tJeSiLC_vQ4EjbqutLiN10g1b3k

Rabu, 01 Juni 2011

Dari selimut menjadi kain kebaya

Ini merupakan lanjutan dari tulisan saya yang berjudul  “Gara-gara selimut”.  Dimana pada akhir tulisan saya akhirnya kecanduan masturbasi  dengan memakai selimut seperti memakai kain jarik.
Pada waktu itu dikampung saya banyak anak-anak kecilnya dan kebetulan juga dekat dengan Sekolah Dasar serta SMP. Pada tahun-tahun itu,  tidak seperti sekarang setiap  tanggal 21 April disekolah-sekolah perayaan hari Kartini selalu dirayakan dengan meriah. Tak terkecuali disekolahan dekat kampung saya, perayaan hari Kartini selalu dirayakan dengan meriah.  Pada saat  seperti itulah yaitu setiap tanggal 21 April saya selalu menyempatkan diri ( kalau boleh dibilang begitu ) menunggu di halaman kalau-kalau ada gadis-gadis kecil anak sekolah yang berpakaian ala Kartini ( kain kebaya ) lewat didepan rumah saya. Dan memang kenyataannya banyak yang lewat. Sayapun menikmatinya, saya memandangi dari atas ke bawah tapi yang terutama saya perhatikan adalah kainnya. Saya dalam hati akan memuji, jika kain wiron yang dipakai rapi dan singset serta tidak kedodoran. Pada saat-saat seperti itu kadang alat vital saya jadi tegang.
Dari kebiasaan diatas sayapun kemudian mulai berpikir bagaimana jika saya memakai kain batik asli dan bukan selimut. Kebetulan dirumah ortu saya juga ada beberapa lembar kain batik, sebagian diletakkan  diluar untuk selimutan dan sudah agak lama, sebagian masih lumayan baru dan disimpan didalam lemari. Sayapun kemudian memberanikan diri untuk mengambil secara diam-diam kain batik yang ada diluar. Kemudian saya pakai dan onani. Tapi setelah beberapa kali, saya jadi kurang tertarik. Saya ingin kain yang bisa diwiru, karena menurut pikiran saya akan lebih indah jika ujungnya diwiru. Maka sayapun mulai diam-diam memberanikan diri mengambil kain batik yang masih agak baru yang disimpan dilemari dan saya pakai untuk onani juga. Setelah itu semakin berkembang sayapun ingin memakainya lengkap dengan kebayanya dan memang dirumah ortu juga ada kebaya. Jadi terpenuhilah keinginan saya. Saya melakukan semua ini dengan sembunyi-sembunyi di kamar tidur atau kalau semua orang rumah pergi. Tapi sampai sekarang saya sebetulnya ragu apakah ada saudara-saudara saya yang tahu kalau saya punya kelainan ini.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar