tJeSiLC_vQ4EjbqutLiN10g1b3k

Minggu, 25 September 2011

Di persimpangan jalan

Dari dahulu sejak pertama kali saya cding, pakaian yang saya kenakan selalu kain kebaya. Menurut saya, kain kebaya itu anggun jika dikenakan oleh seorang wanita, karena kain yang ketat dan kebaya yang pas di badan akan membentuk lekuk tubuh  kita,  sehingga anggun untuk dipandang. Gerak gerik yang akan terbatasi dan terhambat oleh ketatnya kain yang kita pakai adalah merupakan suatu tantangan dan gairah serta kenikmatan bagi saya. Apalagi jika si buyung ikut meronta-ronta karena ketatnya kain. Sengsara membawa nikmat itulah suatu pameo yang pantas untuk ini.  Aktivitas ini yang berlangsung bertahun-tahun walaupun selalu bervariasi dan berkembang  akhirnya juga bisa membuat saya setengahnya jadi bosan dan kurang bergairah serta bernafsu lagi untuk melakukannya. Seperti yang tertulis di posting saya yang berjudul “Sensasi baru”.

Tahun ini saya juga mulai menngenakan rok mini dan juga jeans ketat untuk cding. Bermula dari sekedar mencoba-coba, akhirnya saya senang juga dengan pakaian yang bergaya barat ini. Bahkan boleh dikata kalau kecanduan juga. Karena ternyata saya juga pantas dengan pakaian-pakaian semacam ini.

Kini saya merasa seperti di persimpangan jalan. Sejauh yang saya amati di dunia cding biasanya seorang crossdresser mempunyai spesialisasinya sendiri. Maksudnya seorang crossdresser biasanya mempunyai jenis pakaian favoritnya sendiri-sendiri. Misalnya yang suka tank top dan hot pant, maka akan sering memakai pakaian seperti itu. Yang suka rok panjang, maka seringnya akan pakai rok panjang. Yang suka busana muslimah, maka biasanya akan sering memakai busana muslimah dan seterusnya. Memang ada juga yang suka dengan kombinasi dari dua jenis pakaian. Misalnya kadang-kadang pakai rok, tapi kadang-kadang juga pakai celana. Kadang-kadang pakai jilbab, kadang-kadang tanpa jilbab. Tapi tidak seekstrim seperti saya, yaitu dari kain kebaya yang sangat tradisional dengan kainnya yang berupa lembaran kain batik asli dan diwiron serta dipakai dengan ketat meruncing kebawah kemudian menjadi rok mini dan jeans ketat. Memang ada seorang teman facebook  saya yang kadang-kadang memakai kain kebaya seperti saya dan kadang-kadang juga memakai rok, tapi rok yang dia pakai tidak semini yang saya pakai dan dia lebih sering memakai kain kebaya dari pada memakai rok.

Seorang teman facebook saya ketika sedang chat dengan saya mengatakan kalau saya sedang “switch”. Tapi saya membantah dan menjawab kalau saya sekarang kadang-kadang pakai kain kebaya dan kadang-kadang pakai rok mini untuk cding. Menurut saya cding dengan kain kebaya dan rok mini / jeans ketat sensasinya berbeda. Kalau dengan kain kebaya, akan terasa anggun dan konvensional. Sedang kalau pakai rok mini / jeans ketat akan kelihatan sexy dan modern.

Sekarang kalau mau cding saya kadang-kadang malah jadi bingung sendiri. Mau pakai apa ya ? Pakai kain kebaya, rok mini apa jeans ketat. Kadang-kadang ujung-ujungnya jadi saya buat variasi. Dimulai dengan rok mini, sesudah puas terus dirangkap pakai kain kebaya seperti di posting saya yang berjudul “Dari Barat sampai ke Timur berjajar”. Atau dimulai dengan rok mini. Kemudian setelah puas, tapi masih kepingin cding terus saya lepas dan ganti dengan kain kebaya.

Rabu, 21 September 2011

Cerita seputar LBH


Asal usul. Kalau asal jangan usul. Kalau usul nggak boleh asal. Éh kok malah jadi iklan acara tv Trans7 ya ?. Maksud saya asal usul grup ini. Saya dapat ide pakai nama LBH, terus juga dapat kepanjangannya Lintas Busana Hermaprodit. Daripada saya anggurkan tidak dipakai, saya pakai buat nama grup di facebook. Begitu ceritanya. Kalau artinya per kata, Lintas= cross, Busana=dress atau dresser, Hermaprodit itu melambangkan perpaduan antara pria dan wanita.

Namanya keren nggak ya ? Kayak Lembaga Bantuan Hukum ya ? Sorry lho buat para pengacara. Bukannya mau menyaingi, cuma kebetulan saja singkatannya sama. Kalo sekedar numpang beken sedikit gak apa-apa kan ?

Dengan grup ini sesuai dengan namanya, saya berharap bisa mencontoh keahlian para pengacara dalam berdalih dan berdebat. Syukur-syukur bisa ahli bersilat ...lidah dan plesetan. Dengan catatan tidak kepleset sendiri. Biar semakin sesuai saya mau pakai gelar SH dibelakang nama saya. ( SH artinya Sedikit Hermaprodit bok )

Selasa, 20 September 2011

Kontributorku


Dia adalah teman kerjaku sendiri. Cewek, lebih tua dari saya. Sudah berkeluarga dan keluarganya harmonis. Orangnya ramai dan kalau bicara suka ceplas-ceplos. Tapi orangnya baik hati. Sebetulnya dia sendiri tidak tahu kalau dia secara tidak sengaja menjadi bahan untuk blogku ini, bahkan saya kira dia tidak tahu kalau yang saya ketik dan saya edit di layar LCD itu adalah blog saya sendiri. Maklum dia agak gaptek. Jadi saya malah bisa agak bebas untuk membuka, mengedit dan mengetik serta mengutak-atik blog saya asalkan tidak terlalu menyolok. Berhubung kursi dan meja saya dengan dia bersebelahan. Jadi saya kira apa yang ada di layar LCD akan terlihat oleh dia, kecuali tulisan-tulisan yang agak kecil dan juga dia suka melihat-lihat apa yang ada di layar LCD saya. Jadi  saya harus bisa mengira-ngira apa yang kira-kira menyolok dan terlihat jelas oleh dia ataupun yang tidak menyolok dan tidak terlihat jelas.
Saya menulis tentang dia disini sebagai rasa terimakasih saya, karena omongan-omongannya yang blak-blakan itu bisa menjadi bahan untuk postingan saya walaupun ringan-ringan saja. Beberapa kali omongannya menjadi ide dalam postingan saya. Dimulai dari "Viveri-veri coloso" yang menanyakan fotonya siapa, kemudian di "Penasaran" yang mengatakan tentang kebiasaan saya membuka facebook pada waktu siang. Terus muncul sedikit di "My guardian angel".  Lalu di "Grafik (saham)ku ?" yang mengira kalau grafik pengunjung blog saya adalah grafik saham.  Kemudian mengomentari foto saya di  "Pengakuan jujur seorang wanita" dan akhirnya berkomentar tentang nama Priajelita di  "Sebuah komentar dari teman atas nama situs ini".
Terimakasih banyak cece. Besok kalau ada omongan-omongan dan komentar-komentar yang menarik akan saya masukkan lagi diposting saya.

Senin, 19 September 2011

Sebuah komentar dari teman atas nama situs ini

Pada waktu itu saya sedang mengedit posting untuk blog saya di kantor,  seperti biasanya teman cewek yang duduk disebelah saya sedikit-sedikit ikut melihat-lihat tapi  sambil lalu saja.  Diapun bilang begini " pria kok jelita ? opo wandu ? engko uwong wédhok kan orak payu to ".  Bahasa Indonesianya : pria kok jelita ? apa banci ? nanti wanita kan tidak laku. Sayapun seperti biasanya hanya bisa senyum-senyum sedikit.  Jangan kuatir, non. Kita tidak bermaksud untuk menyaingi wanita sejati. Semua ada tempat dan bagiannya sendiri-sendiri.

Minggu, 18 September 2011

Pengakuan jujur seorang wanita

Tadi pagi waktu saya melihat foto ini di facebook, tidak sengaja teman kantor cewek yang disebelah saya ikut melihat dan bilang " foto siapa itu ? waria ? keliatan kalau waria, tapi memang cantik kok." Dia itu termasuk primadona dikantor saya

Rabu, 14 September 2011

Crossworking atau emansipasi pria ?


Saya punya hobby menonton acara kuliner di televisi. Seperti diketahui belakangan ini acara kuliner di televisi sedang marak-maraknya. Hampir setiap stasiun televisi mempunyai acara kuliner andalannya masing-masing. ANTV punya "Foody with Rudy". TransTV punya "Harmoni alam" dan "Ala Chef". MNCTV punya “Santapan Nusantara”. RCTI punya "Master Chef Indonesia" yang sudah selesai penayangannya. GlobalTV punya "Kungfu Chef". MetroTV punya "Menu and Venue". Trans7 punya "Makan Besar". Kebetulan hampir semuanya  ditayangkan di hari Minggu, jadi saya bisa menonton semuanya. Malah seperti rally nonton acara kuliner di televisi mulai dari pagi sampai siang atau sore.  Dimulai dari acara "Menu and Venue". Dilanjutkan dengan acara "Makan Besar", kemudian disambung dengan acara "Ala Chef". Diteruskan dengan "Asli Enak". Kemudian siangnya masih ada "Harmoni Alam". Kalau dulu acara "Master Chef Indonesia" masih berlangsung bisa berlanjut sampai sore. Baru diakhiri dengan sebuah acara stasiun lokal yang bernama "Uenak Tenan" ketika dulu masih tayang.
Para chefnya pun juga tidak kalah dengan artis. Yang cowok banyak yang ganteng juga. Kayak chef Juna Rorimpandey, Edwin Lau, Bara Pattiradjawane, Billy Kalangi. Yang cewek pun cantik-cantik kayak Farah Quinn, Karen Charlotta, Rinrin Marinka.
Ternyata dunia yang semestinya lebih akrab dengan wanita, juga banyak dijamah dan dijelajah serta digauli oleh para pria yang perkasa. Tampilan mereka ketika sedang memasakpun tetap macho. Kesannya jauh dari lembek dan kebanci-bancian. Bandingkan dengan desainer pakaian  seperti Ivan Gunawan yang feminim bahkan berani tampil dengan pakaian cewek atau dengan presenter macam Olga Syahputra.
Dan ini sudah terjadi sejak lama, bukan barusan belakangan ini ketika acara kuliner sedang marak-maraknya di televisi. Buktinya di Indonesia ada chef-chef senior yang cowok seperti Chef Tatang, Rochendy dan Rudy Choirudin. Sebagian orang malah mengatakan, cowok  memasak di dapur itu sexy. Kalau cowok pakai pakaian cewek disebut crossdressing, apakah ini bisa disebut sebagai crossworking ?  Cowok yang melakukan pekerjaaan cewek. Atau bisa disebut sebagai emansipasi pria ?
Saya sendiri sedikit-sedikit juga bisa masak. Bukannya mau nyombong. Walaupun yang sederhana saja. Namanya juga cewek. Masak air sama mie instan. Bukan kok. Nasi goreng juga bisa, sayur bening, tumis-tumisan sayuran sampai yang bersantan seperti sambal goreng tahu. Cuma saya belum pernah mengolah seafood dan daging-dagingan. Paling banter cuma menggoreng sebangsa nugget yang sudah siap pakai. Saya pernah punya angan-angan kepingin membuka usaha kuliner, tapi masih ragu-ragu.







Senin, 12 September 2011

Sorry ya

Saya mau kencing dulu, jangan pada ngintip ya !







Nggak jadi ah, pada ngintip semua sih. Makan pisang saja dulu ah.