Ini adalah lanjutan dari kisah sebelumnya. Dimana akhirnya Sri
menerobos masuk ke kamar pada saat suaminya beraksi dengan kain kebaya
kepunyannya dan merekam semuanya. Sri berhasil menumpahkan semua emosi
dan dendamnya. Menjatuhkan suaminya di lantai dan menginjaknya dengan
kaki sebelahnya. Meludah dan membuat senjata suaminya memuntahkan
isinya. Bahkan ia sampai kebablasan memaki suaminya sebagai banci. Cuma
satu hal inilah yang ia sesali, tapi ia berhasil mengerém nafsunya untuk
menggampar dan melakukan kekerasan fisik pada suaminya. Memikirkan
peristiwa itu, timbul kepuasan dalam diri Sri. Sekaligus ia jadi
memegang satu kunci yang dapat dipakai sebagai senjata bila suaminya
sudah keterlaluan kepadanya.
Sementara itu Kiko sendiri menyesali
kejadian itu. Betapa bodoh dan gegabahnya dirinya melakukan hal semacam
itu tanpa memastikan kepergian isterinya untuk waktu yang lama. Sekarang
yang ada hanyalah penyesalan dalam diri Kiko, selain rasa was-was
jangan-jangan isterinya nekat menyebar luaskan rekaman itu atau
menceritakan kelainan dirinya kepada orang-orang terdekatnya.
Setelah
peristiwa itu, Kiko memenuhi permintaan isterinya untuk mencuci pakaian
isterinya yang dipakainya meliputi selendang, kebaya, stagen dan kain
batik. Pada waktu mencuci pakaian-pakaian itu, isterinya memandangi Kiko
dengan tatapan mata sinis dan bibir yang ditarik kebawah mencibir serta
kepala yang sedikit dianggukkan ke atas.
Sejak peristiwa itu
pula, hubungan mereka jadi dingin dan renggang. Hubungan mereka menjadi
sebatas suami isteri formal tanpa berhubungan sexual. Sri sekarang
merasa diatas angin. Sementara Kiko kehilangan muka dan menjadi
frustasi. Usahanya juga mengalami kemunduran. Sementara usaha isterinya
malah mengalami kemajuan. Kiko pun jadi semakin minder dengan keadaan
ini.
Sial bagi Kiko, disaat sulit seperti ini justru nafsunya
semakin menjadi-jadi. Kegilaannya terhadap kain kebaya tidak bisa direm,
tapi malah semakin menggebu-gebu. Tapi sayangnya tidak ada jalan
keluarnya. Sekarang ia tidak berani lagi memakai kain kebaya isterinya
dirumahnya sendiri sekalipun isterinya sedang pergi. Pikiran Kiko jadi
buntu.
Kiko jadi depressi. Ia tidak bisa berkonsentrasi. Setelah
pusing memikirkan jalan keluarnya, akhirnya ia berhasil mendapatkan
sebuah jalan keluar. Ia bermaksud mengambil sebuah kebaya, selendang,
stagen dan kain batik isterinya tanpa sepengetahuan Sri serta membawanya
keluar rumah dengan alasan pergi menginap keluar kota. Di luar kota
Kiko akan menyewa hotel dan ia akan beraksi di kamar hotel. Setelah
memikirkan ide ini , ia pun tersenyum puas.
Tinggallah
pelaksanaannya. Pertama-tama, ia harus sembunyi-sembunyi mengambil
pakaian isterinya. Ia pun dengan tidak sabar menunggu kesempatan yang
tepat yaitu di saat isterinya pergi keluar rumah. Dipandanginya
isterinya pergi naik mobil dari halaman depan rumahnya sampai mobil itu
menghilang dari pandangannya. Kemudian ia pun dengan panas dingin dan
sedikit gemetar membuka lemari pakaian isterinya. Ia sempat berpikir,
jangan-jangan lemarinya dikunci. Tapi untunglah ternyata kunci pintu
lemari masih menggantung di tempatnya. Ia pun dengan buru-buru mengambil
kebaya, selendang, stagen dan kain batik masing-masing sebuah. Tapi
secara tidak sengaja tiba-tiba matanya melihat perlengkapan isterinya
yang sangat privat yaitu bra. Entah ada setan dari mana tiba-tiba ia pun
juga menyambar sebuah bra isterinya. Pikirnya dalam hati, lumayan
semakin komplit.
Sesudah isterinya pulang kembali ke rumah,
suaminya memberanikan diri untuk mengutarakan kebohongannya. Kiko
berkata, "Sri, besok aku mau keluar kota beberapa hari". Isterinya tanpa
menoleh menganggukkan kepala. Lega hati Kiko, karena langkah kedua dari
rencananya sudah tercapai. Malamnya Kiko jadi sulit tidur, karena
membayangkan dirinya bisa memakai lagi pakaian yang bisa membangkitkan
hasrat dan gairahnya tanpa perlu kuatir dipergoki isterinya.
Esok
harinya tibalah, Kiko pun berangkat keluar kota. Sementara isterinya
tingaal di rumah. Ketika Kiko sudah pergi, Sri diam-diam juga rindu
untuk memakai kain kebaya lagi. Karena ia berpikir mumpung ada
kesempatan dimana suaminya tidak dirumah dan pergi keluar kota untuk
beberapa hari. Tidak itu saja ia juga sangat kepingin untuk melihat
semua koleksi kain batik dan kebayanya. Maka dibukalah lemari dimana
kain batik dan kebayanya disimpan.
Satu hal yang tidak
diperhitungkan suaminya adalah bahwa Sri menghitung semua kebaya,
selendang, stagen dan kain batik pemberian mertuanya. Maka ketika
dihitungnya satu persatu, ia jadi kaget. Karena jumlahnya kurang satu.
Baik untuk selendang, stagen, kebaya maupun kain batiknya. Ia pun
mengulangi lagi menghitung pakaian-pakaian itu. Ternyata serelah diulang
beberapa kali hasilnya tetap sama kurang satu semuanya. Ia pun mulai
mecoba mengingat-ingat kebaya warna dan motif apa yang hilang, demikian
juga dengan kain batiknya dan selendang serta stagen warna apa yang
hilang. Akhirnya sambil melihat kebaya, kain batik, selendang dan stagen
satu demi satu diingatlah selendang, stagen, kebaya dan kain batik yang
hlang.
Ia lalu mulai berpikir kemungkinan hilangnya. Akhirnya ia
sampai pada kesimpulan kalau semua pakaiannya yang hilang dibawa
suaminya keluar kota dan suaminya keluar kota untuk melampiaskan nafsu
gilanya, karena suaminya takut kalau sampai ketangkap basah lagi
dirumah. Sri jadi gregetan, dibukanya sedikit bibirnya dan menyeringai
serta ditekannya gigi atasnya ke gigi bawahnya sambil dikepalkannya
kedua tangannya. Sri berkata, "Dasar banci ! Awas kalau kamu pulang !".
Sementara
itu Kiko telah tiba di kota tempat tujuannya menginap. Ia langsung
menuju ke hotel dengan tidak sabar dan setelah memesan kamar, ia pun
masuk ke kamarnya. Begitu tiba di kamar, nafsunya bergejolak. Ia
bermaksud untuk langsung melampiaskan hawa nafsunya yang sudah sekian
lama terpendam. Tapi kemudian durungkannya, karena badannya masih bau
dan kotor. Ia kuatir kalau akan membekas di pakaian isterinya. Maka ia
terlebih dahulu mandi. Selelah mandi, barulah ia beraksi.
Kiko
berkata dalam hati, "Sri, sekarang lihat siapa yang lebih jenius ?".
Diambilnya kain batik isterinya, diciumnya sambil menghela nafas
panjang, "Nikmaaat !". Setelah itu berulah dibuka lipatannya hingga
terbuka penuh. Selanjutnya ia merapatkan kedua kakinya. Tidak terasa
senjatanya tau-tau sudah berdiri dan menegang. Ia pun mulai melilitkan
kain batik isterinya ke kakinya dengan sangat rapat dan kuat.
Selanjutnya ia memakai stagen. Giliran berikutnya ia memakai bra. Satu
hal yang baru pertama kali ini ia lakukan. Barulah setelah itu ia
memakai kebaya dan menyampirkan selendang dibahunya.
Lalu mulailah
Kiko bercermin didepan kaca. Ia memegang-megang dadanya yang memakai
bra yang berbusa dan berkawat sehingga nampak menyembul walaupun tidak
ada isinya. Ia terangsang dan tersenyum sendiri. Giliran berikutnya ia
memegang pantatnya yang terbalut kain batik. Sehingga yang diraba adalah
kain batik dengan terkstur yang khas. Kemudian ia meraba senjatanya
sendiri. Aduh besar dan perkasanya adikku, katanya dalam hati.
Ia
lalu berlenggang-lenggok didepan cermin. Setelah itu ia duduk di depan
cermin. Tapi baru sebentar, tiba-tiba crot ! Air maninya sudah muncrat
keluar mengenai celana dalam dan kain batik isterinya. Seketika itu juga
buyarlah segala fantasi dan kesenangannya serta kenikmatannya. Ia
langsung berdiri didepan cermin dan jijik kepada dirinya. Kiko sang
lelaki perkasa sekarang menjadi banci. Sialan ! Kenapa aku jadi begini
ya. Buru-buru dibukanya semua pakaian isterinya dan ia sekali lagi
membersihkan diri di kamar mandi. Ia lalu mencuci kain batik isterinya
dengan cepat-cepat untuk menghilangkan air maninya sebelum dibawa ke
laundry.
Setelah itu ia rebahan di ranjang sambil berpikir kenapa
segalanya berlalu dengan cepat. Kesenangan yang sudah ia rencanakan
dengan matang berhari-hari lamanya. Sekarang tau-tau sudah berlalu hanya
dalam sekejap. Padahal ia pingin berlama-lama memakai kain kebaya
isterinya mumpung diluar kota untuk beberapa hari. Bahkan ia bisa
memakainya sampai ia tidur di malam hari dan dilanjutkan esok harinya.
Ini semua gara-gara senjataku yang tau-tau sudah menumpahkan isinya dan
berahhir sudah semua kesenangan itu. Setelah melewati puncak hawa
nafsu, semuanya seperti berubah 180 derajat. Jika sebelumnya kalau
bercermin rasanya anggun dan cantik, sekarang rasanya jadi lucu, aneh
dan menjijikkan. Apakah sekarang aku mengalami ejakulasi dini ?
Besoknya
Kiko mencoba lagi melampiaskan hawa nafsunya. Tapi ia teringat
bagaimana bila air maninya tumpah lagi di kain batik isterinya ? Padahal
ia sudah mau pulang ke rumah. Akhirnya ia mendapat ide untuk
menyelubungi senjatanya itu supaya air maninya tidak tumpah di kain
batik isterinya. Maka ia mengulangi lagi memakai pakaian isterinya dan
senjatanya sudah mulai menegang ketika kain batik isterinya mulai
dililitkan di kakinya. Setelah mengenakan kain kebaya lengkap, ia mulai
berlenggang-lenggok lagi. Kali ini ia tidak hanya berlenggang-lenggok
didepan cermin saja, tapi ia mencoba berjalan dengan genit lebih jauh
lagi jaraknya sambil dipegang-pegangnya senjatanya. Ia pun melenguh di
dalam kenikmatan, "ooh, ..oooh...". Setelah itu ia bermaksud
beristirahat dengan duduk di kursi, tapi tak lama kemudian senjatanya
yang tertekan kembali menumpahkan isinya. Dan itulah akhir dari
kenikmatan bagi Kiko.
Ketika esok hari tiba, itulah harinya Kiko
harus pulang ke rumah dengan meninggalkan sejuta kenangan manis. Ia pun
dengan enggan berkemas. Tapi ia tidak tahu apa yang akan dihadapinya
setibanya di rumah.
Tibalah Kiko di rumah, di depan pintu masuk
Sri sudah berkacak pinggang. Kiko masih tidak mengira kalau bakal ada
musibah yang akan menimpa dirinya. Ia berpikir ini sudah wajar. Karena
isterinya akhir-akhir ini memang jadi agak angkuh lantaran berada di
atas angin. Sri berkata dengan dingin, "Coba kamu buka kopermu itu dan
keluarkan semuanya isinya !". Kiko jadi kaget dan takut. Tamatlah
sekarang riwayatnya, karena ia memang membawa pulang semua pakaian
isterinya. Ia masih takut untuk membuang semua pakaian isterinya, karena
ia tahu bahwa itu adalah milik ibunya sebelum diberikan kepada Sri.
Kiko
tidak berkutik, dengan lemas dan perlahan ia membuka penuh kopernya.
Tapi semua isinya masih tertumpuk dengan rapi di dalam koper, sehingga
yang terlihat hanya yang diatas saja. Sri jadi semakin gregetan,
"Sekarang kamu keluarkan semua isinya satu persatu dan taruh di atas
lantai !". Sri sekarang sudah tidak pernah lagi memanggil "mas" kepada
Kiko.
Kiko jadi semakin takut dan ia semakin perlahan-lahan
meletakkan satu persatu barang bawaannya di atas lantai sambil berpikir
bagaimana caranya dapat lolos dari perangkap ini. Kiko bermaksud untuk
menumpuk kain batik Sri dibawah pakaiannya. Demikian juga dengan
selendang, stagen dan kebayanya. Sehingga tetap tidak terlihat walaupun
sudah tergeletak di lantai. Akibatnya Sri jadi gusar, diraihnya koper
Kiko dan dibalikkannya sehingga semua isinya tertumpah keluar ke lantai.
Sri pun mengaduk-aduk semua barang dan pakaian suaminya hingga
didapatinya apa yang dicarinya. Stagen, selendang, kebaya dan kain
batiknya !. Tapi ia tidak mendapatkan bra kepunyaannya, kerena Kiko
telah membuangnya. Diambilnya keempat barang itu dan diunjukkannya tepat
kemuka suaminya yang ketakutan.
Ia pun berkata dengan lantang,
"Kamu mengambil pakaian-pakaianku tanpa setahuku ya ? Lantas kamu pakai
di hotel tempat kamu menginap ! Dasar banci ! Kamu pikir aku tidak tahu
semua perbuatanmu ini dan kamu bisa lolos ! ". Kemudian dilemparkannya
keempat pakaiannya ke muka suaminya yang masih ketakutan dan bersimpuh
di lantai.
Sesudah itu Sri segera masuk ke dalam dan segera keluar
lagi dengan membawa celana dalam, bra dan sandal jinjit serta tas
tangan kepunyaannya sendiri. Dilemparkannya semuanya itu ke suaminya.
Suaminya berusaha menangkap sandal jinjitnya, karena kuatir akan
mengenai mukanya. Sri berkata lagi, "Nih, bawa semua barang-barang itu
biar lengkap sekalian ! Dan jangan pulang lagi ". Kiko jadi kaku tidak
berdaya mendengar perkataan isterinya dan mengalami peristiwa ini. Dan
sebentar kemudian ternyata isterinya sudah kembali lagi dari dalam dan
membawa kecrékan ( tamborin ) dan seperangkat alat makeup bekasnya. Ia
berkata, "Nih, sekalian aku modali buat nyari duit. Tamborin sama
kosmetik. Sana, pergi ngamen sambil dandan yang cantik pakai kain kebaya
! Dasar bencong !".
Selasa, 26 Agustus 2014
Kiko Sujaryanto 2
Label:
BDSM
,
bondage
,
crossdresser
,
jarik
,
kain batik
,
kain kebaya
,
kain panjang
,
kain wiron
,
kebaya
,
transgender
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar