tJeSiLC_vQ4EjbqutLiN10g1b3k

Kamis, 11 Agustus 2011

Kepribadian ganda

Segala sesuatu yang ada di dunia ini, sepertinya oleh sang Penciptanya diciptakan berpasang-pasangan. Untuk mahluk hidup, ada laki-laki ada wanita. Ada hewan jantan ada hewan betina. Untuk musim,  di negara tropis ada musim kemarau ada musim hujan.  Ada gelap ada terang.  Dalam filosofi Cina pun dikenal yin dan yang. Keduanya bersifat saling melengkapi. Jika salah satu ditiadakan, maka akan menimbulkan ketidak seimbangan yang pada gilirannya akan berakibat tidak baik. Sebaliknya jika keduanya berjalan seimbang akan menimbulkan keharmonisan. Laki-laki tanpa wanita ataupun sebaliknya wanita tanpa laki-laki akan hidup kesepian.  Demikian juga hewan jantan tanpa betina dan sebaliknya tidak akan bisa menghasilkan keturunan. Untuk musim , jika yang ada hanya musim kemarau, maka bisa timbul kekeringan. Dan sebaliknya jika hanya ada musim hujan,  maka tanaman-tanaman bisa jadi gagal panen dan rawan banjir. Begitulah keduamya saling melengkapi. Bahkan di dunia seni seperti seni musik, jika dua elemen yang kontras dipersatukan dengan baik, maka akan menimbulkan keharmonisan yang baru. Di Indonesia, kita mengenal Jaduk Ferianto dengan kelompoknya Kua Etnika yang mempersatukan dua elemen :  musik pentatonis dengan musik diatonis menjadi musik yang indah. Begitulah dua hal yang kontras  dapat bersatu dengan indah dan harmonis. Saling membutuhkan dan melengkapi.
Didalam diri seseorang pun sebenarnya ada dualisme yang juga berpasangan.  Setiap orang normal di dunia ini tentu mempunyai kelemahan dan kekuatan didalam dirinya. Kelebihan dan kekurangan. Kebaikan dan keburukan. Juga mempunyai sisi yang lembut dan keras. Itu adalah hal yang wajar-wajar saja. Bahkan untuk setiap orang normal baik ia pria maupun wanita tentulah mempunyai sisi kebalikan di dalam dirinya. Seorang pria yang normal seberapapun kecil porsinya tentu mempunyai sisi feminim dalam dirinya. Demikian juga untuk seorang wanita yang normal seberapapun kecil porsinya dalam dirinya tentu mempunyai sisi maskulin. Itupun hal yang wajar di dunia ini.
Yang tidak wajar adalah jika seseorang pria bukan hanya menyukai wanita. Tapi juga menyukai benda-benda atau hal-hal yang bersifat wanita sedemikian kuatnya sehingga ingin memakai atau melakukannya sekalipun dengan sembunyi-senbunyi ataupun sampai  dengan terang-terangan melakukannya.  Atau yang lebih ekstrim yaitu jika seseorang pria tidak merasa bahagia dilahirkan sebagai seorang pria tapi memilih menjadi wanita hingga bersedia melakukan operasi kelamin. Yang disebut terakhir ini sebetulnya sudah tidak mengarah ke dualisme lagi tapi sudah total ingin menjadi wanita.
Seorang pria yang bukan hanya menyukai wanita tapi juga ingin berdandan seperti wanita sering disebut sebagai crossdresser. Pada seorang crossdresser inilah terdapat dualisme, masih senang sebagai laki-laki dan juga menyukai wanita tapi juga ingin berdandan dan mungkin juga berperilaku sebagai wanita.
Apakah ini ada hubungannya dengan kepribadian ganda, pemecahan kepribadian atau alter ego ? Yaitu  suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ada satu orang yang memiliki pribadi lebih dari satu atau memiliki dua pribadi sekaligus. Kadang si penderita tidak tau bahwa ia memiliki kepribadian ganda, dua pribadi yang ada dalam satu tubuh ini juga tidak saling mengenal dan lebih parah lagi kadang-kadang dua pribadi ini saling bertolak belakang sifatnya. ( Wikipedia ).
Kalau di nalar kelihatannya memang ada hubungan erat antara crossdresser dengan kepribadian ganda. Seorang lelaki yang tidak kesampaian keinginannya untuk mendapatkan wanita idamannya akhirnya bisa jadi berpenampilan dan berperilaku seperti wanita yang diidam-idamkan. Atau seorang lelaki yang patah hati atau disakiti wanita juga bisa menjadi penyebabnya. Atau merasa dirinya kurang menarik sebagai lelaki dan postur tubuh juga kurang mendukung sebagai lelaki. Atau bahkan lantaran hanya sekedar iseng. Keadaan-keadaan inilah yang menyebabkan munculnya kepribadian kedua sebagai sosok wanita, karena pribadi utamanya yang lelaki tidak dapat mengakomodasi keinginan untuk mendapatkan seorang wanita atau menjadi seorang wanita.  Dengan kata lain bisa juga merupakan ekspresi dari pribadi utama yang lelaki.  Dan memang kedua pribadi yaitu yang lelaki dan wanita saling bertolak belakang.
Saya sendiri sebagai seorang crossdresser merasakan hal itu akhir-akhir ini.  Ketika saya melihat foto-foto saya yang berdandan seperti wanita, saya seperti tidak sadar kalau itu adalah saya sendiri. Bahkan saya kadang sampai mengagumi foto-foto itu saperti saya mengagumi orang lain yang berkelamin wanita. Kadang saya sampai terbuai oleh foto-foto itu. Saya jadi jatuh cinta pada pribadi saya yang kedua.  Saya seperti hidup di dua dunia.
Kalau memang ini merupakan kepribadian ganda, bagi saya ini sepertinya tidak menjadi masalah. Malah menyenangkan kelihatannya. Setelah seminggu hidup sebagai pribadi yang laki, maka pada akhir pekan dapat hidup sebagai pribadi yang kedua untuk variasi sekaligus menghilangkan kejenuhan. Kepribadian ganda, rumah pribadi ganda, mobil pribadi ganda,  pesawat pribadi ganda, kapal pribadi ganda. Éh, kok malah jadi plesetan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar