tJeSiLC_vQ4EjbqutLiN10g1b3k

Rabu, 11 September 2013

Pahlawan tanpa nama ( Hero without a name )


Melihat video animasi diatas, kita tidak tahu apakah yang tergantung dan terikat itu adalah si baik atau si jahat. Kita juga tidak tahu apakah penembak menembakkan pelurunya ke tali atau ke tubuh yang tergantung.

Kita mungkin akan bersimpati jika yang tergantung dan terikat adalah si baik dan bukan si jahat. Istilah lainnya adalah pahlawan. Sekalipun tidak dikenal. Dan memang Indonesia mempunyai beberapa pahlawan wanita. Kalau Perancis mempunyai Joan of Arc yang mati dibakar, maka Indonesia juga punya pahlawan-pahlawan wanita seperti Cut Nyak Din, Kartini dan Dewi Sartika. Dari yang secara fisik mengangkat senjata melawan penjajah sampai yang lebih mengutamakan pendidikan dan persamaan derajat.

Hasilnya seperti  sekarang ini sebagaimana sudah kita ketahui bersama. Indonesia memang sudah merdeka dari penjajahan dan wanita memang sudah mempunyai kedudukan yang sama dengan pria.

Itu yang terlihat  secara umum, di Indonesia wanita  sudah mempunyai kedudukan yang sama dengan pria.  Tapi kasus-kasus Kekerasan  Dalam Rumah Tangga masih saja terjadi. Dan itu umumnya menimpa pihak wanita dan anak-anak. Belum lagi wanita yang memang punya kelainan sexual dan cenderung menyukai kekerasan dalam menjalin percintaan. Nah, apakah mereka juga layak disebut sebagai pahlawan-pahlawan tanpa nama ?

English
Watch animation video above, we do not know whether the person who hanged and bound it is the good or the evil one. We also do not know whether the shooter fired a bullet to the rope or into the body who hanged.

We may be sympathetic if the person who hanged  and bound is the good and not the evil. Other term is hero. Although it is not known. And indeed Indonesia has  heroines. If France have Joan of Arc who was burned to death, then Indonesia also have female heroines such as Cut Nyak Din, Kartini and Dewi Sartika. Of the physically take up arms against the invaders until  more concentrated on education and equality.

The result is like  now, as we all know. Indonesia is already free from colonialism and women already have equal footing with men.

It is that  seen  in general, women in Indonesia already has an equal footing with men. But cases of domestic violence still happened. And  generally afflict the women and children. Not to mention the women who did have a sexual disorder and tend to like violence  in making romance braid. Well, if they are also worth mentioning as heroes without a name?


Which one do you prefer if you’re in the position of the picture above ? The dominant in mini dress or the submissive in Javanese traditional costume ?

Tidak ada komentar :

Posting Komentar