahu kan apa itu model
submissive. Apa kamu cuma berlagak bodoh". Sumi jadi kéder begitu
melihat kakaknya jadi galak.
Melihat adiknya jadi takut, Domina
menenangkannya, "Dik, kamu jangan takut kayak gitu. Aku kan kakakmu
sendiri. Masak mau macam-macam sama kamu. Sekarang kita janjian dulu,
ini jadi rahasia kita berdua ya dik. Gimana ? Setuju nggak ?". Sumi
imengangguk. Domina berkata lagi, "Kita toss dulu". Sumi menjawab,
"Iyyéé, kakak. Kan tangan Sumi kakak ikat ke belakang. Mana bisa Sumi
toss sama kakak. Lepasin dulu dong ikatannya, biar Sumi bisa toss sama
kakak". Domina segera menimpali , " Ah, ya tangan kamu kakak ikat di
belakang ya. Biar kakak yang muter ke belakang kamu". Domina pun
berputar ke belakang Sumi. Kemudian tangan Domina ditepukkan ke tangan
Sumi yang terikat.
"Dik, sekarang kamu naik ke ranjang. Istirahat
di ranjang yuk. Biar kakak bantu kamu naik ke ranjang". Domina membantu
Sumi naik ke ranjang dan membaringkannya dalam posisi tengkurap. Sumi
segera tahu kalau ia mau dihogtied. Dan memang betul dugaan Sumi. Domina
mulai mengikat kedua kaki Sumi. Setelah selesai, Domina mulai
menghubungkan ikatan kaki dan ikatan tangan Sumi dengan tali yang lain.
Karena Domina mengikatnya dalam posisi dimana kaki dan tangan demikian
dekatnya hingga hampir bersentuhan, maka Sumi pun merasakan terlalu
kencang hingga ia berkata, "Kak, jangan kenceng-kenceng dong, kak. Sumi
sakit". Tapi Domina tidak menggubrisnya. hingga Sumi mengulangi lagi
perkataannya, "Kak, tolong kak dikendorin dikit ikatannya biar Sumi
nggak sakit". Kakaknya menjawab, "Dasar anak manja, sedikit-sedikit
bilang sakit. Kalau rewel terus, nanti kakak laporkan ke mama", Sumi
menjawab, "Kak, tolong jangan beritahu mama. Tapi ini Sumi sakit, ikatan
kakak kekencangan soalnya".
Tiba-tiba terdengar suara mobil masuk
ke halaman, mereka segera mengetahui kalau ibu mereka datang. Domina
segera cepat-cepat membuka ikatan Sumi. Mengetahui kalau ikatannya cukup
rumit, maka ia mencari gunting atau pisau. Sayangnya ia tidak
menemukannya. Untungnya ikatan hogtiednya sudah lepas sama sekali, cuma
tinggal ikatan tangan dan kaki. Akhirnya sang ibu memergoki mereka
berdua. Domina sedang memegang ikatan kaki Sumi untuk melepaskannya.
Sementara Sumi masih terbaring di atas ranjang dalam posisi tengkurap
dan terikat tangan dan kakinya.
Si
ibu menjadi marah, "Domina, kamu apakan adikmu ? Buka ikatan tangan dan
kakinya !" Domina segera mempercepat membuka ikatan tangan dan kaki
Sumi. Ibu mereka berkata lagi, "Sumi, kamu pakai kain batik sama kebaya
mama ya. Enggak apa-apa kok. Domina biarkan saja adikmu pakai kain
batik sama kebaya mama, asalkan kamu makainya hati-hati. Jangan sampai
kotor apalagi robek. Sumi, kamu memakai semuanya itu sendiri ?" Sumi
mengangguk. Hatinya lega, karena ibunya tidak marah. Si ibu berkata
lagi, "Domina, apa kamu juga pingin pakai kain kebaya kayak adikmu ?"
Domina menggeleng dan segera keluar dari kamar.
Setelah Sumi turun
dari ranjang dan berdiri di hadapan ibunya, ibunya memeriksa anaknya
itu dari atas kepala sampai ke bawah kaki mirip seperti yang dilakukan
sebelumnya oleh kakaknya. Ia memeriksa makeup, sanggul dan kemudian
turun kebawah ke kain wironnya serta merapikan kebaya dan kain wiron
Sumi. Akhirnya si ibu berkata, "Sumi, kamu sudah pandai berdandan dan
memakai kain wiron sekarang. Apa kamu ikut kursus ?". Sumi menggeleng.
Ibunya berkata lagi, "Sumi, jangan dilepas dulu sanggul sama kain
kebayamu. Kebetulan, nak. Sekarang ibu kedatangan tamu. Mereka mau
belajar rias tradisional, Kamu mau kan ibu jadikan modelnya ?".
Ibu
dan anak itupun berjalan berdampingan menuju ruang tamu. Karena Sumi
masih kesulitan berjalan dengan memakai kain wiron dan sandal jinjit,
maka ibunya membimbing dan menuntun tangannya. Ternyata begitu sampai di
ruang tamu yang luas, disebelah yang lain Domina juga kedatangan
teman-temannya. Celakanya, teman-teman yang datang ke rumah itu adalah
teman-teman kelompoknya Domina yang hobby memotret model submissive.
Begitu Sumi melihat teman-teman Domina dan tahu sebagian dari mereka
adalah mereka yang memotret dia waktu jadi model submissive, maka Sumi
pun jadi was-was dan hatinya berdebar-debar. Dalam hatinya ia hanya bisa
berharap semoga teman-teman Domina pergi lebih dulu bersama kakaknya
daripada teman-teman ibunya dan ibunya tidak pergi lagi sebelum Domina
serta teman-temannya pergi ke luar rumah. Supaya dengan demikian Domina
dan teman-temannya tidak punya kesempatan untuk menjadikan dan memaksa
Sumi menjadi model submissive lagi.
Senin, 14 Oktober 2013
Ketangkap basah
Label:
BDSM
,
bondage
,
jarik
,
kain kebaya
,
kain panjang
,
kain wiron
,
kebaya
,
Ketangkap basah
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar