tJeSiLC_vQ4EjbqutLiN10g1b3k

Senin, 14 Oktober 2013

Ketangkap basah

Ini adalah lanjutan kisah Domina dan Sumi. Setelah mereka berdua mengerjai Mini teman mereka. Hubungan Domina dan Mini tetap baik-baik saja. Karena keduanya sama-sama punya hobby atau kelainan mengambil foto model submissive. Sehingga keduanya bagaimanapun juga bisa saling memaklumi, jika keduanya saling menjadikan yang lain sebagai submissive. Walaupun terpaksa, karena keduanya cenderung  bertindak sebagai dominant.

Sementara itu Sumi dengan  diam-diam ternyata mulai tertarik dengan kain kebaya. Ia dengan sembunyi-sembunyi, bahkan  tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya ataupun kakaknya mulai belajar tentang sanggul dan cara memakai kain wiron lewat internet. Ia bahkan dengan sembunyi-sembunyi mempraktekkan apa yang ia tonton di video  dan ia baca di artikel internet ketika sedang tidak ada orang lain dirumah. Semua property seperti kain wiron, kebaya, stagen, sandal jinjit, sanggul yang ia pakai adalah kepunyaan ibunya.

Berulang kali ia melakukan itu dan ia selamat tidak ketahuan oleh siapa pun. Tapi suatu hari ketika ia sedang berdandan dengan kain kebaya lengkap dengan sanggul dan sandal jinjitnya serta masih bergaya berlenggang lenggok di depan kaca, kakaknya mendadak pulang ke rumah dan Sumi kalah cepat untuk menanggalkan semuanya itu. Si kakak berhasil memergokinya masih dalam dandanan lengkap kain kebaya. Domina pun terperangah dan kaget. Begitupun juga dengan Sumi, ia kaget dan mendadak jadi pucat serta ketakutan.

Domina segera memanfaatkan keadaan ini. Katanya, "Éh, ternyata kamu sekarang sudah bisa mencintai busana nasional kita ya". Domina mendekati Sumi dan memandanginya dari atas kepala sampai ke bawah kaki. Jari-jari tangan Domina kemudian memegangi wajah Sumi di dagunya, memalingkannya ke kanan dan kiri. Makeupnya cukup rapi. Kemudian beralih meraba-raba sanggulnya, di palingkannya ke kanan dan ke kiri. Sanggulnya ternyata cukup kencang. Setelah itu kemudian memegang-megang kain wiron Sumi. Ditarik-tariknya kain jarik Sumi ke kanan dan kiri. Terakhir ia memegang wironnya dan sedikit menariknya sehingga agak membuka kemudian melepaskannya kembali. Ternyata jariknya juga cukup singset.  "Cantik, kok. Lumayan rapi untuk seorang pemula. Kain wironnya juga cukup singset. Tapi kok sembunyi-sembunyi gitu makainya. Enggak usah malu-malu dong. Mama sudah tau soal ini belon ?". Sumi tidak bisa menjawab. Hatinya jadi kecut, karena ia tertangkap basah oleh kakaknya.

ketangkapbasah1
Kakaknya kemudian pergi ke ruangan lain, tapi segera kembali lagi dengan membawa tali. Domina berkata lagi, "Ditanya kok diam saja. Dik, mama sudah tau soal ini belon ? Belon tau ya, makanya kamu sampai ngumpet-ngumpet gitu makainya. Itu kain batik mama yang kamu pakai kan disayang banget sama mama. Juga kebayanya". Ia berkata demikian sambil mendekati Sumi dan menuju ke belakangnya.  Ia segera menarik  kedua tangan Sumi ke belakang Sumi sambil berkata, "Dik, kamu ini ternyata nakal juga ya. Ngambil-ngambil barang mama tanpa minta ijin dulu. Kesinikan  tangan kamu,  mau kakak ikat. Biar jadi bukti buat mama. Supaya kamu kapok". Sumi yang sebelumnya sudah pernah mengalami hal serupa yaitu diikat tangannya oleh teman-teman Domina,  tidak berontak. Ia hanya diam  saja dan berkata dengan merajuk, "Ya, diikat lagi. Jangan dong, kak. Tolong lepasin Sumi. Kasihan Sumi. Kakak jangan bilang ini sama mama. Sumi takut kalau mama marah. Sumi mau nurut apa kata  kakak, déh".

Mengetahui kalau diatas angin, maka Domina segera menjawab, "Makanya dik, kita sama-sama diam. Kamu sekarang jadi model lagi saja. Seneng kan kamu ? Bisa pakai kain kebaya sama sanggulan. Kamu cantik banget lho dik. Lekuk tubuh kamu terlihat jelas kalau pakai pakaian kayak gini ", Adiknya menjawab, "Tapi lepasin ikatannya dong, kak. Ini kan bukan pramuka yang lagi main tali temali. Lagi pula kata kakak, Sumi mau dijadiin model". Adiknya mencoba merajuk. Tapi kakaknya menjawab dengan serius sambil memegang dagu Sumi serta mendekatkannya ke wajahnya, "Dengar, dik. Ini model submissive yang kakak maksud. Kamu tahu kan apa itu model submissive. Apa kamu cuma berlagak bodoh". Sumi jadi kéder begitu melihat kakaknya jadi galak.

Melihat adiknya jadi takut, Domina menenangkannya, "Dik, kamu jangan takut kayak gitu. Aku kan kakakmu sendiri. Masak mau macam-macam sama kamu. Sekarang kita janjian dulu, ini  jadi rahasia kita berdua ya dik. Gimana ? Setuju nggak ?". Sumi imengangguk. Domina berkata lagi, "Kita toss dulu".  Sumi menjawab, "Iyyéé, kakak. Kan tangan Sumi kakak ikat ke belakang. Mana bisa Sumi toss sama kakak. Lepasin dulu dong ikatannya, biar Sumi bisa toss sama kakak". Domina segera  menimpali , " Ah, ya tangan kamu kakak ikat di belakang ya. Biar kakak yang muter ke belakang kamu". Domina pun berputar ke belakang Sumi. Kemudian tangan Domina ditepukkan ke tangan Sumi yang terikat.

"Dik, sekarang kamu naik ke ranjang. Istirahat di ranjang yuk. Biar kakak bantu kamu naik ke ranjang". Domina membantu Sumi naik ke ranjang dan membaringkannya dalam posisi tengkurap. Sumi segera tahu kalau ia mau dihogtied. Dan memang betul dugaan Sumi. Domina mulai mengikat kedua kaki Sumi. Setelah selesai, Domina mulai menghubungkan ikatan kaki dan ikatan tangan Sumi dengan tali yang lain. Karena Domina mengikatnya dalam posisi dimana kaki dan tangan demikian dekatnya hingga hampir bersentuhan, maka Sumi pun merasakan terlalu kencang hingga ia berkata, "Kak, jangan kenceng-kenceng dong, kak. Sumi sakit". Tapi Domina tidak menggubrisnya. hingga Sumi mengulangi lagi perkataannya, "Kak, tolong kak dikendorin dikit ikatannya biar Sumi nggak sakit". Kakaknya menjawab, "Dasar anak manja, sedikit-sedikit bilang sakit. Kalau rewel terus, nanti kakak laporkan ke mama",  Sumi menjawab, "Kak, tolong jangan beritahu mama. Tapi ini Sumi sakit, ikatan kakak kekencangan soalnya".

Tiba-tiba terdengar suara mobil masuk ke halaman, mereka segera mengetahui kalau ibu mereka datang. Domina segera cepat-cepat membuka ikatan Sumi. Mengetahui kalau ikatannya cukup rumit, maka ia mencari gunting atau pisau. Sayangnya ia tidak menemukannya. Untungnya ikatan hogtiednya sudah lepas sama sekali, cuma tinggal ikatan tangan dan kaki. Akhirnya sang ibu memergoki mereka berdua. Domina sedang memegang ikatan kaki Sumi untuk melepaskannya. Sementara Sumi masih terbaring di atas ranjang dalam posisi tengkurap dan terikat tangan dan kakinya.

ketangkapbasah2
Si ibu menjadi marah, "Domina, kamu apakan adikmu ? Buka ikatan tangan dan kakinya !" Domina segera mempercepat membuka ikatan tangan dan kaki Sumi. Ibu mereka berkata lagi, "Sumi, kamu pakai kain batik sama kebaya mama ya. Enggak apa-apa kok.  Domina biarkan saja adikmu pakai kain batik sama kebaya mama, asalkan kamu makainya hati-hati. Jangan sampai kotor apalagi robek. Sumi, kamu memakai semuanya itu sendiri ?" Sumi mengangguk. Hatinya lega, karena ibunya tidak marah. Si ibu berkata lagi, "Domina, apa kamu juga pingin pakai kain kebaya kayak adikmu ?" Domina menggeleng dan segera keluar dari kamar.

Setelah Sumi turun dari ranjang dan berdiri di hadapan ibunya, ibunya memeriksa anaknya itu dari atas kepala sampai ke bawah kaki mirip  seperti yang dilakukan sebelumnya oleh kakaknya. Ia memeriksa makeup, sanggul dan kemudian turun kebawah ke kain wironnya serta merapikan kebaya dan kain wiron Sumi. Akhirnya si ibu berkata, "Sumi, kamu sudah pandai berdandan dan memakai kain wiron sekarang. Apa kamu ikut kursus ?". Sumi menggeleng. Ibunya berkata lagi, "Sumi, jangan dilepas dulu sanggul sama kain kebayamu. Kebetulan, nak. Sekarang ibu kedatangan tamu. Mereka mau belajar rias tradisional, Kamu mau kan ibu jadikan modelnya ?".

Ibu dan anak itupun berjalan berdampingan menuju ruang tamu. Karena Sumi masih kesulitan berjalan dengan memakai kain wiron dan sandal jinjit, maka ibunya membimbing dan menuntun tangannya. Ternyata begitu sampai di ruang tamu yang luas, disebelah yang lain Domina juga kedatangan teman-temannya. Celakanya, teman-teman yang datang ke rumah itu adalah teman-teman kelompoknya Domina yang hobby memotret model submissive. Begitu Sumi melihat teman-teman Domina dan  tahu sebagian dari mereka adalah mereka yang memotret dia waktu jadi model submissive, maka Sumi pun jadi was-was dan hatinya berdebar-debar. Dalam hatinya ia hanya bisa berharap semoga teman-teman Domina pergi lebih dulu bersama kakaknya daripada teman-teman ibunya dan ibunya tidak pergi lagi sebelum Domina serta teman-temannya pergi ke luar rumah. Supaya dengan demikian Domina dan teman-temannya tidak punya kesempatan untuk menjadikan dan memaksa Sumi menjadi model submissive lagi.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar