tJeSiLC_vQ4EjbqutLiN10g1b3k

Selasa, 01 November 2011

Panasnya Timur Tengah

Timur Tengah dari dulu sampai sekarang tidak pernah berhenti bergolak. Peperangan menelan banyak korban manusia. Suasananya benar-benar panas. Entah sampai kapan keadaan ini terus berlangsung. Entah kapan akan tercipta perdamaian abadi di sana.  Sungguh mengenaskan. Semoga keadaan ini cepat berlalu.

Cerita ini terjadi sesudah saya mengunggah foto saya di dinding suatu group di Facebook. Group khusus untuk shemale, ladyboy, crossdresser dan waria. Selang beberapa saat sesudah saya mengunggah foto, saya mendapat permintaan pertemanan dari seorang cewek Timur Tengah. Karena  tertarik dengan foto-fotonya, sayapun segera mengkonfirmasi permintaannya.

Tidak begitu lama kamipun mulai saling mengirim pesan dan saling bertanya. Dimulai dari yang umum-umum. Tempat tinggal dan pekerjaan. Cuaca disana dan disini.  Perbedaan waktu disana dan disini. Kemudian kami saling memuji kecantikan kami masing-masing.

Setelah itu perbincangan kami mengarah ke hal-hal yang lebih spesifik. Dia bertanya apakah  saya seorang shemale. Saya jawab, saya bingung dan kurang yakin. Saya merasa sebagai seorang crossdresser, tapi kok juga senang diperlakukan sebagai seorang cewek. Kemudian dia menebak kalau saya ladyboy dan menawarkan teman laki-lakinya.  Tapi saya jawab saya pikir dulu. Kemudian dia mengaku kalau dia lesbian dan menyukai crossdresser, ladyboy atau shemale. Akhirnya kami mengakui kalau kami saling tertarik satu sama lain.

Sampailah pada intinya. Dia bilang kalau mau menjalin hubungan serius, dia terlebih dulu ingin mengetahui tentang saya lebih memdalam. Maka iapun mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik lagi dan lebih mendetail seperti kapan saya mulai crossdressing, apakah pernah bermain cinta, lebih suka pria apa wanita. Maka saya jawab dengan jujur kalau saya crossdressing sejak kecil, pernah jatuh cinta pada wanita dan lebih suka wanita.

Dia bertanya lebih lanjut siapa nama saya sebenarnya. Apakah saya lebih suka dianggap sebagai teman wanitanya atau dianggap sebagai teman prianya. Saya jawab saya lebih nyaman dengan nama ini dan saya bingung apakah saya lebih suka dianggap sebagai teman wanita atau dianggap sebagai teman prianya, mungkin lebih suka dianggap sebagai teman wanitanya. Dan diapun mulai mencoleki saya. Sayapun tanya ke dia, kenapa kamu mencoleki saya terus ? Apakah saya kelihatan menggemaskan bagimu. Dia menjawab tentu saja, itulah sebabnya saya bahagia berbicara denganmu. Diapun mulai memanggil saya "honey".

Sepertinya kami akan jadi akur. Hubungan kamipun mulai menghangat. Tidak apalah yang penting jangan sampai memanas, apalagi kalau belum sampai pada waktunya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar