tJeSiLC_vQ4EjbqutLiN10g1b3k

Jumat, 23 November 2012

Posisi-posisi basah

Dalam bidang karir, pekerjaan atau jabatan dikenal istilah tersebut. Itu adalah posisi-posisi yang menguntungkan dari segi financial. Tak heran bila poisisi inilah yang paling diidam-idamkan oleh semua orang yang normal dan bahkan banyak orang yang rela mengorbankan sesuatu demi mendapatkan posisi tersebut. Tidak itu saja, beberapa orang malah tega menghalalkan segala cara demi mendapatkan posisi tersbut.

Ketika sedang ngadi salira ngadi busono  dengan pakaian kain kebaya pun aku juga mempunyai posisi-posisi basah yang betul-betul bisa membuat si adik basah. Walaupun sesudah ku lakukan berulang kali sampai tak terhitung, akhirnya bisa juga bosan. Dan setelah tercapai keadaan bosan itu biasanya aku mencari variasi posisi yang lain yang baru dan belum pernah kulakukan.

Posisi-posisi basah itu adalah :
  1. Posisi duduk di kursi dengan kaki yang rapat. Ini adalah salah satu posisi yang paling basic dan sudah lama kutemukan. Kaki kursi harus cukup tingginya hingga membuat kaki kita tidak harus menekuk miring. Tapi jika tinggi kursi agak rendah dapat diakali dengan cara menyelonjorkan kaki kita. Dengan posisi ini, maka si adik akan terjepit diantara 2 paha kita. Akan lebih baik lagi jika si adik bisa terbaring diatas  2 paha kita dan tertekan oleh kain wiron yang kita pakai dengan ketat. Variasi lain dari posisi ini adalah duduk di sadel sepeda motor dengan posisi kaki menggantung atau diletakkan di footstep. Kedua tangan kita bisa memegang dan menekan-nekan kain wiron kita seperti layaknya wanita yang memakai kain kebaya jika duduk dengan santun. Tapi sebetulnya dengan keadaan ini kedua tangan kita memberi stimulus rangsangan kepada adik kita.
  2. Posisi duduk bersimpuh seperti sinden. Posisi ini relatif sama dengan posisi duduk di kursi. Kedua tangan kita juga memegang tengah kain wiron kita. Apabila keadaan ini masih kurang optimal, maka bisa diganjal dengan bantal atau guling persis seperti layaknya seorang sinden. Tapi ada kelebihannya yaitu bila si adik meronta-ronta, maka kita bisa mengangkat tubuh kita naik ke atas sebatas lutut. Sementara lutut kebawah masih tetap dalam keadaan bersimpuh. Dalam keadaan ini dengan kedua tangan ngapurancang atau memegang pantat kita akan menambah rangsangan untuk si adik hingga bisa semakin meronta-ronta. Keadaan ini bisa jadi akan semakin ekstrim bila badan kita gerakkan maju ke depan dan turun menyentuh dasar lantai tempat kita bersimpuh seperti gerakan  menyembah.
  3. Berjalan pelan-pelan ketika si adik meronta-ronta sambil ngapurancang dan sesekali membungkuk ke depan seperti memberi hormat.
  4. Tidur tengkurap dan kemudian badan kita angkat seperti gerakan push up. Karena pada keadaan tengkurap si adik terjepit di antara lantai atau ranjang dan paha kita. Atau sebaliknya  tidur tengkurap dan kemudian kaki mulai lutut ke bawah kita gerakkan keatas.
  5. Selonjor dengan kedua kaki yang merapat. Jika masih kurang optimal, paha bisa diganjal dengan bantal atau guling. Posisi ini hampir sama dengan bersimpuh. Kedua tangan kita juga bisa ditaruh diatas paha kita untuk menstimulus si adik. Tapi kita tidak bisa bangkit jika si adik meronta-ronta, paling hanya bisa beranjak sedikit untuk memberi tambahan rangsangan.
  6. Mandi dengan kain dan kebaya yang masih melekat di tubuh. Posisi waktu mandi adalah duduk di closet dan tubuh diguyur dengan air dari gayung. Begitu basah kuyup cobalah berjalan.
Demikianlah beberapa posisi basah yang sudah pernah ku coba berulang-ulang hingga bosan. Sedangkan yang belum ku coba adalah naik tangga dengan catatan kain wiron yang kita pakai harus betul-betul masih rapi, singset dan menyempit ke bawah. Dulu pernah satu kali ku coba, tapi sudah lama sekali dan waktu itu kainnya juga belum bisa serapi dan sesingset sekarang serta masih belum pakai stagen dan sandal jinjit. Hasilnya begitu sampai diatas kainnya kedodoran dan hampir lepas.

Mungkin anda mempunyai posisi-posisi basah versi anda sendiri yang berbeda dengan versi yang saya punya. Bahkan mungkin lebih dahsyat dan cetar membahana daripada versi saya. Dan anda ingin berbagi dengan saya atau pembaca-pembaca yang lain. Silahkan tinggalkan di kotak komentar di bawah ini. Terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar