Beberapa tahun kemarin ada kritik tentang pembawa acara lelaki di
televisi yang tampil sebagai wanita atau tampil kewanita-wanitaan. Para
pengritik yang umumnya dari kalangan orang tua, pendidik dan agamawan
kuatir kalau acara yang dibawakan oleh host yang bersangkutan ditonton
oleh anak-anak kecil. Padahal anak kecil adalah peniru yang hebat dari
apa yang dilihat.
Hal ini sempat membawa dampak dengan menurunnya
bahkan sempat menghilangnya host atau pembawa acara lelaki yang tampil
kewanita-wanitaan. Tapi tampaknya sekarang keadaan sudah berbalik dan
hampir kembali normal lagi seperti dulu ketika kritik itu belum ada.
Beberapa
acara di Trans7 secara tidak sengaja bahkan menjadi arena untuk
berlintas busana. Salah satu diantaranya adalah Kepo quiz yang
ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu malam sekitar pukul 7. Ini
adalah acara quiz sesuai dengan namanya, tapi bisa dijadikan sebagai
arena untuk berlintas busana. Karena ada satu segmen yaitu segmen dimana
kontestan harus berdandan dalam hal ini berpakaian dan bermakeup ala
artis terkenal tertentu. Artis itu bisa laki, wanita atau
kebencong-bencongan. Kemungkinan pertama adalah jika kontestan cowok
harus berdandan ala artis yang kebencong-bencongan. Kemungkinan kedua
adalah jika kontestan cowok harus berdandan sebagai artis cewek dan
kebalikannya jika kontestan cewek harus berdandan ala artis cowok. Dan
sesudah segmen itu selesai masih ditambahi dengan aturan dandanan tidak
boleh dilepas sampai acara selesai, padahal sesudah segmen itu selesai
masih ada segmen lainnya.
Acara selanjutnya adalah Hitam Putih
yang dibawakan oleh Dedy Corbuzier. Kalau untuk acara ini yang jadi
korbannya adalah pengiring musiknya yaitu Anu dan Billy the beatbox.
Belum lagi artis bintang tamu cowok yang kadang-kadang juga tampil
berdandan ala cewek. Seperti misalnya pelawak Wendy. Kalau untuk Wendy
mungkin keadaan ini boleh dibilang sebagai sudah biasa, karena ia
kadang-kadang tampil sebagai cewek waktu pentas melawak. Tapi untuk Anu
dan Billy, keadaan ini apakah sudah biasa untuk mereka ? Kita tidak
tahu. Paling tidak sudah 2 kali mereka tampil dengan dandanan setengah
wanita atau tidak full crossdressing. Pada episode dengan bintang tamu
Sandrina, penari tradisional cilik yang sedang mengikuti kontes IMB dan
episode dengan bintang tamu Syahrini. Pada episode dengan bintang tamu
Sandrina, mereka tampil dengan makeup wanita dan rambut di sanggul serta
memakai kebaya walaupun bawahannya tidak memakai kain panjang, tapi
tetap memakai celana. Tapi untungnya pada episode dengan bintang tamu
Syahrini, mereka hanya tampil dengan makeup dan wig, Selebihnya pakaian
mereka masih normal pakaian lelaki.
Hal ini belum terhitung untuk
acara-acara yang bersifat lawak seperti Tahan Tawa Transtv dan OVJ
Trans7 dimana para pelawaknya kadang-kadang tampil berdandan sebagai
lawan jenisnya. Dan seperti diketahui bersama acara-acara diatas semua
ditayangkan pada waktu malam begitu larut.
Apakah ini tanda akhir
jaman ? Atau kebebasan pers di Indonesia yang sudah menguat ? Atau para
orang tua sudah cukup mempunyai strategi, cara, pelindung, perisai atau
penangkal untuk menjaga anak-anak mereka dari mencontoh adegan-adegan
yang ada di televisi ? Bagaimana menurut anda ?
Minggu, 30 Desember 2012
Lintas busana di televisi
Label:
crossdresser
,
crossdressing
,
Hitam Putih
,
kain panjang
,
kebaya
,
kepo quiz
,
konde
,
lintas busana
,
sanggul
,
Trans7
Jumat, 28 Desember 2012
Orbituary : indocrossdresser.lefora.com
Tak dapat dipungkiri lagi kalau situs ini telah sangat berjasa
terhadap diriku khususnya terhadap hobbyku berlintas busana. Harus
kuakui kalau sebelum aku menemukan situs itu, aku sama sekali tidak tahu
istilah cding, cder dan mungkin juga crossdresser. Dulu sewaktu kecil
dan internet belum semarak sekarang memang aku pernah tahu dan membaca
istilah itu, crossdress. Tapi kemudian karena tidak pernah dipakai,
setelah sekian lama akhirnya aku lupa dengan istilah itu. Baru setelah
aku membaca itu di internet dan juga di situs itu akhirnya ingatanku
kembali lagi.
Selain itu lewat situs ini juga aku juga mengetahui kalau orang-orang yang mempunyai hobby crossdressing ternyata juga banyak. Bukan itu saja, orang-orang yang hobbynya lebih khusus dan lebih jarang yaiu berlintas busana khusus busana Jawa kain kebaya ternyata juga tidak sedikit.
Awal mulanya aku mengetahui situs ini adalah lewat google.com. Waktu itu Sabtu malam Minggu dan seperti kebiasaanku dulu aku selalu berlintas busana sambil online mencari artikel dan gambar yang berhubungan dengan "kain, kebaya dan jarik" serta yang semacamnya. Biasanya aku tidak pernah mendapatkan situs indocrossdresser.lefora.com. Tapi malah situs-situs lain yang bukan pelintas busana yang isinya juga gambar-gambar wanita memakai kain kebaya dan artikel-artikel yang berhubungan dengan itu. Sampai suatu saat akhirnya aku mendapatkan situs itu lewat google.com dengan kata kunci pencarian yang kurang lebih sama. Pertama kali waktu itu aku jadi heran. Ternyata ada juga cowok yang hobby pakai kain kebaya sampai masturbasi. Kemudian karena tertarik maka aku ikut mendaftarkan diri menjadi member di situs itu.
Setelah disetujui menjadi member, aku pun menulis postingan di situs itu dan juga mengupload foto-fotoku. Setelah kulakukan beberapa kali, aku jadi kepikiran untuk membuat blog sendiri. Aku ingat waktu itu beberapa artikel awal ku antara lain trilogiku "Gara-gara selimut", "Dari selimut menjadi kain kebaya" dan "Metamorfosa yang sempurna". Di situs itu dulu ada bagian yang kurang lebih isinya top posts atau beberapa postingan yang paling banyak dilihat oleh pengunjung dan postinganku ternyata juga ikut masuk kedalam daftar top posts. Tentu saja aku merasa senang bukan main.
Suatu ketika di situs itu dimuat pendaftaran untuk menjadi member premium dengan harga promosi. Karena ongkosnya tidak mahal, maka iseng-iseng aku mentransfer sejumlah uang untuk pendaftarannya. Selang beberapa hari aku mendapat email yang menyatakan kalau aku sudah menjadi member premium. Maka aku pun semakin semangat untuk membuat postingan dan mengupload foto-fotoku.
Sampai suatu saat ketika hendak login, aku mendapat pesan aneh di layar monitor. Isinya kurang lebih aku tidak bisa login, karena keanggotaanku sedang menunggu persetujuan dari admin. Ini terjadi beberapa hari. Kemudian sesudah itu aku bisa login lagi. Dan kebetulan di situs itu ada yang membicarakan soal keanggotaan premium dan keistimewaannya. Maka aku pun juga ikut nimbrung dan mengkritik kejadian yang aku alami selama beberapa hari. Tak dinyana selang beberapa hari ketika aku browsing di situs itu, namaku tertera menjadi salah satu moderator di situs itu. Ternyata itu sebagai kompensasi atas gangguan yang aku alami. Maka aku pun mengucapkan terimakasih kepada administrator situs itu.
Selang beberapa lama, aku mendapat respon dari salah satu member atas salah satu postinganku. Isinya kurang lebih postinganku kurang menarik, mungkin saja kurang sensasional. Maka sejak itu aku mulai kurang aktif hingga akhirnya aku tidak aktif lagi membuat postingan dan mengupload foto. Di samping itu blogku juga sudah mulai berkembang, maka aku pikir lebih baik aku mengurus blogku sendiri.
Tapi setelah untuk waktu yang lama, aku sekali-kali masih menyempatkan diri untuk melihat situs itu walaupun untuk sepintas saja. Dan aku masih terus secara berkala mendapatkan email dari situs itu. Hingga suatu saat ketika aku ingin melihat situs itu, browser komputerku bukannya mengakses alamat itu, tapi malah mengakses alamat lefora.com dan di layar monitor ada tulisan yang isinya kurang lebih menyatakan kalau alamat itu sudah tidak ada lagi. Karena masih penasaran, maka aku berulang-ulang mengulang hal itu dan itu kulakukan selama beberapa hari. Hingga akhirnya aku dapat kesimpulan kalau situs itu memang sudah tidak ada lagi. Maka aku iseng-iseng menulis di facebook dan twitterku, isinya "rest in peace indocrossdresser.lefora.com ..."
Tapi selang beberapa hari kemudian ketika aku iseng-iseng mengakses indocrossdresser.lefora.com
, ternyata alamat itu bisa diakses lagi untuk beberapa waktu dan aku kembali mendapat email secara berkala dari situs itu. Tapi kemudian selama beberapa hari atau minggu aku tidak mendapat email dari situs itu, maka aku pun jadi penasaran. Aku pun mencoba mengakses situs itu dan kembali situs itu tidak bisa diakses. Sebagai gantinya ada situs lain yang namanya kalau tidak salah forum.indocrossdresser.com. Dan juga ada beberapa nama dari member yang sama dengan member di situs yang lama. Selain itu lewat sebuah blog yang merupakan milik dari administrator situs indocrossdresser,lefora.com juga dimuat sebuah tulisan yang mengatakan kalau forum sekarang pindah di alamat baru tersebut. Maka aku pun menarik kesimpulan kalau sekarang benar-benar situs indocrossdresser,lefora.com sudah tamat. Kalau betul memang begitu keadaannya, maka aku ingin ( kembali ) mengucapkan "Rest in peace indocrossdresser.lefora.com. May God forgive you and accept you at His side. Ashes to ashes. Dust to dust". Beristirahatlah dengan tenang indocrossdresser.lefora.com. Biarlah tunas-tunas muda bermunculan untuk menggantikanmu. Long live crossdresser !
Lewar posting ini aku juga ingin mengucapkan salam kepada member di indocrossdresser.lefora.com. Bagaimana kabarnya ? Sis Andini, Desi Sukaff, Devina Angelina, Jenny Id, Yuanita dan semuanya saja termasuk yang aku sudah lupa namanya.
Selain itu lewat situs ini juga aku juga mengetahui kalau orang-orang yang mempunyai hobby crossdressing ternyata juga banyak. Bukan itu saja, orang-orang yang hobbynya lebih khusus dan lebih jarang yaiu berlintas busana khusus busana Jawa kain kebaya ternyata juga tidak sedikit.
Awal mulanya aku mengetahui situs ini adalah lewat google.com. Waktu itu Sabtu malam Minggu dan seperti kebiasaanku dulu aku selalu berlintas busana sambil online mencari artikel dan gambar yang berhubungan dengan "kain, kebaya dan jarik" serta yang semacamnya. Biasanya aku tidak pernah mendapatkan situs indocrossdresser.lefora.com. Tapi malah situs-situs lain yang bukan pelintas busana yang isinya juga gambar-gambar wanita memakai kain kebaya dan artikel-artikel yang berhubungan dengan itu. Sampai suatu saat akhirnya aku mendapatkan situs itu lewat google.com dengan kata kunci pencarian yang kurang lebih sama. Pertama kali waktu itu aku jadi heran. Ternyata ada juga cowok yang hobby pakai kain kebaya sampai masturbasi. Kemudian karena tertarik maka aku ikut mendaftarkan diri menjadi member di situs itu.
Setelah disetujui menjadi member, aku pun menulis postingan di situs itu dan juga mengupload foto-fotoku. Setelah kulakukan beberapa kali, aku jadi kepikiran untuk membuat blog sendiri. Aku ingat waktu itu beberapa artikel awal ku antara lain trilogiku "Gara-gara selimut", "Dari selimut menjadi kain kebaya" dan "Metamorfosa yang sempurna". Di situs itu dulu ada bagian yang kurang lebih isinya top posts atau beberapa postingan yang paling banyak dilihat oleh pengunjung dan postinganku ternyata juga ikut masuk kedalam daftar top posts. Tentu saja aku merasa senang bukan main.
Suatu ketika di situs itu dimuat pendaftaran untuk menjadi member premium dengan harga promosi. Karena ongkosnya tidak mahal, maka iseng-iseng aku mentransfer sejumlah uang untuk pendaftarannya. Selang beberapa hari aku mendapat email yang menyatakan kalau aku sudah menjadi member premium. Maka aku pun semakin semangat untuk membuat postingan dan mengupload foto-fotoku.
Sampai suatu saat ketika hendak login, aku mendapat pesan aneh di layar monitor. Isinya kurang lebih aku tidak bisa login, karena keanggotaanku sedang menunggu persetujuan dari admin. Ini terjadi beberapa hari. Kemudian sesudah itu aku bisa login lagi. Dan kebetulan di situs itu ada yang membicarakan soal keanggotaan premium dan keistimewaannya. Maka aku pun juga ikut nimbrung dan mengkritik kejadian yang aku alami selama beberapa hari. Tak dinyana selang beberapa hari ketika aku browsing di situs itu, namaku tertera menjadi salah satu moderator di situs itu. Ternyata itu sebagai kompensasi atas gangguan yang aku alami. Maka aku pun mengucapkan terimakasih kepada administrator situs itu.
Selang beberapa lama, aku mendapat respon dari salah satu member atas salah satu postinganku. Isinya kurang lebih postinganku kurang menarik, mungkin saja kurang sensasional. Maka sejak itu aku mulai kurang aktif hingga akhirnya aku tidak aktif lagi membuat postingan dan mengupload foto. Di samping itu blogku juga sudah mulai berkembang, maka aku pikir lebih baik aku mengurus blogku sendiri.
Tapi setelah untuk waktu yang lama, aku sekali-kali masih menyempatkan diri untuk melihat situs itu walaupun untuk sepintas saja. Dan aku masih terus secara berkala mendapatkan email dari situs itu. Hingga suatu saat ketika aku ingin melihat situs itu, browser komputerku bukannya mengakses alamat itu, tapi malah mengakses alamat lefora.com dan di layar monitor ada tulisan yang isinya kurang lebih menyatakan kalau alamat itu sudah tidak ada lagi. Karena masih penasaran, maka aku berulang-ulang mengulang hal itu dan itu kulakukan selama beberapa hari. Hingga akhirnya aku dapat kesimpulan kalau situs itu memang sudah tidak ada lagi. Maka aku iseng-iseng menulis di facebook dan twitterku, isinya "rest in peace indocrossdresser.lefora.com ..."
Tapi selang beberapa hari kemudian ketika aku iseng-iseng mengakses indocrossdresser.lefora.com
, ternyata alamat itu bisa diakses lagi untuk beberapa waktu dan aku kembali mendapat email secara berkala dari situs itu. Tapi kemudian selama beberapa hari atau minggu aku tidak mendapat email dari situs itu, maka aku pun jadi penasaran. Aku pun mencoba mengakses situs itu dan kembali situs itu tidak bisa diakses. Sebagai gantinya ada situs lain yang namanya kalau tidak salah forum.indocrossdresser.com. Dan juga ada beberapa nama dari member yang sama dengan member di situs yang lama. Selain itu lewat sebuah blog yang merupakan milik dari administrator situs indocrossdresser,lefora.com juga dimuat sebuah tulisan yang mengatakan kalau forum sekarang pindah di alamat baru tersebut. Maka aku pun menarik kesimpulan kalau sekarang benar-benar situs indocrossdresser,lefora.com sudah tamat. Kalau betul memang begitu keadaannya, maka aku ingin ( kembali ) mengucapkan "Rest in peace indocrossdresser.lefora.com. May God forgive you and accept you at His side. Ashes to ashes. Dust to dust". Beristirahatlah dengan tenang indocrossdresser.lefora.com. Biarlah tunas-tunas muda bermunculan untuk menggantikanmu. Long live crossdresser !
Lewar posting ini aku juga ingin mengucapkan salam kepada member di indocrossdresser.lefora.com. Bagaimana kabarnya ? Sis Andini, Desi Sukaff, Devina Angelina, Jenny Id, Yuanita dan semuanya saja termasuk yang aku sudah lupa namanya.
Label:
crossdresser
,
indocrossdresser
,
jarik
,
kain kebaya
,
lintas busana
Kamis, 27 Desember 2012
Belanja natal
Seperti pada umumnya seorang wanita, maka akupun juga belanja di
hari Natal. Yang pertama tentu saja, kue-kue dan biskuit. Kemudian
seperti pada umumnya seorang wanita juga, maka aku juga belanja pakaian.
Tapi pakaian yang kubeli bukannya rok, baju, atau celana dan
sejenisnya. Melainkan 3 lembar kain jarik batik.
Bukannya aku tidak punya atau tidak suka rok dan semacamnya. Aku punya beberapa. Dan bukannya aku tidak tertarik untuk membelinya lagi. Tapi entah kenapa aku hari itu malah membeli 3 lembar kain jarik batik. 1 lembar corak sogan, 1 lembar corak garutan dan 1 lembar corak pekalongan.
Mungkin aku seorang yang konservatif atau kolot atau malah seorang yang ndeso dan kampungan. Atau seorang yang berpura-pura menyukai kain batik.
Tapi itulah yang terjadi padaku dan keesokan harinya aku mencoba memakai salah satu kain jarik baruku yang bercorak sogan setelah terlebih dahulu aku wiru. Kain batik itu tebal dan wangi batiknya membangkitkan gairahku untuk memakainya. Akupun menciuminya dan meletakkannya dipangkuanku yang sudah terlebih dahulu memakai kain kebaya tapi dengan kain jarik yang lama. Kainnya terasa dingin di pangkuanku dan si adik jadi sedikit terangsang. Setelah aku menimang-nimang ketiga kain jarik batik yang kubeli kemarin satu demi satu, baru aku memutuskan untuk memakai yang berwarna sogan. Aku pun mewirunya, kainnya yang tebal menjadikannya gampang untuk diwiru, karena kain yang tebal menjadikannya kaku dan tidak membuka kembali ketika diwiru.
Setelah selesai mewiru, maka aku segera melepas kebaya, bra dan stagen kemudian kain jariknya. Kemudian kain jarik baru itu aku lilitkan di kakiku. Setelah selesai dan dirapikan serta berpakaian lengkap, aku mengaca dan mematut-matut didepan cermin. Aku merasa sangat puas. Kain jarik baruku yang aku beli di hari Natal. Sungguh terasa sangat romantis dan syahdu. Foto-fotonya ada dibawah ini.
Sebetulnya aku sudah punya yang motifnya hampir sama dengan yang baru ini, tapi yang lama lebarnya lebih sempit dan juga agak tipis kainnya.
Bukannya aku tidak punya atau tidak suka rok dan semacamnya. Aku punya beberapa. Dan bukannya aku tidak tertarik untuk membelinya lagi. Tapi entah kenapa aku hari itu malah membeli 3 lembar kain jarik batik. 1 lembar corak sogan, 1 lembar corak garutan dan 1 lembar corak pekalongan.
Mungkin aku seorang yang konservatif atau kolot atau malah seorang yang ndeso dan kampungan. Atau seorang yang berpura-pura menyukai kain batik.
Tapi itulah yang terjadi padaku dan keesokan harinya aku mencoba memakai salah satu kain jarik baruku yang bercorak sogan setelah terlebih dahulu aku wiru. Kain batik itu tebal dan wangi batiknya membangkitkan gairahku untuk memakainya. Akupun menciuminya dan meletakkannya dipangkuanku yang sudah terlebih dahulu memakai kain kebaya tapi dengan kain jarik yang lama. Kainnya terasa dingin di pangkuanku dan si adik jadi sedikit terangsang. Setelah aku menimang-nimang ketiga kain jarik batik yang kubeli kemarin satu demi satu, baru aku memutuskan untuk memakai yang berwarna sogan. Aku pun mewirunya, kainnya yang tebal menjadikannya gampang untuk diwiru, karena kain yang tebal menjadikannya kaku dan tidak membuka kembali ketika diwiru.
Setelah selesai mewiru, maka aku segera melepas kebaya, bra dan stagen kemudian kain jariknya. Kemudian kain jarik baru itu aku lilitkan di kakiku. Setelah selesai dan dirapikan serta berpakaian lengkap, aku mengaca dan mematut-matut didepan cermin. Aku merasa sangat puas. Kain jarik baruku yang aku beli di hari Natal. Sungguh terasa sangat romantis dan syahdu. Foto-fotonya ada dibawah ini.
Sebetulnya aku sudah punya yang motifnya hampir sama dengan yang baru ini, tapi yang lama lebarnya lebih sempit dan juga agak tipis kainnya.
Label:
Belanja natal
,
crossdresser
,
jarik
,
kain batik
,
kain panjang
,
kain wiron
,
kebaya
,
ladyboy
,
shemale
,
stagen
Selasa, 25 Desember 2012
Pakai kebaya jadi nggak bisa pipis
Suatu hari ketika aku melihat search term untuk views kemarinnya, aku
mendapati kalimat di atas. Pakai kebaya jadi nggak bisa pipis.
Tantu saja kalimat itu salah. Pakai kebaya tetap bisa pipis dengan bebas dan leluasa seperti biasa. Kecuali bawahannya pakai kain jarik wiron yang dipakai dengan sangat rapat dan singset hingga ke mata kaki terus masih diikat dengan tali dipinggang dan ditutup dengan stagen plus corset hingga tidak bisa dicincing atau dinaikkan keatas sampai ke pantat. Itu baru jadi masalah.
Solusi satu-satunya kain jarik memang harus dipaksakan untuk dicincing atau dinaikkan hingga ke pantat kalau memang mau pipis. Tapi akibatnya kain jarik nanti bisa jadi kurang rapi dan kurang singset lagi begitu diturunkan ketika habis pipis.
Tapi sebetulnya hal ini seperti pisau yang bermata dua. Pakai kain kebaya jadi tidak bisa pipis. Di satu sisi hal ini akan menyiksa si pemakainya, tapi di sisi lain justru disinilah tantangan dan sekaligus kenikmatannya. Terutama untuk para pelintas busana. Ini adalah sengsara yang membawa nikmat. Tersiksa karena tidak bisa pipis, tapi justru dengan begitu si adik jadi bisa bergairah dan membantu untuk berdiri tegak gagah perkasa.
Pernah suatu ketika aku sedang online sambil pakai kain kebaya dan chatting dengan teman, kebetulan dia tahu kalau aku pakai kain kebaya. Dia bilang begini "Pipis dulu jeng, nanti kalau sudah pakai kain kebaya tidak bisa pipis lagi". Aku pun menjawab begini "justru disitulah kenikmatannya". Dia pun menambahi "rasanya senggring senggring".
Tapi ada juga temanku yang lain yang juga maniak sama kain jarik. Dia punya kebiasaan yang beda dengan kebiasaanku. Dia bisa pipis di kain jariknya waktu pakai jarik. Pipis bukannya mastubasi. Hal itu tidak pernah sekalipun terjadi padaku. Walaupun kebelet pipis, tapi tetap saja tidak bisa keluar pipisnya. Yang sering terjadi akhirnya malah masturbasi. Baru sesudah selesai berlintas busana, pipisnya bisa keluar dengan lancar dan banyak.
Temanku yang pipis di jarik itu pun memberitahu aku kalau pipis tapi ditahan-tahan itu tidak baik bagi syaraf si adik. Aku tau maksudnya, tapi mau dipipiskan tidak bisa dan memang rasa kebeletnya kurang kuat. Mungkin kalah dengan gairahnya si adik yang sedang menggebu-gebu waktu sedang berlintas busana. Tapi bagaimanapun juga lewat posting ini aku sekaligus ingin mengucapkan terimakasih atas infonya.
Akhirnya daripada kebelet pipis tidak bisa dipipiskan lebih baik berfantasi dengan pisang seperti dibawah ini. Selamat menikmati !

Tantu saja kalimat itu salah. Pakai kebaya tetap bisa pipis dengan bebas dan leluasa seperti biasa. Kecuali bawahannya pakai kain jarik wiron yang dipakai dengan sangat rapat dan singset hingga ke mata kaki terus masih diikat dengan tali dipinggang dan ditutup dengan stagen plus corset hingga tidak bisa dicincing atau dinaikkan keatas sampai ke pantat. Itu baru jadi masalah.
Solusi satu-satunya kain jarik memang harus dipaksakan untuk dicincing atau dinaikkan hingga ke pantat kalau memang mau pipis. Tapi akibatnya kain jarik nanti bisa jadi kurang rapi dan kurang singset lagi begitu diturunkan ketika habis pipis.
Tapi sebetulnya hal ini seperti pisau yang bermata dua. Pakai kain kebaya jadi tidak bisa pipis. Di satu sisi hal ini akan menyiksa si pemakainya, tapi di sisi lain justru disinilah tantangan dan sekaligus kenikmatannya. Terutama untuk para pelintas busana. Ini adalah sengsara yang membawa nikmat. Tersiksa karena tidak bisa pipis, tapi justru dengan begitu si adik jadi bisa bergairah dan membantu untuk berdiri tegak gagah perkasa.
Pernah suatu ketika aku sedang online sambil pakai kain kebaya dan chatting dengan teman, kebetulan dia tahu kalau aku pakai kain kebaya. Dia bilang begini "Pipis dulu jeng, nanti kalau sudah pakai kain kebaya tidak bisa pipis lagi". Aku pun menjawab begini "justru disitulah kenikmatannya". Dia pun menambahi "rasanya senggring senggring".
Tapi ada juga temanku yang lain yang juga maniak sama kain jarik. Dia punya kebiasaan yang beda dengan kebiasaanku. Dia bisa pipis di kain jariknya waktu pakai jarik. Pipis bukannya mastubasi. Hal itu tidak pernah sekalipun terjadi padaku. Walaupun kebelet pipis, tapi tetap saja tidak bisa keluar pipisnya. Yang sering terjadi akhirnya malah masturbasi. Baru sesudah selesai berlintas busana, pipisnya bisa keluar dengan lancar dan banyak.
Temanku yang pipis di jarik itu pun memberitahu aku kalau pipis tapi ditahan-tahan itu tidak baik bagi syaraf si adik. Aku tau maksudnya, tapi mau dipipiskan tidak bisa dan memang rasa kebeletnya kurang kuat. Mungkin kalah dengan gairahnya si adik yang sedang menggebu-gebu waktu sedang berlintas busana. Tapi bagaimanapun juga lewat posting ini aku sekaligus ingin mengucapkan terimakasih atas infonya.
Akhirnya daripada kebelet pipis tidak bisa dipipiskan lebih baik berfantasi dengan pisang seperti dibawah ini. Selamat menikmati !
Label:
crossdresser
,
kain kebaya
,
kain wiron
,
ladyboy
,
pipis
,
pisang
,
shemale
,
waria
Jumat, 21 Desember 2012
Selamat hari ibu
Ibu adalah salah satu figur penting dari suatu keluarga yang lengkap. Walaupun ia tidak diakui sebagai kepala keluarga. Tapi ia adalah salah satu dari orang tua kita dan ia juga yang melahirkan kita ke dunia. Serta jangan lupa pula dengan pepatah yang mengatakan kalau dibelakang pria hebat selalu ada wanita hebat.
Namun dibalik keagungan seorang ibu, ia adalah tetap seorang wanita yang anggun. Khususnya untuk para wanita Indonesia. Para pahlawan wanita kita telah memberi contoh tersebut. RA Kartini, Dewi Sartika dan lainnya.
Khususnya untuk para wanita Jawa. Keagungan dan keanggunan itu akan lebih tampak lagi dengan pakaiannya yang berupa kain kebaya. Pakaian yang membuat seorang wanita terlihat anggun.
Terlebih dengan rambut yang tersanggul laksana mahkota yang harus dijagai dengan seksama dan hati-hati. Walaupun terasa berat di kepala, tapi layaknya seperti tugas berat nan mulia yang harus dijalani dengan tulus dan iklas.
Kemudian kebayanya yang pas dibadan akan membentuk siluet dari badan pemakainya. Keanggunan pun akan tampak di sini. Dada yang laksana dua gunung di sela sebuah lembah menampilkan panorama yang indah. Kemudian lekuk tubuh dari pinggang ke pinggul yang terlihat jelas. Laksana indahnya sebuah guitar klasik yang mewah dan mahal yang dapat melantunkan nada-nada yang merdu. Walaupun untuk semua itu si pemakai harus rela berkorban menghimpit tubuhnya dengan stagen dan korset yang membebat tubuh dengan ketatnya. Nafas pun bisa-bisa jadi agak sesak dibuatnya. Tapi demi sebuah penampilan yang anggun, pengorbanan yang cukup sepadan rela dilakukan.
Turun kebawah, kain panjang yang depannya di wiru dengan indah membebat dan menghimpit kaki dengan ketatnya. Kaki pun harus rela berjalan dengan pelan-pelan dan langkah-langkah yang kecil bahkan mungkin terhuyung-huyung demi suatu istilah berjalan dengan pantas layaknya wanita Indonesia yang anggun.
Terakhir, telapak kakipun harus rela dipakaikan sandal jinjit yang semakin mempersulit berjalan selain juga bisa mengakibatkan sakit pinggang.
Tapi itu adalah citra wanita Indonesia di jaman dahulu, di jaman sekarang para wanita Indonesia sudah mengganti pakaian kain kebayanya dengan pakaian modern yang lebih praktis berupa rok dan celana. Kecuali untuk kalangan-kalangan tertentu yang masih berdarah biru, adat itu masih terjaga.
Jadi bagaimana sekarang ? Mengikuti jaman dengan pakaiannya dengan mengatas namakan emansipasi wanita. Karena memang sekarang begitulah keadaannya, wanita sekarang juga ikut menjadi pekerja dan profesional serta bukan tidak mungkin juga menjadi tulang punggung keluarga seperti layaknya seorang pria.
Atau ketat mempertahankan tradisi menguri-uri busana tradisional kita ? Seperti pemkot Surakarta yang mewajibkan seluruh pegawainya mengenakan busana Jawa pada hari tertentu.
Label:
hari ibu
,
jarik
,
kain kebaya
,
kain panjang
,
kain wiron
,
Kartini
,
kebaya
,
sandal jinjit
,
sanggul
Rabu, 19 Desember 2012
Santa Claus is coming to town
Ini adalah cerita masa kecilku dulu sewaktu aku masih duduk di Sekolah Dasar. Waktu itu aku sering mendengar cerita dari teman-teman sekelasku tentang Santa Claus. Mereka bilang kalau mereka waktu itu disuruh orang tua mereka untuk meletakkan sepatu dan rumput beserta air putih dalam suatu tempat dan meletakkannya di bawah tempat tidur mereka pada tanggal 4 Desember malam hari sebelum tidur. Soalnya pada malam itu Santa Claus akan datang ke rumah mereka dan memberi mereka hadiah. Dan teman-temanku yang melakukan itupun mendapat hadiah mereka masing-masing. Hadiah itu rata-rata semacam alat tulis dan sekolah atau jam tangan.
Waktu pertama kali aku mendengar cerita itu, aku tidak langsung ikut mengerjakannya. Baru tahun berikutnya aku juga melakukan itu. Ketika itu aku masih percaya kalau yang memberi hadiah betul-betul Santa Claus. Maka akupun menyertakan selembar surat di tempat itu. Isinya permintaan akan barang-barang yang aku inginkan pada waktu itu yaitu beberapa cassette dari artist yang aku idolakan waktu itu. Tapi besok harinya ternyata aku tidak mendapat barang-barang yang aku inginkan melainkan mendapat hadiah berupa alat-alat tulis.
Ketika kita sudah dewasa, kita pun tahu kalau itu adalah hadiah dari orangtua kita. Dan sebagai orang Kristiani, kita tahu bahwa hadiah Natal yang paling indah dan bermakna bagi kita adalah bayi Yesus yang telah lahir bagi kita.
English
This is a story from my childhood when I was sitting in primary school. At that time, I often heard stories from my classmates about Santa Claus. They said that they were told by their parents to put shoes and lawn with water in one place and put it under their bed on December 4 at night before bed. Because on that night Santa Claus is coming to their house and give them gifts. And my friends who did that too got their reward. The prize was commonly stationery or watches.
When I first heard the story, I did not directly participate. But the next year I also did it. That time I still believed that the gifts really given by Santa Claus. So I included a letter in that place. It contained the demand for the goods that I wanted at that time that was some cassettes from the artists that I admired that time. But the next day, it turned out that I did not get the things I wanted but I got the gift of writing instrument.
As we've grown, we also know that it is a gift from our parents. And as Christians, we know that Christmas gift that is most beautiful and meaningful for us is the baby Jesus that was born for us.
Label:
Christmas
,
crossdresser
,
ladyboy
,
Michael Bublé
,
Santa Claus is coming to town
,
shemale
,
Youtube
Minggu, 16 Desember 2012
Tomboi, Maria Selena Sulit Jalan di Catwalk
Ternyata selain jengkel dengan busana batik yang menurutnya mirip dengan busana tradisional Indonesia, Maria Selena juga tomboi hingga kesulitan berjalan dengan high heels, karena tidak terbiasa pakai high heels. Lalu bagaimana jika suatu saat ia harus berbusana tradisional Jawa atau berbusana nasional kain kebaya, sedangkan biasanya pada saat yang bersamaan juga harus memakai sandal jinjit ?
Mungkin bagi dia ini akan menjadikan kesulitan dan kejengkelan yang menjadi satu. Pertama, kesulitan melangkah karena memakai sandal jinjit dan masih harus dihambat dengan kain wiron yang ketat. Kedua, mungkin kejengkelannya akan bertambah, karena pertama jengkel terhadap busana kain kebaya yang dipakainya dan kemudian ditambah dengan kejengkelan karena tidak biasa memakai high heels.
Mungkin ia harus belajar ngadi salira ngadi busana dengan busana kain kebaya seperti yang biasa diadakan pada kontes pemilihan duta wisata atau pemilihan putera puteri daerah khususnya daerah Jawa Tengah. Belajar berjalan dengan perlahan-lahan, lemah gemulai sambil memasang senyum hingga menimbulkan kesan anggun. Istilahnya berjalan dengan pantas seabagai seorang wanita Indonesia atau seorang yang menjunjung tinggi adat-adat keTimuran.
Label:
kain kebaya
,
kain wiron
,
Maria Selena
,
sandal jinjit
Sabtu, 15 Desember 2012
homemade dress atau recycled dress
Menjahit
atau membuat sebuah pakaian yang sederhana dan memperbaiki pakaian yang
lepas jahitannya atau robek sedikit adalah juga merupakan kegiatanku
yang mungkin juga bisa disebut sebagai sebuah hobby.
Beberapa diantaranya pernah dimuat di postinganku. Seperti kebaya dengan motif harimau, rok mini berwarna hijau tentara. Dan juga rok mini dengan motif garis-garis diatas.
Rok mini warna hijau dan rok mini diatas adalah bekas dari t shirt kaos yang sudah tidak kupakai lagi. T shirt yang berwarna hijau kemudian kupotong di bagian bawah ketiak persis dan kebetulan dibagian bawah ada bannya. Kemudian ke dalam ban itu ku masukkan elastik. Begitulah rok mini warna hijau itu pun langsung jadi.
Sedangkan rok mini yang bergaris-garis itu berasal dari t shirt kaos yang kupotong pada bagian tengah lengannya. Bagian yang terbuka bekas lengannya kemudian kututup dengan kujahit. Kemudian bagian atasnya kujahit dan kubuat ban, lalu kumasukkan elastik kedalamnya.
Garis patah panjang panjang berarti t shirt dipotong tengah lengannya. Sedangkan garis patah panjang pendek berarti t shirt dipotong di bagian bawah ketiak persis
Tapi untuk kebaya harimau, aku membuatnya dari bahan. Jadi bukan dari bekas pakaian.
Beberapa diantaranya pernah dimuat di postinganku. Seperti kebaya dengan motif harimau, rok mini berwarna hijau tentara. Dan juga rok mini dengan motif garis-garis diatas.
Rok mini warna hijau dan rok mini diatas adalah bekas dari t shirt kaos yang sudah tidak kupakai lagi. T shirt yang berwarna hijau kemudian kupotong di bagian bawah ketiak persis dan kebetulan dibagian bawah ada bannya. Kemudian ke dalam ban itu ku masukkan elastik. Begitulah rok mini warna hijau itu pun langsung jadi.
Sedangkan rok mini yang bergaris-garis itu berasal dari t shirt kaos yang kupotong pada bagian tengah lengannya. Bagian yang terbuka bekas lengannya kemudian kututup dengan kujahit. Kemudian bagian atasnya kujahit dan kubuat ban, lalu kumasukkan elastik kedalamnya.
Garis patah panjang panjang berarti t shirt dipotong tengah lengannya. Sedangkan garis patah panjang pendek berarti t shirt dipotong di bagian bawah ketiak persis
Tapi untuk kebaya harimau, aku membuatnya dari bahan. Jadi bukan dari bekas pakaian.
Label:
crossdresser
,
homemade dress
,
kebaya
,
ladyboy
,
recycled dress
,
rok mini
,
shemale
Kamis, 13 Desember 2012
Maria Selena
Maria Selena adalah Puteri Indonesia 2011 yang mewakili Indonesia dalam kontes Miss Universe 2012. Dan sudah dapat diduga seperti biasanya penampilan wakil Indonesia dalam kostum bikini selalu menimbulkan pro dan kontra. Karena sudah sejak dari jaman dahulu kala dan seperti sudah menjadi mitos kalau bangsa Indonesia adalah bangsa yang sopan dan santun termasuk dalam berbusana.
Seperti juga halnya dengan busana nasionalnya yaitu kain kebaya yang cenderung tertutup dari atas sampai bawah. Kain wironnya sampai menutup mata kaki, kalau menurut pakemnya. Sedangkan lengannya juga tertutup oleh panjangnya lengan dari kebaya. Dan hal ini dapat terlihat pada pemilihan putera-puteri daerah yang selalu menampilkan busana daerahnya masing-masing terutama untuk malam grandfinal dan juga untuk publikasi.
Tapi apa kata Puteri Indonesia 2011, Maria Selena ketika diwawancara dalam bahasa Inggris tentang pengalaman kencan yang paling menarik baginya dan kebetulan waktu itu ia memakai busana batik yang menurutnya seperti busana tradisional Indonesia ? Dari video diatas pada detik ke 33 dapat didengar ia menjawab "matching clothes together ... batik like a traditional Indonesian clothes... it's very annoying actually, but it's fun and creative ".
Ternyata ia cukup jengkel dengan busana itu walaupun juga menyenangkan. Ternyata ia belum bisa menerima busana seperti itu dengan sepenuh hati. Padahal kalau dilihat dari omongannya, kelihatannya busana yang dimaksud sudah dimodifikasi. Bahkan mungkin sudah berupa gaun, bukan lagi berupa kain kebaya. Dan namanya busana nasional yang sudah dimodifikasi biasanya akan dibuat dengan tujuan semakin mempermudah dan semakin membuat nyaman pemakainya. Termasuk bawahannya yang dulu berupa kain jarik wiron yang sempit dibagian bawahnya sehingga membuat sulit pemakainya untuk melangkah berjalan, sekarang biasanya dibuat lebar dibagian bawah dan juga sudah berupa rok serta mungkin juga sudah tidak sepanjang kain wiron atau bahkan mungkin berupa celana panjang.
Bagaimana ini ? Puteri Indonesia kita ternyata masih setengah hati dalam mencintai kebudayaan dan busananya sendiri.
Label:
jarik
,
kain
,
kain kebaya
,
kain wiron
,
kebaya
,
Maria Selena
,
Youtube
Selasa, 11 Desember 2012
berbeda-beda tetapi tetap satu jua
Semboyan itu biasa dikenal sebagai terjemahan dari Bhinneka Tunggal Ika. Ternyata semboyan itu berlaku juga pada diriku ketika sedang berlintas busana. Kalau dulu selama bertahun-tahun, pakaian wajibku hanya 1 macam dan tidak lain serta tidak bukan adalah kain kebaya. Tapi belakangan ini sudah berkembang. Kadang-kadang aku memakai rok mini terusan dan paling akhir aku juga punya sarimbit atau rok span sempit panjang yang kujahit sendiri. Ternyata ketiganya yaitu kain kebaya, sarimbit ( rok span sempit panjang ) dan rok mini punya sensasinya sendiri-sendiri.
Yang pertama, kain kebaya yang tentu saja akan membuat diriku menjelma menjadi seorang wanita Jawa yang anggun dan aristokrat. Tapi disaat yang bersamaan hasratku menjadi penuh dengan libido seksual dan hawa nafsu yang menggebu-gebu setta biasanya mau atau tidak mau selalu tertuju kapada si adik untuk selalu berusaha memanjakan, meggoda dan membuat si adik tegang serta bergairah. Sampai kadang-kadang terpaksa ada sedikit kekerasan yang harus dilakukan. Atau kadang-kadang malah menikmati diri sendiri yang tersiksa dalam bebatan pakaian yang ekstra ketat sambil berjalan terhuyung-huyung kesrimpet-srimpet kesana kemari. Bahkan kadang-kadang sampai melakukan bondage. Ujung-ujungnya pun sudah bisa ditebak akan selalu berakhir dengan ritual si adik mandi basah kuyup.
Yang kedua adalah pakaian semacam rok mini terusan yang membuat diriku menjelma menjadi seorang gadis yang masih hijau seolah-olah tidak tau apa arti libido seksual dan hawa nafsu. Tapi sebaliknya aku merasakan kelembutan dan feminin. Sekali-kali tidak ada hawa nafsu yang menggebu-gebu dalam hasratku dan boleh dikatakan hampir tidak ada sesaatpun melintas dalam pikiranku. Aku seolah-olah sudah menjadi gadis yang lugu dan suci. Fisik ku pun juga menjelma menjadi seorang gadis yang masih imut.
Yang terakhir adalah sarimbit atau rok span sempit panjang yang membuat diriku menjadi seorang wanita yang mulai sedikit tergoda untuk mencicipi libido seksual dan hawa nafsu. Mulai melirik si adik, membelai dan menggodanya hingga si adik mulai bergairah. Tapi bgitu si adik mulai bergairah dan ngiler, maka akupun seperti secara otomatis menghentikan rayuan dan godaanku kepada si adik.
Akhirnya kembali seperti iklan Indomie yang berkata, "itu ceritaku, apa ceritamu ?" Nah, para pengunjung situs ku sekalian silahkan berbagi pemgalaman dengan meninggalkan komentar di kotak komentar dibawah. Terimakasih.
Label:
crossdresser
,
kain kebaya
,
ladyboy
,
rok mini
,
shemale
,
waria
Sabtu, 08 Desember 2012
Konde
Konde atau bahasa Indonesia nya sanggul adalah merupakan mahkota khususnya bagi wanita Jawa dan wanita Indonesia pada umumnya.
Jadi konde adalah sama dengan sanggul. Cuma beda sebutan dalam bahasanya. Yang satu adalah sebutan dalam bahasa Jawa dan yang lainnya adalah sebutan dalam bahasa Indonesia. Tapi salah seorang teman, seorang cewek yang kebetulan bukan orang Jawa lucunya pernah bilang begini, "Wah, enak ya wisudanya sekarang sudah pakai sanggul. Tidak seperti dulu ketika saya wisuda, masih pakai konde". Waktu itu aku yang kebetulan mendengar perkataannya cuma mikir saja. Sebetulnya dia tau atau tidak kalau konde itu ya sanggul dan sanggul itu ya konde. Mungkin yang dimaksudkan dengan sanggul itu adalah sanggul modern yang tidak sekuno, sebesar, seberat dan sekaku sanggul tradisional serta tentu saja lebih bergaya dan tidak ndesani atau kampungan dalam pandangannya. Tidak seperti ibu-ibu, tapi lebih kelihatan seperti remaja ABG.
Kembali ke jaman lampau, konde bagi wanita Jawa adalah merupakan suatu keharusan. Karena setiap memakai busana kain dan kebaya, maka rambut mereka pun selalu di sanggul. Bukan itu saja, konde juga di hias dengan bunga, tusuk konde atau ronce melati. Bahkan ketika menjadi pengantin atau ratu sehari, maka sanggul dihias dengan cenduk mentul dan rangkaian melati dengan sedemikian indah dan artistiknya.
Tidak cuma itu saja. Bagi orang Jawa, konde selain sudah menjadi suatu keharusan juga dipercaya mempunyai kekuatan mistis. Mantan presiden RI alm Suharto ditengarai jatuh dari kekuasaannya akibat konde almarhumah ibu Tien yang menghilang. Hal ini menunjukkan sedemikian kuatnya pamor konde. Begitu pula kehebatan Soeharto sebelumnya dalam menjaga stabilitas negara juga ditengarai bersumber pada konde ibu Tien Soeharto. Hingga kekuasaannya bisa langgeng sampai beberapa dekade.
Tapi walaupun konde dianggap sesuatu yang sakral, benda itu juga tidak luput menjadi bahan ejekan bagi para pelawak. Antara lain grup lawak Warkop DKI pernah mengatakan kalau konde itu adalah model rambut punk rock Jawa. Atau ban sérep di belakang ( roda cadangan di belakang ).
Di kalangan para pejabat orde lama dan orde baru waktu itu ketika para isteri pejabat harus menghadiri suatu pertemuan resmi timbul suatu istilah yang terkenal pada waktu itu yaitu "besar-besaran konde". Semakin besar kondenya mungkin semakin mantap dan anggun. Dan hal ini berulang ketika desainer kebaya kenamaan Anne Avantie mengadakan pagelaran busana di keraton Solo. Ada seorang model yang memakai sanggul sangat besar atau malah bisa disebut extra besar. Entah ini suatu sindiran, parodi atau memang sanggul-sanggul yang extra besar itu memang sudah ada sejak jaman dulu.
Nah kalau kata konde kita buat menjadi kata kerja bukankah akan menjadi ngondek ? Seperti halnya kata kontrak, bila dijadikan kata kerja akan menjadi ngontrak.
Tapi tahukah anda arti kata ngondek. Berikut ini salah satu deskripsinya. Ngondek adalah sebentuk karakter, bertingkah kemayu, flamboyant, dalam perbuatan (tidak macho), tingkah yang tidak wajar dimiliki oleh pria, melambai, baik dalam bicara, berfikir, dan atau melakukan sesuatu. Deskripsinya sangat berbau feminin banget.
Jadi kalau dipikir-pikir memang pas dengan konde itu sendiri yang juga memang untuk para wanita yang tentu saja erat berhubungan dengan yang namanya feminin.
Bagi diriku sendiri, konde adalah merupakan suatu yang wajib ku pakai ketika sedang ngadi saliro ngadi busono dengan kain kebaya. Walaupun akhir-akhir ini aku kadang juga tidak menyanggul rambutku tapi malah kubiarkan terurai seperti di postingan yang terdahulu.
Itu semata-mata hanya untuk variasi dan menghindari kejenuhan. Walaupun memang ada perasaan yang berbeda jika berkain kebaya lengkap dengan sanggul dan tanpa sanggul. Jika berkain kebaya lengkap dengan sanggul rasanya seperti seorang wanita yang telah tumbuh dewasa dan matang serta lebih anggun berwibawa. Sebaliknya jika berkain kebaya tanpa sanggul rasanya seperti seorang gadis remaja yang baru mekar-mekarnya dan sedang berusaha belajar mencintai busana nasionalnya.
Jadi seperti pepatah bahasa Indonesia lama yang mengatakan ketika muda rambutnya terurai dan ketika dewasa rambutnaya bersanggul. Pepatah itu sepertinya pas paling tidak untuk diri ku sendiri. Dan mudah-mudahan juga pas untuk para remaja gadis Indonesia yang memang sedang berusaha belajar mencintai busana nasionalnya. Semoga bisa lestari busana tradisional dan sekaligus busana nasional kita lengkap dengan dandanan rambutnya yang berupa sanggul.
Jadi konde adalah sama dengan sanggul. Cuma beda sebutan dalam bahasanya. Yang satu adalah sebutan dalam bahasa Jawa dan yang lainnya adalah sebutan dalam bahasa Indonesia. Tapi salah seorang teman, seorang cewek yang kebetulan bukan orang Jawa lucunya pernah bilang begini, "Wah, enak ya wisudanya sekarang sudah pakai sanggul. Tidak seperti dulu ketika saya wisuda, masih pakai konde". Waktu itu aku yang kebetulan mendengar perkataannya cuma mikir saja. Sebetulnya dia tau atau tidak kalau konde itu ya sanggul dan sanggul itu ya konde. Mungkin yang dimaksudkan dengan sanggul itu adalah sanggul modern yang tidak sekuno, sebesar, seberat dan sekaku sanggul tradisional serta tentu saja lebih bergaya dan tidak ndesani atau kampungan dalam pandangannya. Tidak seperti ibu-ibu, tapi lebih kelihatan seperti remaja ABG.
Kembali ke jaman lampau, konde bagi wanita Jawa adalah merupakan suatu keharusan. Karena setiap memakai busana kain dan kebaya, maka rambut mereka pun selalu di sanggul. Bukan itu saja, konde juga di hias dengan bunga, tusuk konde atau ronce melati. Bahkan ketika menjadi pengantin atau ratu sehari, maka sanggul dihias dengan cenduk mentul dan rangkaian melati dengan sedemikian indah dan artistiknya.
Tidak cuma itu saja. Bagi orang Jawa, konde selain sudah menjadi suatu keharusan juga dipercaya mempunyai kekuatan mistis. Mantan presiden RI alm Suharto ditengarai jatuh dari kekuasaannya akibat konde almarhumah ibu Tien yang menghilang. Hal ini menunjukkan sedemikian kuatnya pamor konde. Begitu pula kehebatan Soeharto sebelumnya dalam menjaga stabilitas negara juga ditengarai bersumber pada konde ibu Tien Soeharto. Hingga kekuasaannya bisa langgeng sampai beberapa dekade.
Tapi walaupun konde dianggap sesuatu yang sakral, benda itu juga tidak luput menjadi bahan ejekan bagi para pelawak. Antara lain grup lawak Warkop DKI pernah mengatakan kalau konde itu adalah model rambut punk rock Jawa. Atau ban sérep di belakang ( roda cadangan di belakang ).
Di kalangan para pejabat orde lama dan orde baru waktu itu ketika para isteri pejabat harus menghadiri suatu pertemuan resmi timbul suatu istilah yang terkenal pada waktu itu yaitu "besar-besaran konde". Semakin besar kondenya mungkin semakin mantap dan anggun. Dan hal ini berulang ketika desainer kebaya kenamaan Anne Avantie mengadakan pagelaran busana di keraton Solo. Ada seorang model yang memakai sanggul sangat besar atau malah bisa disebut extra besar. Entah ini suatu sindiran, parodi atau memang sanggul-sanggul yang extra besar itu memang sudah ada sejak jaman dulu.
Nah kalau kata konde kita buat menjadi kata kerja bukankah akan menjadi ngondek ? Seperti halnya kata kontrak, bila dijadikan kata kerja akan menjadi ngontrak.
Tapi tahukah anda arti kata ngondek. Berikut ini salah satu deskripsinya. Ngondek adalah sebentuk karakter, bertingkah kemayu, flamboyant, dalam perbuatan (tidak macho), tingkah yang tidak wajar dimiliki oleh pria, melambai, baik dalam bicara, berfikir, dan atau melakukan sesuatu. Deskripsinya sangat berbau feminin banget.
Jadi kalau dipikir-pikir memang pas dengan konde itu sendiri yang juga memang untuk para wanita yang tentu saja erat berhubungan dengan yang namanya feminin.
Bagi diriku sendiri, konde adalah merupakan suatu yang wajib ku pakai ketika sedang ngadi saliro ngadi busono dengan kain kebaya. Walaupun akhir-akhir ini aku kadang juga tidak menyanggul rambutku tapi malah kubiarkan terurai seperti di postingan yang terdahulu.
Itu semata-mata hanya untuk variasi dan menghindari kejenuhan. Walaupun memang ada perasaan yang berbeda jika berkain kebaya lengkap dengan sanggul dan tanpa sanggul. Jika berkain kebaya lengkap dengan sanggul rasanya seperti seorang wanita yang telah tumbuh dewasa dan matang serta lebih anggun berwibawa. Sebaliknya jika berkain kebaya tanpa sanggul rasanya seperti seorang gadis remaja yang baru mekar-mekarnya dan sedang berusaha belajar mencintai busana nasionalnya.
Jadi seperti pepatah bahasa Indonesia lama yang mengatakan ketika muda rambutnya terurai dan ketika dewasa rambutnaya bersanggul. Pepatah itu sepertinya pas paling tidak untuk diri ku sendiri. Dan mudah-mudahan juga pas untuk para remaja gadis Indonesia yang memang sedang berusaha belajar mencintai busana nasionalnya. Semoga bisa lestari busana tradisional dan sekaligus busana nasional kita lengkap dengan dandanan rambutnya yang berupa sanggul.
Kamis, 06 Desember 2012
ketika aku tak lagi berkonde
Apakah aku akan disebut sebagai pengkhianat perjuangan RA Kartini ? Hanya karena aku tak lagi berkonde. Bukankah aku masih memakai busana kain dan kebaya ? Kain yang kupakai pun juga kain batik lembaran asli dengan wiron didepan pula. Tidak seperti kebanyakan wanita sekarang yang lebih suka praktisnya dengan menjahit kain batik menjadi rok berwiru. Kebaya yang kupakai pun masih kelihatan tradisional. Tidak terlalu jauh modifikasinya. Bahkan mungkin masih boleh disebut sebagai kebaya tradisional dengan kerah yang bergaya Sunda.
Ku hanya ingin sedikit variasi dan perubahan. Bukannya mau meninggalkan tradisi. Bagaimanapun ku akan tetap menjadi seorang wanita Indonesia yang berusaha sekuat tenaga untuk meneruskan cita-cita Kartini sambil selalu menguri-uri busana tradisional Jawa pada khususnya dan busana nasional Indonesia pada umumnya.
Karena konde adalah mahkota wanita Jawa pada khususnya dan wanita Indonesia pada umumnya. Maka adalah suatu kehormatan bagiku untuk selalu tetap memakai konde, sekalipun konde itu akan memperberat kepalaku. Tapi seperti halnya suatu tugas berat yang harus diemban oleh setiap wanita Indonesia untuk selalu memegang tinggi nilai-nilai luhur seorang wanita Indonesia, menguri-uri busana tradisional dan meneruskan cita-cita Kartini. Maka sekali lagi ku akan selalu berusaha sekuat tenaga untuk selalu memakai sanggul disetiap kesempatan.
Label:
crossdresser
,
kain
,
kain batik
,
kain wiron
,
Kartini
,
kebaya
,
ketika aku tak lagi berkonde
,
konde
,
ladyboy
,
sanggul
,
shemale
,
waria
Langganan:
Postingan
(
Atom
)