tJeSiLC_vQ4EjbqutLiN10g1b3k

Selasa, 11 Desember 2012

berbeda-beda tetapi tetap satu jua


Semboyan itu biasa dikenal sebagai terjemahan dari Bhinneka Tunggal Ika.  Ternyata semboyan itu berlaku juga pada diriku ketika sedang berlintas busana.  Kalau dulu selama bertahun-tahun, pakaian wajibku hanya 1 macam dan tidak lain serta tidak bukan adalah kain kebaya. Tapi belakangan ini sudah berkembang. Kadang-kadang aku memakai rok mini terusan dan paling akhir aku juga punya sarimbit atau rok span sempit panjang yang kujahit sendiri. Ternyata ketiganya yaitu kain kebaya, sarimbit ( rok span sempit panjang ) dan rok mini punya sensasinya sendiri-sendiri.

Yang pertama, kain kebaya yang tentu saja akan  membuat diriku menjelma menjadi  seorang wanita Jawa yang anggun dan aristokrat. Tapi disaat yang bersamaan hasratku menjadi penuh dengan libido seksual dan hawa nafsu  yang menggebu-gebu setta biasanya mau atau tidak mau selalu tertuju kapada si adik untuk selalu berusaha memanjakan, meggoda dan membuat si adik tegang serta bergairah. Sampai kadang-kadang terpaksa ada sedikit kekerasan yang harus dilakukan. Atau kadang-kadang malah menikmati diri sendiri yang tersiksa dalam bebatan pakaian yang ekstra ketat sambil berjalan terhuyung-huyung kesrimpet-srimpet kesana kemari. Bahkan kadang-kadang sampai melakukan bondage.  Ujung-ujungnya pun sudah bisa ditebak akan  selalu berakhir dengan ritual si adik mandi basah kuyup.

Yang kedua adalah pakaian semacam rok mini terusan yang membuat diriku menjelma menjadi  seorang gadis yang masih hijau seolah-olah tidak tau apa arti libido seksual dan hawa nafsu. Tapi sebaliknya aku merasakan kelembutan dan feminin. Sekali-kali tidak ada hawa nafsu yang menggebu-gebu dalam hasratku dan boleh dikatakan hampir tidak ada sesaatpun melintas dalam pikiranku. Aku seolah-olah sudah menjadi gadis yang lugu dan suci. Fisik ku pun juga menjelma menjadi seorang gadis yang masih imut.

Yang terakhir adalah sarimbit atau rok span sempit panjang yang membuat diriku menjadi seorang wanita yang mulai sedikit tergoda untuk mencicipi libido seksual dan hawa nafsu. Mulai melirik si adik, membelai dan menggodanya hingga si adik mulai bergairah. Tapi bgitu si adik mulai bergairah dan ngiler, maka akupun seperti secara otomatis menghentikan rayuan dan godaanku kepada si adik.

Akhirnya kembali seperti iklan Indomie yang berkata, "itu ceritaku, apa ceritamu ?" Nah, para pengunjung situs ku sekalian silahkan berbagi pemgalaman dengan meninggalkan komentar di kotak komentar dibawah. Terimakasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar